9 (Sembilan)
UNSUR ROH YANG TERDAPAT DALAM DIRI MANUSIA
JANGAN MENYANGKA JIKA DIRI MANUSIA HANYA BERUNSUR SATU JENIS ROH
SAJA
-MENGENAL HAKEKAT DIRI MANUSIA DAN SIFATNYA
-MENGAPA MANUSIA DISEBUT TUHAN SEBAGAI MAKHLUK YANG PALING SEMPURNA?
-MENGAPA MANUSIA DICIPTAKAN DARI BAHAN TANAH?
-MENGAPA MANUSIA DISEBUT TUHAN SEBAGAI MAKHLUK YANG PALING SEMPURNA?
-MENGAPA MANUSIA DICIPTAKAN DARI BAHAN TANAH?
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Salam sejahtera sahabat,semoga kita semua selalu dalam kebaikan
dan selalu dalam limpahan kasih sayang-Nya.
*Sebuah rahasia dahsyat tentang Roh yang selama ini
sulit dianalogikan,namun kini berhasil terungkap secara ringkas*
MOHON DIBACA SECARA PERLAHAN UNTUK KEPADATAN PEMAHAMAN,Ambil
manfaatnya,dan sangat mengharap saran dan kritik untuk menyempurnakan
sedikit hal-hal yang masih belum tepat.
Pendahuluan.
Dari seluruh karya tulis yang
saya hadirkan buat para sahabat selama ini,maka mengintisarikan tulisan yang
berkaitan dengan keberadaan “ROH” yang tengah anda baca saat ini sungguh
merupakan sebuah pekerjaan menyusun tulisan yang terberat dan ter-rumit
dibanding dengan tulisan-tulisan yang saya persembahkan sebelumnya,Sedangkan
telah jelas didalam Al-Qur’an,Allah Ta’ala menyatakan,bila ilmu tentang
keberadaan ROH ini yang dapat diungkap pengetahuannya kepada para
hamba-Nya,hanyalah sedikit saja.
“Dan mereka
bertanya padamu tentang al-ruh. Katakan, ‘al-ruh itu urusan Tuhanku. Dan
tidaklah kamu diberi al-i’lm kecuali sedikit.’ (QS. 17:85).
Namun demikian
semoga pengetahuan tentang “ROH” yang sedikit ini cukuplah menjadikan kita
mampu memetik hikmahnya dan menjadikannya sebagai wahana menuju kesadaran penuh
memahami akan tanda-tanda Kebesaran dan Kekuasaan-Nya.Maka dengan
dilandasi niat hati yang tulus memohon hidayah serta petunjuk kepada Allah
Ta’ala semata dan kemudian menggali lebih banyak hikmah lagi dari buah karya
tulisan para ulama alim,dan menyusunnya dengan seksama,maka tulisan ini
berhasil saya intisarikan dalam metode bahasa yang mengarah pada pendekatan
yang rasional serta mudah untuk dipahami oleh kita yang awam ini.Amin.
KENALI UNSUR ROH UTAMA DALAM DIRI
MANUSIA YANG MENJADIKAN KEBERADAANNYA ADA :
Aku,engkau,kalian atau kita manusia,dikatakan ada atau exist keberadaannya jika memenuhi unsur-unsur zat kehidupan yang terpadu di dalam diri.Maka,ternyata unsur yang terdapat dalam diri manusia itu tidak hanya terdiri dari satu jenis ROH saja dengan Jasad.Tetapi ternyata manusia memlilki berbagai unsur Roh.
Aku,engkau,kalian atau kita manusia,dikatakan ada atau exist keberadaannya jika memenuhi unsur-unsur zat kehidupan yang terpadu di dalam diri.Maka,ternyata unsur yang terdapat dalam diri manusia itu tidak hanya terdiri dari satu jenis ROH saja dengan Jasad.Tetapi ternyata manusia memlilki berbagai unsur Roh.
PENJABARAN
TENTANG RUH (ROH) :
Dalam bahasa Arab Kata ruh
berasal dari bahasa Al-Qur’an “Al-Ruh” dengan akar kata “RA-WAU-HA”
(R-W-H),yang bermakna pancaran zat kehidupan yang menggerakkan suatu makhluk
ciptaan-Nya menjadi hidup, yang berasal dari zat Kemaha Hidup-Nya,
(Al-Hayyi),Rabb,Tuhan semesta alam, atau dalam perbendaharaan bahasa Indonesia
kata “RUH” hanya dapat diterjemahkan dengan “ROH”,atau yang dikenal dengan
sebutan “NYAWA”
Ini satu-satunya karakter bahasa
yang tidak dimiliki oleh tata bahasa manapun di dunia, kata Al-Ruh berasal dari
kalimat Al-Qur’an,yang kemudian hanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dengan terjemahan,“ROH”,dalam bahasa Ibrani adalah “RU’ACH”, dalam
bahasa Yunani diterjemahkan sebagai “Pneu’ma”,dan dalam bahasa Inggris
diterjemahkan sebagai “SPIRIT”,
Maka terjemahan secara umum bahwa roh adalah :
“Daya /pancaran kehidupan yang tidak kelihatan,yang memberikan
kehidupan kepada semua makhluk hidup”.
Dalam versi Al-Kitab Nasrani,Ruh adalah daya kehidupan yang akan kembali ke asalnya, yaitu Allah.(Ayub 34:14, 15; Mazmur 36:9),
Dalam versi Al-Kitab Nasrani,Ruh adalah daya kehidupan yang akan kembali ke asalnya, yaitu Allah.(Ayub 34:14, 15; Mazmur 36:9),
Maka dalam Al-Qur’an diberitakan bahwa seluruh unsur jati diri
manusia pada akhirnya bakal kembali kepada Tuhannya.
“Wahai jiwa
yang tenang, kembalilah pada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai. Maka masuklah
ke dalam golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah ke sorga-Ku.” (QS. 89.Al-Fajr:27-30).
Kemudian dalam bahasa sehari-hari kita,juga mengenal adanya
sebutan, “Jiwa,sukma,Ruh kudus”, Roh Jahat,roh gentayangan,dll.Apakah semua
itu?
Maka,tiap manusia itu memiliki 4
elemen / unsur utama zat kehidupan yang “menempel” atau berpadu di dalam
dirinya,bahkan beberapa ulama meyakini bahwa 4 elemen ruh itu sebagai tergolong
“makhluk” yang ditiupkan (dijadikan unsur) oleh Allah SWT,pada diri manusia
tersebut ketika tercipta atau terlahir,sedangkan pada nafs-nafs lain yang
terdapat dalam diri manusia,maka disebut sebagai unsur yang “dibekalkan”,karena
merupakan jenis sifat :
BERIKUT
BERBAGAI UNSUR DAN JENIS-JENIS ROH UTAMA YANG BERSEMAYAM DALAM DIRI MANUSIA :
Unsur manusia terdiri dari :
Unsur manusia terdiri dari :
1. AR-RUH
AL-IDHOFI atau RUH
AL-HAYAT / RUH SEGALA SUMBER KEHIDUPAN (bentuk halus/gaib/tidak kasat mata)
2. AL-JASAD / FISIK (Ruh bentuk MATERI / BENDA yang dipengaruhi oleh ruang dan waktu)
3.AR-RUH AL-‘AQL atau ruh intelektual manusia (bentuk halus/gaib/tidak kasat mata)
4.AR-RUH AN-NAFSIY (Ruh kepribadian/Ego) atau Ruh angan/kesadaran (bentuk halus/gaib/tidak kasat mata),
2. AL-JASAD / FISIK (Ruh bentuk MATERI / BENDA yang dipengaruhi oleh ruang dan waktu)
3.AR-RUH AL-‘AQL atau ruh intelektual manusia (bentuk halus/gaib/tidak kasat mata)
4.AR-RUH AN-NAFSIY (Ruh kepribadian/Ego) atau Ruh angan/kesadaran (bentuk halus/gaib/tidak kasat mata),
“Maka mereka
telah kembali kepada kesadaran dan lalu berkata: “Sesungguhnya kamu sekalian
adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri)”, (QS.21. Al Anbiyaa':64)
I.AR-RUH
AL-IDHOFI :
-Ruh Al-Idhafi atau Ruh Al-Hayat
atau bahasa kita menyebutnya “Nyawa” :
“Kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan
bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur”.
(QS.32. As Sajdah:9)
(QS.32. As Sajdah:9)
-Adalah roh
utama manusia,karena roh inilah maka manusia dapat hidup. Bila roh tersebut
keluar dari raga, maka manusia yang bersangkutan akan mati jasadnya. Roh ini
sering disebut “NYAWA”.
-Roh Al-Idhofi merupakan sumber kehidupan dan keberadaan adanya manusia,Dan roh Al-Idhofi ini mempengaruhi roh-roh lainnya.Maka ketika manusia masih dalam keadaan belum mengalami kematian namun salah satu jenis roh yang lain keluar dari raga, maka roh Al-Idhofi ini tetap akan tinggal didalam jasad,sehingga manusia tetap hidup/bernyawa.
-Bagi hamba Tuhan yang telah sampai pada tingkat kedekatan Irodat Ilahi atau telah mencapai maqam “MAKRIFAT,maka dapat mengenali roh nya sendiri ini dengan penglihatan kebatinannya(Al-Bashirah). Ia berujud mirip diri sendiri, baik rupa maupun suara serta segala sesuatunya. Bagai berdiri di depan cermin. Meskipun roh-roh yang lain juga demikian, tetapi kita dapat membedakannya dengan roh yang satu ini.Alamnya Ruh Al-Idhofi berupa nur terang benderang dan rasanya sejuk tenteram (bukan dingin).Inilah Ruh yg dikatakan akan kembali kepada Tuhannya saat manusia mati atau dicabut nyawanya.
-Roh Al-Idhofi merupakan sumber kehidupan dan keberadaan adanya manusia,Dan roh Al-Idhofi ini mempengaruhi roh-roh lainnya.Maka ketika manusia masih dalam keadaan belum mengalami kematian namun salah satu jenis roh yang lain keluar dari raga, maka roh Al-Idhofi ini tetap akan tinggal didalam jasad,sehingga manusia tetap hidup/bernyawa.
-Bagi hamba Tuhan yang telah sampai pada tingkat kedekatan Irodat Ilahi atau telah mencapai maqam “MAKRIFAT,maka dapat mengenali roh nya sendiri ini dengan penglihatan kebatinannya(Al-Bashirah). Ia berujud mirip diri sendiri, baik rupa maupun suara serta segala sesuatunya. Bagai berdiri di depan cermin. Meskipun roh-roh yang lain juga demikian, tetapi kita dapat membedakannya dengan roh yang satu ini.Alamnya Ruh Al-Idhofi berupa nur terang benderang dan rasanya sejuk tenteram (bukan dingin).Inilah Ruh yg dikatakan akan kembali kepada Tuhannya saat manusia mati atau dicabut nyawanya.
(Menurut Syeikh Naem As-Saufi dalam kitab Mengenal Ruh : Bermula
dari Ruh Idhafi itu maka daripadanya asalnya Jawahir(perwujudan). Ada pun Ruh
Idhafi itu ialah Nuktah. Yang mengadakan Nuktah itu Zat Allah yang Maha
Suci,Maka Roh Idafi itulah izin Allah(tiupan sebagian Ruh Al-Quds-Nya) didalam
diri kita. Maka Ruh Idhafi itulah dinamakan Ujud Idhafi. Maka Ruh Idhafi itulah
dinamakan Nyawa Muhammad, Nyawa Adam, Nyawa orang-orang Mukmin dan Nyawa kepada
Ruhani. Maka kenyataan Ruh Idhafi itulah bersumber dari Ruhul Quddus. Maka
kenyataan Ruhul Quddus itu ialah Ruhani. Kenyataan Ruhani itu ialah Nafas kita.
Maka ada pun Ruh Idhafi itu didalam diri. Maka Hakeqat itu diri, dan diri itu
didalam Idhafi).
Ruh Al-Idhofi ini terdiri dari :
1. Roh Al-Qudus (Roh Kudus /Roh
Suci) dan Roh Al-Hayat (Nyawa):
-Roh Al-Qudus adalah merupakan manisfestasi difusi Ruh suci yang bersumber dari Ruh-Nya yang Maha Al-Hayyu Al-Qayyum,yang ditiupkan langsung oleh Tuhan kepada makhluk-Nya yang tertentu,yang adalah dikhususkan untuk makhluk pilihan-Nya.
-Roh Al-Qudus adalah merupakan manisfestasi difusi Ruh suci yang bersumber dari Ruh-Nya yang Maha Al-Hayyu Al-Qayyum,yang ditiupkan langsung oleh Tuhan kepada makhluk-Nya yang tertentu,yang adalah dikhususkan untuk makhluk pilihan-Nya.
-Sedangkan Roh Al-Hayat yang
sering disebut “NYAWA” ini,adalah roh nyawa kehidupan yang bersumber
(baca:bagian) dari Roh Kudus-Nya tersebut yang “ditiupkan” kepada seluruh
makhluk ciptaan Allah baik Malaikat,Jin,Manusia umum yang lahir/tercipta dan
merasakan hidup baik di alam dunia maupun alam ghaib lainnya (termasuk tumbuhan
dan hewan).
Maka perbedaan
Roh Qudus dengan Roh Al-Hayat adalah bahwa :
-Roh Qudus tidak ditiupkan kepada makhluk/manusia umum tapi
hanya ditiupkan Roh Al-Hayat,sedangkan yang ditiupkan langsung Roh Qudus-Nya
ini diantaranya adalah :
HAMBA-HAMBA TUHAN YANG DITIUPKAN DENGAN RUH AL-QUDUS :
a.Jibril (Malaikat),
“Katakanlah: “Ruhul
Qudud,(Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk
meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta
kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).”(QS. 16. An
Nahl:102)
b.Adam,yaitu pada penciptaan langsung dahulu,
b.Adam,yaitu pada penciptaan langsung dahulu,
“Maka apabila telah Kusempurnakan
kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya Ruh -Ku; maka hendaklah kamu tersungkur
dengan bersujud kepadanya.”
(QS.38. Shaad:72)
(QS.38. Shaad:72)
c.Nabi Isa,yaitu tatkala
Ibundanya tanpa suami namun dapat mengandung dan melahirkan Nabi Isa AS:
“(Ingatlah), ketika Allah
mengatakan: “Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu
di waktu Aku menguatkan kamu dengan Ruhul Qudus…..”.(QS. 5. Al Maa’idah:110),
Ayat senada silahkan renungi : (QS.Al-Baqarah :87 dan 253)
Ayat senada silahkan renungi : (QS.Al-Baqarah :87 dan 253)
d.Nabi Muhammad
SAW.yang disebut Ruh Al-Amin,adalah esensi dari Nur Muhammad yg
merupakan cikal bakal penciptaan segala sesuatu kehidupan makhluk-Nya,maka
justru Roh Qudus yang paling tertinggi derajatnya justru yang ditiupkan pada
jiwa Muhammad SAW.
Dari sabda Rasulullah Saw :
Dari sabda Rasulullah Saw :
(Aku dari Allah
dan sekalian mukmin dariku.)
-Firman Allah Swt. dalam hadis
qudsiy:
“Innallaaha khalaqa ruuhi nabiyyika shalallaahu `alaihi wasallam min dzaatihi”
(Sesungguh-Nya Allah menciptakan ruh/Nur Muhammad Saw. itu dari Zat-Nya/Nurillah.)
“Innallaaha khalaqa ruuhi nabiyyika shalallaahu `alaihi wasallam min dzaatihi”
(Sesungguh-Nya Allah menciptakan ruh/Nur Muhammad Saw. itu dari Zat-Nya/Nurillah.)
Selengkapnya
silahkan renungi dalam-dalam riwayat Nur Muhammad ini pada link berikut :
-https://kelanadelapanpenjuruangin.wordpress.com/2013/07/12/the-effulgence-of-mohammed-nur-muhammad/
(Jadi tiupan ruh Al-Qudus tidak hanya disematkan/ditiupkan pada
Isa anak maria saja tapi juga pada Jibril,Adam dan Muhammad SAW).
2.Roh Rabani ,
-Adalah Ruh Jiwa yang selalu
menangisi diri teringat akan Tuhannya,yang selalu meratap memanggil-manggil
Rabb nya.
“Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (nafsy dirinya sendiri)”.(QS.75. Al Qiyaamah:2)
“Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (nafsy dirinya sendiri)”.(QS.75. Al Qiyaamah:2)
(Bila kita berhasil menguasainya maka kita tak mempunyai
kehendak apa-apa. Hatipun terasa tenteram).
3. Roh Nurani :
-Roh ini dibawah pengaruh roh-roh Al-Idhofi. Roh Nurani ini
mempunyai pembawa sifat terang. Karena adanya roh ini menjadikan manusia yang
bersangkutan jadi terang hatinya. Kalau Roh Nurani meninggalkan tubuh maka
orang tersebut hatinya menjaid gelap dan gelap pikirannya.
-Roh Nurani ini hanya menguasai nafsu Mutmainah saja. Maka bila manusia ditunggui Roh Nurani maka nafsu Mutmainahnya akan menonjol, mengalahkan nafsu-nafsu lainnya.
Hati orang itu jadi tenteram, perilakunyapun baik dan terpuji. Air mukanya bercahaya, tidak banyak bicara, tidak ragu-ragu dalam menghadapi segala sesuatu, tidak protes bila ditimpa kesusahan.Senyum tangis suka duka,bahagia maupun menderita dipandang sama.
-Roh Nurani ini hanya menguasai nafsu Mutmainah saja. Maka bila manusia ditunggui Roh Nurani maka nafsu Mutmainahnya akan menonjol, mengalahkan nafsu-nafsu lainnya.
Hati orang itu jadi tenteram, perilakunyapun baik dan terpuji. Air mukanya bercahaya, tidak banyak bicara, tidak ragu-ragu dalam menghadapi segala sesuatu, tidak protes bila ditimpa kesusahan.Senyum tangis suka duka,bahagia maupun menderita dipandang sama.
4. Roh Rahmani (Roh Cinta Kasih):
-Roh dibawah kekuasaan Roh
Al-Idhofi pula. Roh ini juga disebut Roh Pemurah,yang merupakan manifestasi
dari Zat-Nya yang Ar-Rahman dan Ar-Rahim.Roh ini
mempengaruhi manusia bersifat sosial,dan berkasih sayang(roh cinta).
Oleh karena adanya unsur Roh cinta inilah maka manusia dapat
saling merasakan timbulnya rasa cinta dan sayang,yaitu pada suami
sitri,sahabat,keluarga dan antar sesama orang-orang yang bernurani.
“Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.(QS.30. Ar Ruum:21)
Darimana datang ruh cinta ini?
Maka ayat berikut yang mengisahkan riwayat Nabi Musa dengan Fir’aun adalah menyiratkan asal datangnya ruh cinta ini.
Maka ayat berikut yang mengisahkan riwayat Nabi Musa dengan Fir’aun adalah menyiratkan asal datangnya ruh cinta ini.
“…..Dan Aku
telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku, …”(QS.20. Thaahaa:39)
Jelas sekali bahwa manusia terdapat unsur Ruh Cinta yang berasal
dari Dzat Ar-Rahman Ar-Rahim-Nya.
II.AL-JASAD :
Terdiri dari :
1. Jasmani / Jasad / Tubuh /daging :
Bahwa salah satu elemen manusia itu adalah Jasad/jasmani yang
terdiri dari “cangkang” atau prototype tulang yang diselubungi daging beserta
seluruh komponen system metabolismenya,yang asal usulnya berasal dari tanah.
“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah,…….’. “(QS.40.Al Mu’min:67)
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإِنسَانَ مِن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari Lumpur hitam yang diberi bentuk”. (QS.15.Al-Hijr:26)
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإِنسَانَ مِن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari Lumpur hitam yang diberi bentuk”. (QS.15.Al-Hijr:26)
-Maka seluruh aktifitas dan
mekanisme perkembangan tubuh manusia ini tetap di bawah kekuasaan Roh
Al-Idhofi. yang menguasai seluruh peredaran darah dan urat syaraf serta memberi
energi listrik pada pergerakan/kerja paru-paru dan jantung.
-Karena adanya roh yang menguasai
jasad/jasmani ini maka manusia dapat merasakan adanya rasa sakit, lesu, lelah,
segar dan lain-lainnya. Bila Roh Al-Idhofi yang menguasai badan ini keluar dari
raganya, maka ditusuk jarumpun tubuh tidak terasa sakit atau tubuh dalam
keadaan mati rasa.
-Roh jasmani ini menguasai nafsu amarah dan nafsu hewani. Nafsu hewani ini memiliki sifat dan kegemaran seperti binatang, misalnya: malas, suka setubuh, serakah, mau menang sendiri dan lain sebagainya.
-Roh jasmani ini menguasai nafsu amarah dan nafsu hewani. Nafsu hewani ini memiliki sifat dan kegemaran seperti binatang, misalnya: malas, suka setubuh, serakah, mau menang sendiri dan lain sebagainya.
2. Al-Nabati
An-Nafsiy (Gen , Cikal Bakal) .
Unsur Al-Nabati dalam diri manusia jika menurut bahasa ilmiahnya
adalah Gen atau DNA,seperti yang disiratkan dalam ayat-Nya :
“Kami akan
memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah
bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu
adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas
segala sesuatu?”
(QS.41. Fushshilat:53)
(QS.41. Fushshilat:53)
Pada kalimat “Sanurihim ayatina…” yg bermakna “Tuhan
menghadirkan tanda-tanda…”,kemudian sambungannya,”Fi Anfusihim…” yang bermakna
,”Sesuatu unsur inti yang tanda-tandanya terdapat dalam diri manusia…”,maka
pesan penjabarannya dari ayat tersebut adalah :
“Bahwa didalam unsur manusia
terdapat suatu “tanda-tanda” inti zat manusia (lebih kecil dari atom),yang tak
akan hilang yang dengan inti itu maka sesuatu yang diam,yang mati dapat
tumbuh/dihidupkan kembali,yang semua itu sebagai memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya”.
Dengan apa zat itu dapat diperlihatkan?maka tentu dengan ilmu pengetahuan.Dan jelas sekali ilmu pengetahuan modern telah menemukan adanya unsur Gen,ya DNA itulah yang dimaksud dalam Al-Qur’an.
Dengan apa zat itu dapat diperlihatkan?maka tentu dengan ilmu pengetahuan.Dan jelas sekali ilmu pengetahuan modern telah menemukan adanya unsur Gen,ya DNA itulah yang dimaksud dalam Al-Qur’an.
-DNA, kepanjangan dari Deoxyribo Nucleic Acid, merupakan asam
nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika. DNA inilah yang
menentukan jenis rambut, warna kulit dan sifat-sifat khusus dari manusia. DNA
umumnya terletak di dalam inti sel.
Secara garis besar, peran DNA di
dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetic, artinya DNA menyimpan cetak
biru bagi segala aktivitas sel. Ia mengandung perintah-perintah yang
memberitahu sel bagaimana harus bertindak. Ia juga menentukan bagaimana sifat
organisme diturunkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya.
Selebihnya silahkan kunjungi link tentang DNA :
– http://kesehatan707.blogspot.com/2012/05/apa-itu-dna.html
-http://www.arrahmah.com/news/2013/02/17/subhanallah-ayat-suci-dalam-kromosom-manusia.html
Selebihnya silahkan kunjungi link tentang DNA :
– http://kesehatan707.blogspot.com/2012/05/apa-itu-dna.html
-http://www.arrahmah.com/news/2013/02/17/subhanallah-ayat-suci-dalam-kromosom-manusia.html
Ketika manusia mati,adalah terjadinya suatu peristiwa dimana
terjadi pelepasan unsur-unsur atas satu kesatuan pada diri manusia,yakni
terpisahnya roh-roh kehidupan seperti yang dijelaskan diatas dengan
jasad/badannya,maka yang terjadi pada jasad/fisik adalah kembali melebur
menjadi tanah yang memang asal usul bahannya dari sana.
“Kemudian Dia
mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari
kiamat) dengan sebenar-benarnya”.
(QS. 71. Nuh:18)
(QS. 71. Nuh:18)
Namun ada satu unsur yang tak akan hilang pada diri manusia
ketika lainnya melebur menjadi tanah,yaitu unsur An-Nafsiy atau Gen/DNA.
“Dari bumi
(tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami aka mengembalikan kamu
dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain”.(QS. 20.
Thaahaa:55)
“Tidaklah Allah
menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah
seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat”.(QS.31. Luqman:28)
-Maka hakekat manusia mengapa
berasal dari tanah ini yang ternyata adalah bahwa ada keterkaitan sejarah
riwayat masa lalu ketika Tuhan menciptakan Makhluk dari bangsa Jin yang bukan
berasal dari tanah namun menjadi khalifah dimuka bumi yang kemudian malah
membuat kerusakan tanah/bumi sehingga bumi menangis bahwa zatnya hanya dikotori
oleh bangsa Jin dahulu.
Maka kemudian Tuhan menjanjikan pada tanah ketika mencipta manusia bahwa nanti akan dikembalikan lagi dan bahkan mendapat kemuliaan tinggal disyorga sebagai penghargaan pada unsur tanah.Hingga bahkan tanah/bumi menjadi bangga karena telah dihadirkannya manusia mulia yang juga dibangga-banggakan oleh penduduk langit termasuk Malaikat dan Bouraq.
Siapa manusia mulia itu,Beliau adalah Muhammad SAW yang hadir memuliakan bumi pertiwi.
Lihat selengkapnya pada riwayat “MAKHLUK-MAKHLUK SEBELUM MANUSIA”,pada link berikut :
Maka kemudian Tuhan menjanjikan pada tanah ketika mencipta manusia bahwa nanti akan dikembalikan lagi dan bahkan mendapat kemuliaan tinggal disyorga sebagai penghargaan pada unsur tanah.Hingga bahkan tanah/bumi menjadi bangga karena telah dihadirkannya manusia mulia yang juga dibangga-banggakan oleh penduduk langit termasuk Malaikat dan Bouraq.
Siapa manusia mulia itu,Beliau adalah Muhammad SAW yang hadir memuliakan bumi pertiwi.
Lihat selengkapnya pada riwayat “MAKHLUK-MAKHLUK SEBELUM MANUSIA”,pada link berikut :
IV.Ruh Al-‘AQL (Ruh Intelektual):
-Adalah Ruh kesadaran dan akal pikir yang terdapat dalam unsur
(dalam jiwa diri) manusia yang disematkan oleh Sang Pencipta.
“Allah
menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertakwalah kepada Allah hai
orang-orang yang mempunyai aqal, (yaitu) orang-orang yang beriman. Sesungguhnya
Allah telah menurunkan peringatan kepadamu”.
(QS.65. Ath-Thalaaq:10)
(QS.26. Asy-Syu’araa':28)
(QS.65. Ath-Thalaaq:10)
(QS.26. Asy-Syu’araa':28)
Elemen Ruh Al-Aql inilah yang membedakan antara makhluk manusia
dengan tumbuhan dan binatang.Artinya tumbuhan dan binatang tidak dibekali Ruh
ini,hanya dibekali Ruh Al-Hayat dan Nafs-nafs sifat ego.
Namun ternyata justru Ruh Aql ini yang jarang di pergunakan oleh kebanyakan manusia.
Namun ternyata justru Ruh Aql ini yang jarang di pergunakan oleh kebanyakan manusia.
“Atau apakah
kamu mengira bahwa KEBANYAKAN mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu
tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat
jalannya (dari binatang ternak itu)”. (QS.25.Al Furqaan:44)
Ayat senada :
(QS.40. Al Mu’min:57)
(QS.40. Al Mu’min:57)
“Dan apabila
kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sembahyang, mereka menjadikannya buah
ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum
yang tidak mau mempergunakan akal”.
(QS.5. Al Maa’idah:58),
(QS.5. Al Maa’idah:58),
Ancaman bagi yang tidak
mem-fungsikan aqal yang telah dianugerahkan Tuhan pada manusia :
“Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya”.(QS.10. Yunus:100)
“Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya”.(QS.10. Yunus:100)
1-Roh Rewani
(Sukma):
-Ialah roh yang
menjaga raga manusia.Ketika manusia hidup dan dalam keadaan sadar serta sehat
atau terjaga,maka ruh Rewani /sukma ini komplit nempel ( menyatu) pada diri
manusia,
-Bila roh Rewani ini keluar dari tubuh maka orang yang bersangkutan menjadi tidak sadar atautidur.Maka orang akan terjaga kembali ketika roh Rewaninya ini merasuk kembali ke tubuhnya.
-Juga ketika orang dalam keadaan tidur kemudian bermimpi berjumpa dengan arwah seseorang dialam mimpinya, maka roh Rewani dari orang yang bermimpi itulah yang menjumpainya,bahkan dapat melakukan komunikasi dialamnya tersebut. Jadi mimpi itu hasil kerja roh Rewani yang mengendalikan alam bawah sadar manusia. Roh Rewani ini juga di bawah kekuasaan Roh Idofi. Jadi kepergian Roh Rewani dan kehadirannya kembali diatur oleh Ruh Al-Idhofi.
-Bila roh Rewani ini keluar dari tubuh maka orang yang bersangkutan menjadi tidak sadar atautidur.Maka orang akan terjaga kembali ketika roh Rewaninya ini merasuk kembali ke tubuhnya.
-Juga ketika orang dalam keadaan tidur kemudian bermimpi berjumpa dengan arwah seseorang dialam mimpinya, maka roh Rewani dari orang yang bermimpi itulah yang menjumpainya,bahkan dapat melakukan komunikasi dialamnya tersebut. Jadi mimpi itu hasil kerja roh Rewani yang mengendalikan alam bawah sadar manusia. Roh Rewani ini juga di bawah kekuasaan Roh Idofi. Jadi kepergian Roh Rewani dan kehadirannya kembali diatur oleh Ruh Al-Idhofi.
اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنفُسَ
حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى
عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Allah memegang jiwa (nafs) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia, tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS.39.Az-Zumar:42)
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Allah memegang jiwa (nafs) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia, tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS.39.Az-Zumar:42)
-Oleh karena itu makanya kita sering dengar orang bilang bahwa
kalau orang sedang tidur seperti kaya mati saja ,namun bagi yang tertidur
kadang merasa angan dirinya dapat menari-nari terbang bebas kealam luas.
-Maka Ruh Rewani ini merupakan
pokoknya Ruh Angan,alam bawah sadar,Roh Rewani adalah duplikat jasad dalam
bentuk halus atau SUKMA dalam bahasa
kebatinan Jawa.
(Itulah mengapa
pada komunitas ahli supranatural dapat memiliki ilmu yang disebut,”Ngerogoh
Sukma” alias mampu melakukan perjalanan kebatinan dan mampu berkomunikasi
dengan arwah orang-orang yang sudah meninggal,dengan makhluk astral lain atau
bahkan mampu melakukan komunikasi jarak jauh/telepati dialam kebatinan).
-Maka ketika manusia mati yg terjadi adalah :
Ia hanya kehilangan fisik,dan Ruh Al-Idhafinya,sedangkan Jiwa,aqal dan angannya masih hidup dialam sana,maka oleh karena itulah di kehidupan sehari-hari,kita dapat mengenal adanya desas desus hal-hal gaib,hantu,roh gentayangan,penampakan,mati suri,masuk ke alam astral,dll,sungguh semua itu sebenarnya dapat dijelaskan.
Ia hanya kehilangan fisik,dan Ruh Al-Idhafinya,sedangkan Jiwa,aqal dan angannya masih hidup dialam sana,maka oleh karena itulah di kehidupan sehari-hari,kita dapat mengenal adanya desas desus hal-hal gaib,hantu,roh gentayangan,penampakan,mati suri,masuk ke alam astral,dll,sungguh semua itu sebenarnya dapat dijelaskan.
2. Roh Rohani
/Ruh Ego:
Pada Ruh Ar-Ruhani inilah yang merupakan sarana Tuhan dalam
mengilhamkan qalbu manusia untuk menggunakan insting memilih jalan negatif atau
jalan positif.
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya”.
(QS.91. Asy Syams:8)
(QS.91. Asy Syams:8)
-Roh inipun juga dikuasai oleh roh Al-Idhofi. Karena adanya roh
Rohani ini, maka manusia memiliki kehendak dua rupa. Kadang-kadang suka
sesuatu, tetapi di lain waktu ia tak menyukainya. Roh ini mempengaruhi
perbuatan baik dan perbuatan buruk. Roh inilah yang menempati pada
sifat-sifat/nafsy bakat manusia,sebagai berikut :
Kenali unsur diri Manusia yang pada penciptaan manusia telah
disematkan 2 (dua) Nafs/Sifat utama :
I. Unsur Nafs
Kiri (Cenderung Negatif) / Nafs Fujurah:
Yang dapat menimbulkan / mengarahkan perilaku manusia pada
nafs-nafs keburukan/kefasikan sbb :
1.An-Nafs Al-Hayawaniyyah.
2.An-Nafs Al-Musawwillah
3.An-Nafs Al-Ammarah
4. Nafsu Al-Lawwamah (Nafs ganda yang dapat menghantar ke negatife dan positif)
5. Nafsu Supiyah (Nafs ganda yang dapat menghantar ke negatife dan positif)
1.An-Nafs Al-Hayawaniyyah.
2.An-Nafs Al-Musawwillah
3.An-Nafs Al-Ammarah
4. Nafsu Al-Lawwamah (Nafs ganda yang dapat menghantar ke negatife dan positif)
5. Nafsu Supiyah (Nafs ganda yang dapat menghantar ke negatife dan positif)
II. Unsur Nafs
Kanan (Nafsyu positive / At-Taqwa :
Yang dapat menimbulkan / mengarahkan perilaku manusia pada
nafs-nafs kebajikan/ketaqwaan sbb :
1.An-Nafs An-Nafsyaniyyah
2.An-Nafs Al-Mulhammah
3.An-Nafs Al-Muthmainnah
1.An-Nafs An-Nafsyaniyyah
2.An-Nafs Al-Mulhammah
3.An-Nafs Al-Muthmainnah
Baca selengkapnya tentang Nafsy-nafsy yg terdapat dalam diri
manusia di link berikut :
Kalau manusia ditinggalkan oleh
roh rohani ini, maka manusia itu tidak mempunyai nafsu lagi, sebab semua nafsu
manusia itu roh rohani yang mengendalikannya. Maka, kalau manusia sudah bisa
mengendalikan roh rohani ini dengan baik, ia akan hidup dalam kemuliaan. Roh
rohani ini sifatnya selalu mengikuti penglihatan yang melihat. Dimana pandangan
kita tempatkan, disitu roh rohani berada,namun sebaliknya jika manusia
cenderung mengumbar nafsyu negatifnya saja maka keadaan manusia tersebut akan jatuh
ke dalam derajat rendah (bahkan lebih rendah dari binatang).
Dengan demikian telah kita pahami
bahwa diri manusia itu terdapat unsur 9 (Sembilan) “ROH” yakni :
1.Ruh Al-Hayat
2.Ruh Rabbani
3.Ruh Nurani
4.Ruh Rahmani
5.Ruh Al-Jasad
6.Ruh An-Nabati
7.Ruh Al-Aql
8.Ruh Rewani / Sukma
9.Ruh Rohani / Ego.
1.Ruh Al-Hayat
2.Ruh Rabbani
3.Ruh Nurani
4.Ruh Rahmani
5.Ruh Al-Jasad
6.Ruh An-Nabati
7.Ruh Al-Aql
8.Ruh Rewani / Sukma
9.Ruh Rohani / Ego.
LANTAS APAKAH
YANG DIMAKSUD DENGAN JIWA ?
Maka dari
keseluruh unsur Ruh berikut jasad yang melekat pada diri manusia,itulah satu
kesatuan unsur/wujud yang disebut “JIWA”,yang mengejawantahkan akan adanya
keberadaan jatidiri manusia tersebut baik dalam keadaan hidup atau sesudah
matinya.
Dan jiwa pada masing-masing diri seseorang itu,diwakili oleh sebutan namanya masing-masing yang bersifat abadi atau yang disebut,“Ism”
Dan jiwa pada masing-masing diri seseorang itu,diwakili oleh sebutan namanya masing-masing yang bersifat abadi atau yang disebut,“Ism”
Maka Jiwa mewakili nama dan nama
mewakili karakter serta spirit ruh dari orang yang bersangkutan,oleh karena itu
demikianlah mengapa nama seseorang itu tak akan pernah musnah biarpun
meninggal,tetap saja namanya tak akan hilang,contoh si Badrun meninggal,maka
tak akan ganti panggilan menjadi si Bolang,maka tetap saja akan di panggil
namanya dengan Badrun,hanya saja ada tambahan gelar Almarhum didepan namanya.makadengan demikian nama adalah
sebutan/gelar “JIWA” seseorang.
Dari semua ayat yang menyebutkan tentang jiwa dalam Al-Qur’an,maka sekaligus merupakan definisi tegas tentang jiwa itu sendiri.
Dari semua ayat yang menyebutkan tentang jiwa dalam Al-Qur’an,maka sekaligus merupakan definisi tegas tentang jiwa itu sendiri.
-Berikut ayat yang mendefinisikan tentang jiwa,yang
mengejawantahkan keseluruhan unsur zat manusia secara utuh ketika hidup :
“Berjihadlah
dengan harta dan jiwamu…. “(QS.49. Al Hujuraat:15)
Artinya:”Berjuanglah dijalan-Nya dengan segenap kemampuan yg dimiliki dari seluruh unsur jasmani dan ruhaninya”.
Juga pada : (QS.40. Al Mu’min:17) , (QS.31. Luqman:28)
Artinya:”Berjuanglah dijalan-Nya dengan segenap kemampuan yg dimiliki dari seluruh unsur jasmani dan ruhaninya”.
Juga pada : (QS.40. Al Mu’min:17) , (QS.31. Luqman:28)
Pada contoh bait lagu,coba
ingat-ingat akan sebuah lagu nasional,yang berbunyi :
“Bagimu negeri,jiwa raga kami….”,
Atau pada sebuah pelaksanaan program pemerintah ketika diadakan Sensus Penduduk,maka dikatakan “Cacah Jiwa”,satuannya adalah jiwa.(bukan cacah orang atau cacah manusia,kan?)
Maka demikianlah semua itu mengejawantahkan sebagai bentuk utuh manusia itu sendiri yang terdiri dari unsur ruh -ruh seperti tersebut diatas,atau keseluruhan jasmani dan ruhaninya.
“Bagimu negeri,jiwa raga kami….”,
Atau pada sebuah pelaksanaan program pemerintah ketika diadakan Sensus Penduduk,maka dikatakan “Cacah Jiwa”,satuannya adalah jiwa.(bukan cacah orang atau cacah manusia,kan?)
Maka demikianlah semua itu mengejawantahkan sebagai bentuk utuh manusia itu sendiri yang terdiri dari unsur ruh -ruh seperti tersebut diatas,atau keseluruhan jasmani dan ruhaninya.
-Berikut ayat
yang mendefinisikan tentang jiwa,yang mengejawantahkan jatidiri manusia ketika
setelah matinya :
“Hai jiwa yang
tenang”.(QS. 89. Al-Fajr:27)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa firman Allah ini turun berkenaan dengan Hamzah yang gugur (mati) sebagai syahid.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Buraidah.)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa firman Allah ini turun berkenaan dengan Hamzah yang gugur (mati) sebagai syahid.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Buraidah.)
-Berikut ayat yang mendefinisikan
tentang jiwa,yang mengejawantahkan jatidiri manusia ketika di alam akherat
(Setelah alam kubur):
“Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan”.(QS. 39. Az Zumar:70)
“Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan”.(QS. 39. Az Zumar:70)
KEADAAN UNSUR
JIWA MANUSIA MENURUT ALAM KEHIDUPANNYA :
1.KETIKA
MANUSIA MASIH HIDUP DIALAM DUNIA :
-Maka keseluruh unsur zat manusia yang terdiri dari Ruh-ruh
Al-Idhofi,Jasad,Aql dan An-nafsiy beserta seluruh sifat Nafs-nafs nya,semua
melekat atau komplit bersemayam dalam jati diri jiwa manusia.
2.KETIKA
MANUSIA SEDANG DI CABUT NYAWANYA (meninggal) :
-Adalah saat proses dilepasnya seluruh unsur Ruh halus ,ruh-ruh
kehidupan pada diri manusia dari jasadnya.
-Pada peristiwa ini maka keadaan manusia ybs seolah mengalami
mati rasa,ketidak sadaran,diam,ditusuk benda tajampun akan diam,disiksa
orangpun tak akan lari……karena apa? karena ruhnya sedang dilepas…karena
nafs-nafsnya sedang mengalami pelepasan dari jasadnya.
-Kemudian dalam riwayat ketika manusia sudah sampai ajalnya dan
sedang dicabut nyawanya,(sakarotul maut) diriwayatkan,dalam alam jiwanya
mengalami sakit sangat luar biasa,karena adanya suatu proses pelepasan
unsur-unsur ruh kehidupan dengan badannya.
“Kalau kamu
melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya
memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): “Rasakanlah olehmu siksa neraka
yang membakar”, (tentulah kamu akan merasa ngeri)”.(QS.
8.Al-Anfaal:50)
2.KETIKA MANUSIA MENJALANI KEHIDUPAN DIALAM KUBUR/BARZAH :
2.KETIKA MANUSIA MENJALANI KEHIDUPAN DIALAM KUBUR/BARZAH :
-Ketika manusia telah berada
hidup dialam kubur/Barzah,maka Unsur yang lepas atau meninggalkan jiwanya
adalah hanya jasadnya,karena jasad/fisiknya melebur menjadi tanah,sedangkan
unsur ruh-ruh lainnya seperti :
Ruh Al-Idhofi, Al-Aql dan Ruh
An-Nafsiy nya dikembalikan lagi oleh Allah setelah manusia dibenamkan ke dalam
liang lahat dan menjalani kehidupan baru dialam dikubur.
Maka dengan demikian kala manusia berada dialam kubur,Gen atau DNA nya mengalami/merasakan hidup kembali dalam dimensi alam halus dengan Ruh-ruh yang dikembalikan lagi yakni Ruh Al-Idhofi,Ruh Al-Aql dan Ruh An-Nafsiy nya (Sukma)
Maka dengan demikian kala manusia berada dialam kubur,Gen atau DNA nya mengalami/merasakan hidup kembali dalam dimensi alam halus dengan Ruh-ruh yang dikembalikan lagi yakni Ruh Al-Idhofi,Ruh Al-Aql dan Ruh An-Nafsiy nya (Sukma)
-Oleh karena itulah ada istilah Merasakan siksa
kubur,menangis,menyesali diri,dan ingin kembali ke dunia,dll
Berikut informasi dari ayat Al-Qur’an tentang adanya siksa kubur
:
“Kepada mereka
dinampakkan neraka pada pagi dan petang,dan pada hari terjadinya Kiamat.
(Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab
yang sangat keras.”(QS.40. Al Mu’min:46)
Riwayat tentang adanya siksa kubur silahkan renungi pada link berikut :
Riwayat tentang adanya siksa kubur silahkan renungi pada link berikut :
-http://tanbihul_ghafilin.tripod.com/siksaalamkubur.htm
-http://www.sabah.org.my/mns/allPDF/nov06/TAZKIRAH%2070%20311006%20Kebenaran%20Azab%20Kubur.pdf
-http://www.sabah.org.my/mns/allPDF/nov06/TAZKIRAH%2070%20311006%20Kebenaran%20Azab%20Kubur.pdf
3.KETIKA
MANUSIA DI ALAM AKHERAT SETELAH KIAMAT DAN DIBANGKITKAN :
-Maka diri manusia akan dikembalikan lengkap dengan jiwa
raganya,utuh sediakala seperti bentuk ketika hidup dialam dunia,karena Allah
menyatukan kembali seluruh unsur ruh dengan jasadnya.
Silahkan perhatikan ayat berikut :
Silahkan perhatikan ayat berikut :
“Bukan
demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan
sempurna”.
(QS. 75.Al-Qiyaamah:4)
(QS. 75.Al-Qiyaamah:4)
4.KETIKA
MANUSIA BERADA DI ALAM TEMPAT KEMBALI AKHIR :
-MANUSIA YANG BERADA DIALAM SYORGA :
Juga diri manusia akan dikembalikan dengan jiwa yang utuh sediakala seperti bentuk ketika hidup dialam dunia,karena Allah menyatukan kembali seluruh unsur ruh Al-Idhofi,Jasad,Aql dan An-nafsiy dengan jasadnya.
Silahkan perhatikan ayat berikut :
Juga diri manusia akan dikembalikan dengan jiwa yang utuh sediakala seperti bentuk ketika hidup dialam dunia,karena Allah menyatukan kembali seluruh unsur ruh Al-Idhofi,Jasad,Aql dan An-nafsiy dengan jasadnya.
Silahkan perhatikan ayat berikut :
“Wahai jiwa
yang tenang, kembalilah pada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai. Maka masuklah
ke dalam golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah ke sorga-Ku.” (QS.89.Al-Fajr:27-30).
“Di dalam
Syorga itu ada buah-buahan yang banyak untukmu yang sebahagiannya kamu makan”.
(QS. 43. Az Zukhruf:70 s/d 73)
(QS. 43. Az Zukhruf:70 s/d 73)
Ayat diatas menggambarkan keadaan
manusia di dalam syorga lengkap dengan unsur ruhani dan jasmani,karena ada
aktifitas jasadiyah seperti makan,minum,merasakan,dll sama seperti ketika di
alam dunia,hanya Nafs-nafs keburukan saja yang telah dilepaskan seluruhnya,karena
dalam syorga tidak ada dendam dan sakit hati dan tidak ada sifat-sifat
kesia-siaan.
-MANUSIA YANG BERADA DI ALAM NERAKA :
Di alam Neraka,maka diri manusia juga akan dikembalikan lengkap dengan jiwa raganya,utuh sediakala seperti bentuk ketika hidup dialam dunia,karena Allah menyatukan kembali seluruh unsur ruh Al-Idhofi,Jasad,Aql dan An-nafsiy dengan jasadnya.
Di alam Neraka,maka diri manusia juga akan dikembalikan lengkap dengan jiwa raganya,utuh sediakala seperti bentuk ketika hidup dialam dunia,karena Allah menyatukan kembali seluruh unsur ruh Al-Idhofi,Jasad,Aql dan An-nafsiy dengan jasadnya.
Silahkan perhatikan ayat berikut :
“Dan tahukan
kamu apa huthamah itu? (Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan,
yang (membakar) sampai ke hati.” (Q.S.
al-Humazah: 5-7)
“Di hadapannya
ada jahanam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, diminumnya air nanah
itu dan hampir dia tidak bisa menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya
dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati; dan dihadapannya masih ada
azab yang berat.” (Q.S. Ibrahim: 16-17)
Ayat diatas menggambarkan keadaan
manusia di siksa dalam Neraka lengkap dengan unsur ruhani dan jasmaninya,karena
ada aktifitas jasadiyah seperti makan,minum,merasakan,dll,hanya saja semuanya
berbentuk api dan kesengsaraan,sama seperti ketika di alam dunia,hanya
Nafs-nafs Muthmainnah,Al-Mardiyyah dan Ar-Radhiyahnya saja yang tidak ikut ke
neraka,karena didalam neraka tidak ada sifat kedamaian,ketenteraman dan
kesenangan.
MANUSIA
MENGENAL
HAKEKAT DIRI MANUSIA DAN UNSURNYA :
Kita selama ini memahami
keberadaan manusia hanya sebatas makhluk yang diciptakan Tuhan dari bahan tanah
kemudian cukup melakukan penghambaan dan beribadah hanya kepada-Nya
saja,kemudian bagi yang taat akan masuk syorga dan bagi yang ingkar akan
berakhir dineraka.
Padahal ternyata setelah dilakukan pendalaman dari berbagai sumber ulama alim dan menginti sarikannya lebih dalam lagi,maka bahwa hakekat keberadaan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang lebih mulia dibanding dengan makhluk ciptaan lainnya ini sungguh memuat makna lain yang lebih luas,yang akan menuntun kepada kita (bagi yang mau merenunginya) ini,menuju pada sebuah kesadaran yang lebih dahsyat akan makna sebuah rasa syukur yang teramat sangat kepada Tuhannya dengan sebenar-benar runduk sujud syukur yang dalam lagi dan akan membuat kita lebih khidmat lagi menyadari siapa diri kita yang sungguh tak ada sebutir-butirnya tepung diri kita dibanding dengan karunia Tuhan yang telah diberikan kepada manusia.
(pada kesadaran lain akan timbul rasa malu teramat sangat kita kepada Tuhan,jika kita hanya menjadi makhluk sampah yang tak pernah mempersembahkan sesuatu bakti kepada-Nya).
Mari kita telusuri siapa sesungguhnya diri kita.
Padahal ternyata setelah dilakukan pendalaman dari berbagai sumber ulama alim dan menginti sarikannya lebih dalam lagi,maka bahwa hakekat keberadaan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang lebih mulia dibanding dengan makhluk ciptaan lainnya ini sungguh memuat makna lain yang lebih luas,yang akan menuntun kepada kita (bagi yang mau merenunginya) ini,menuju pada sebuah kesadaran yang lebih dahsyat akan makna sebuah rasa syukur yang teramat sangat kepada Tuhannya dengan sebenar-benar runduk sujud syukur yang dalam lagi dan akan membuat kita lebih khidmat lagi menyadari siapa diri kita yang sungguh tak ada sebutir-butirnya tepung diri kita dibanding dengan karunia Tuhan yang telah diberikan kepada manusia.
(pada kesadaran lain akan timbul rasa malu teramat sangat kita kepada Tuhan,jika kita hanya menjadi makhluk sampah yang tak pernah mempersembahkan sesuatu bakti kepada-Nya).
Mari kita telusuri siapa sesungguhnya diri kita.
MENGAPA MANUSIA
DISEBUT TUHAN SEBAGAI MAKHLUK YANG PALING SEMPURNA?
Manusia makhluk
paling sempurna dan mulia?
Ah,sepertinya omong kosong.Realitasnya dalam kehidupan dunia saat ini begitu memprihatinkan menyaksikan ulah sepak terjang dan tabiat manusia.Jahat,egois,sadis dan penuh kesombongan,saling injak menginjak,saling hancur menghancurkan,tipu menipu dan saling iri dengki.
Lihat yg jadi penjahat,betapa sadisnya mereka merampok,menjambret,menodong kadang tanpa belas kasihan langsung membacok,membunuh korbannya.Lihat yang saling bunuh-bunuhan antar sesama umat karena dalih membenarkan kelompok/sektenya sendiri.Lihatlah realitas di Suriah,Irak,Mesir,Myanmar,dan dibelahan lain dunia.
Lihat yang saling tawuran ,pertikaian SARA,mereka bunuh-bunuhan dan mati bagai binatang,yang mati dibakar,yang dimutilasi,yang di ambil paksa organ dalam tubuhnya,dll.Lihat para pecandu narkoba,lihat dan lihat realitas dikehidupan kita sehari-hari,maka manusia kelasnya tak lebih baik dari nasib binatang yang mati.
Mau disebut mulia darimana? Padahal Tuhan telah menyiratkan bahwa manusia adalah makhluk yang dilebihkan kemuliaan dan derajatnya dibanding makhluk lainnya :
Ah,sepertinya omong kosong.Realitasnya dalam kehidupan dunia saat ini begitu memprihatinkan menyaksikan ulah sepak terjang dan tabiat manusia.Jahat,egois,sadis dan penuh kesombongan,saling injak menginjak,saling hancur menghancurkan,tipu menipu dan saling iri dengki.
Lihat yg jadi penjahat,betapa sadisnya mereka merampok,menjambret,menodong kadang tanpa belas kasihan langsung membacok,membunuh korbannya.Lihat yang saling bunuh-bunuhan antar sesama umat karena dalih membenarkan kelompok/sektenya sendiri.Lihatlah realitas di Suriah,Irak,Mesir,Myanmar,dan dibelahan lain dunia.
Lihat yang saling tawuran ,pertikaian SARA,mereka bunuh-bunuhan dan mati bagai binatang,yang mati dibakar,yang dimutilasi,yang di ambil paksa organ dalam tubuhnya,dll.Lihat para pecandu narkoba,lihat dan lihat realitas dikehidupan kita sehari-hari,maka manusia kelasnya tak lebih baik dari nasib binatang yang mati.
Mau disebut mulia darimana? Padahal Tuhan telah menyiratkan bahwa manusia adalah makhluk yang dilebihkan kemuliaan dan derajatnya dibanding makhluk lainnya :
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan[862], Kami beri mereka rezki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.(QS. 17. Al Israa':70)
Maka jawaban makhluk manusia
dapat digolongkan sebagai makhluk mulia jika memenuhi hal-hal sebagai berikut
dibawah ini :
Jawaban yang paling mendasar
adalah bahwa,ternyata derajat mulia itu,berpasangan dengan kerendahan.Maknanya
bahwa manusia jika mau termasuk ke dalam makhluk yang disebut mulia,maka itu
harus dengan niat dan berusaha,berupaya mencapainya atau meraihnya.
Maka,
Maka,
Manusia dapat digolongkan sebagai makhluk mulia terbagi dalam
dua katagory:
1.Menurut aspek filsafat global :
*Dalam ilmu mantiq (logika) manusia disebut sebagai Al-Insanu hayawanun nathiq (manusia adalah binatang yang berfikir). Nathiq sama dengan berkata-kata dan mengeluarkan pendapatnya berdasarkan pikirannya. Sebagai binatang yang berpikir manusia berbeda dengan hewan. Walau pada dasarnya fungsi tubuh dan fisiologis manusia tidak berbeda dengan Hewan, namun hewan lebih mengandalkan fungsi-fungsi kebinatangannya, yaitu naluri, pola-pola tingkah laku yang khas, yang pada gilirannya fungsi kebinatangan juga ditentukan oleh struktur susunan syaraf bawaan. Semakin tinggi tingkat perkembangan binatang, semakin fleksibel pola-pola tindakannya dan semakin kurang lengkap penyesuaian struktural yang harus dilakukan pada saat lahirnya.
Pertanyaan tentang jati diri manusia itu mulai timbul atau baru terlacak pada masa Para pemikir kuno Romawi yang konon dimulai dari Thales (abad 6 SM).
*Dalam ilmu mantiq (logika) manusia disebut sebagai Al-Insanu hayawanun nathiq (manusia adalah binatang yang berfikir). Nathiq sama dengan berkata-kata dan mengeluarkan pendapatnya berdasarkan pikirannya. Sebagai binatang yang berpikir manusia berbeda dengan hewan. Walau pada dasarnya fungsi tubuh dan fisiologis manusia tidak berbeda dengan Hewan, namun hewan lebih mengandalkan fungsi-fungsi kebinatangannya, yaitu naluri, pola-pola tingkah laku yang khas, yang pada gilirannya fungsi kebinatangan juga ditentukan oleh struktur susunan syaraf bawaan. Semakin tinggi tingkat perkembangan binatang, semakin fleksibel pola-pola tindakannya dan semakin kurang lengkap penyesuaian struktural yang harus dilakukan pada saat lahirnya.
Pertanyaan tentang jati diri manusia itu mulai timbul atau baru terlacak pada masa Para pemikir kuno Romawi yang konon dimulai dari Thales (abad 6 SM).
Maka,keberadaan manusia berbeda
dengan binatang yang tak diberi beban penugasan sebagai khalifah (penguasa
bumi),sehingga tak dibekalinya dengan aqal.
Sedangkan manusia yang diberi
aqal memungkinkan dapat menerima signal-signal petunjuk atau hidayah dalam
menjalani kehidupan sebagai koridor yang mesti diaplikasikannya.
TENTANG SIGNAL
HIDAYAH YANG TERTANAM DALAM DIRI MANUSIA
As-Syaikh Musthafa al-Maraghi
ketika menafsirkan makna hidayah dalam surat al-Fatihah menerangkan bahwa ada
lima macam dan tingkatan hidayah yang dianugerahkan Allah s.w.t. kepada
manusia, yaitu:
1. Hidayahal-Ilham gharizah atau (insting).
2. Hidayah al-Hawasy, (indra).
3.Hidayah al- ‘Aql, (akal budi).
4. Hidayah al-Adyan, (agama).
5.Hidayah at-Taufik.
1. Hidayahal-Ilham gharizah atau (insting).
2. Hidayah al-Hawasy, (indra).
3.Hidayah al- ‘Aql, (akal budi).
4. Hidayah al-Adyan, (agama).
5.Hidayah at-Taufik.
Hidayah al- ‘Aql ,lebih tinggi
tingkatannya dari hidayah terdahulu (insting dan indra yang dianugerahkan Tuhan
kepada hewan). Dan pada hidayah aql pula yang membedakan antara manusia dan
binatang. Di samping itu, di atas akal budi terdapat hidayah agama dan hidayah
at-taufiq.
Manusia menurut aspek Ilmu Pengetahuan:
Pada zaman modern pendefinisian manusia banyak dilakukan oleh mereka yang menekuni bidang psikologi.Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (manusia berkeinginan). Menurut aliran ini manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku hasil interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego) dan sosial (superego), Di dalam diri manusia terdapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).
Maka kesimpulannya,kemakhlukan bahwa manusia lebih mulia entah apapun agamanya dan latar belakangnya.
Yakni :
Pada zaman modern pendefinisian manusia banyak dilakukan oleh mereka yang menekuni bidang psikologi.Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (manusia berkeinginan). Menurut aliran ini manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku hasil interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego) dan sosial (superego), Di dalam diri manusia terdapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).
Maka kesimpulannya,kemakhlukan bahwa manusia lebih mulia entah apapun agamanya dan latar belakangnya.
Yakni :
a.Telah diberinya ruh yang
berasal dari Ruh Kemuliaan-Nya,bukan dari ruh Iblis atau syetan atau
binatang.(Silahkan renungi kembali tulisan diatas tentang unsur ruh dalam diri
manusia).
b.Telah diberinya Akal dan nafs
pilihan,yang berbeda dengan hewan,yang dengan akal tersebut manusia diberi
ilham untuk berpikir,berbudi daya dan ber nurani.Dengan akal pikir itu manusia
mampu mempertahankan hidup dan mampu mengembangkan teknologi,mampu
berkomunikasi dan berinteraksi dengan alam semesta.
2.BERDASAR NILAI-NILAI ISLAM :
*Manusia adalah
salah satu makhluk ciptaan Allah,Tuhan Pencipta Alam Semesta. Walaupun telah
berusaha memahami dirinya selama beribu-ribu tahun, namun gambaran yang pasti
dan meyakinkan tak mampu mereka peroleh hanya dengan mengandalkan daya nalarnya
yang subyektif. Oleh karena itu manusia memerlukan pengetahuan dari pihak lain
yang dapat memandang dirinya secara lebih utuh.Allah Sang Pencipta
Alam telah menurunkan Kitab Suci Alquran yang di antara ayat-ayat-Nya
menggambarkan keadaan konkret tentang kejadian manusia.
Manusia Makluk Terbaik dan
Termulia*
Allah Ta’ala menciptakan manusia itu melalui dua model proses,yakni :
Allah Ta’ala menciptakan manusia itu melalui dua model proses,yakni :
a.Penciptaan langsung (penciptaan
Adam) dengan prototype.
b.Penciptaan tidak langsung (proses reproduksi manusia).
b.Penciptaan tidak langsung (proses reproduksi manusia).
-Dalam penciptaan Adam :
Allah Ta’ala langsung
membentuknya dengan model / Protoype dari unsur-unsur tanah yang dibentuk dan
dengan air, lalu ditiupkan ruh Allah secara langsung (ROH Al-Qudus),sehingga
terciptalah Nabi Adam sebagai manusia pertama.
PROSES SEBAGAI BERIKUT :
PROSES SEBAGAI BERIKUT :
1) Menggunakan “ Tiin”, yaitu tanah lempung:
الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ
خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنسَانِ مِن طِينٍ
(Tuhan) memulai penciptaan manusia dari tanah lempung. (QS.32.As-Sajadah:7)
(Tuhan) memulai penciptaan manusia dari tanah lempung. (QS.32.As-Sajadah:7)
Dalam ayat ini, Alquran menyebut
kata badaa yang berarti memulai. Ini
menunjukkan adanya awal suatu penciptaan dari tiin. Hal ini jelas bermakna
tahap yang lain akan segera mengikuti.
2)Menggunakan “ Turaab”, yaitu tanah gemuk sebagaimana disebut
dalam ayat:
قَالَ لَهُ صَاحِبُهُ وَهُوَ
يُحَاوِرُهُ أَكَفَرْتَ بِالَّذِي خَلَقَكَ مِن تُرَابٍ
ثُمَّ مِن نُّطْفَة ثُمَّ سَوَّاكَ رَجُلاً
ثُمَّ مِن نُّطْفَة ثُمَّ سَوَّاكَ رَجُلاً
“Kawanmu (yang
mukmin) berkata kepadanya, sedang dia bercakap-cakap dengannya: “Apakah kamu
kafir kepada Tuhan Yang Menciptakan kamu dari tanah (turaab), kemudian dari
setetes air mani lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?” (QS.18.Al-Kahfi:37)
3) .Menggunakan “Tiinul laazib”, yaitu tanah lempung yang pekat
(tanah liat):
فَاسْتَفْتِهِمْ أَهُمْ أَشَدُّ
خَلْقاً أَم مَّنْ خَلَقْنَا إِنَّا خَلَقْنَاهُم مِّن طِينٍ لَّازِبٍ
“Maka
tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): “Apakah mereka yang lebih kukuh
kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?” Sesungguhnya Kami
menciptakan mereka dari tanah liat (tiinul laazib). (QS.37.As-Saffaat: 11)
4).Diprototype kan dengan” Salsalun”, yaitu lempung yang
dikatakan” Kalfakhkhar”, (seperti tembikar). Citra ayat ini menunjukkan bahwa
manusia “dimodelkan”.
5) .Dan dengan, “ Salsalun min hamain masnuun”, (lempung dari
Lumpur yang dicetak/diberi bentuk):
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإِنسَانَ مِن
صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ
“Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang
berasal) dari Lumpur hitam yang diberi bentuk”. (Q.S. Al-Hijr, 15: 26)
6)Disarikan dengan,” Sulaalatin min tiin”, yaitu dari sari pati
tanah.( Sulaalat berarti sesuatu yang disarikan dari sesuatu yang lain):
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن
سُلَالَةٍ مِّن طِينٍ
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَّكِينٍ
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَاماً فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْماً ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقاً آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ
أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَّكِينٍ
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَاماً فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْماً ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقاً آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ
أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
“Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah (sulaalatin min tiin). Kemudian Kami jadikan saripati air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian
Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta
yang paling baik”. (QS.23. Al-Mukminun:
12-14)
7)Dicampur dengan Air sebagai unsur penting asal usul seluruh
kehidupan:
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاء
بَشَراً فَجَعَلَهُ نَسَباً وَصِهْراً وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيراً
Dan Dia (Allah)
pula yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia (Allah) jadikan manusia itu
punya keturunan dan musaharah adalah Tuhanmu Mahakuasa. (QS.25.Al-Furqaan: 54)
8). Peniupan Ruh Al-Qudus,Al-Hayat-Nya:
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ
فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُواْ لَهُ سَاجِدِينَ
Maka apabila
Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh
(ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. (Q.S. Al-Hijr, 15: 29)
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِن
رُّوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلاً مَّا
تَشْكُرُونَ
“Kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya ruh (ciptaan) Nya dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi kamu sedikit
sekali bersyukur”.(Q.S. As-Sajdah, 32: 9)
Demikian model penciptaan langsung nabi Adam yang difirmankan
Allah dalam Alquran. Manusia menurut Islam berbeda sama sekali dengan
makhluk-makhluk lain, manusia adalah makhluk yang paling terbaik dan sempurna
dihadapan Allah. Manusia di samping mempunyai jasad, nyawa, nafsu naluri, dan
insting, manusia dilengkapi dengan Ruh Al-Qudus,Al-Hayat-Nya.
Karena kelebihannya itulah manusia memperoleh predikat sebagai makhluk terbaik dan termulia, baik bentuk kejadiannya maupun kedudukannya di alam semesta ini.
Karena kelebihannya itulah manusia memperoleh predikat sebagai makhluk terbaik dan termulia, baik bentuk kejadiannya maupun kedudukannya di alam semesta ini.
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي
أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (Q.S. At-Tin, 95: 4)
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ
وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ
وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلاً
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut
mereka ke daratan dan lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan”. (Q.S. Al-Isra,
17: 70)
-Penciptaan
melalui proses reproduksi manusia :
PROSES SEBAGAI BERIKUT :
*Kandungan ayat-ayat Al-Quran telah membuka mata pakar dunia di bidang ilmu kedokteran dan embriologi. Mereka terpana akan kesuaian ilmu ilmiah modern yang telah dihasilkan dengan riset-riset mahal dengan wahyu Al-quran yang notabene telah ada sejak 1400 tahunan yang lalu. Hal ini telah membuktikan kebenaran wahyu Alquran dan agama Islam sebagai pedoman hidup manusia.
*Kandungan ayat-ayat Al-Quran telah membuka mata pakar dunia di bidang ilmu kedokteran dan embriologi. Mereka terpana akan kesuaian ilmu ilmiah modern yang telah dihasilkan dengan riset-riset mahal dengan wahyu Al-quran yang notabene telah ada sejak 1400 tahunan yang lalu. Hal ini telah membuktikan kebenaran wahyu Alquran dan agama Islam sebagai pedoman hidup manusia.
يَا أَيُّهَا الْإِنسَانُ مَا
غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ فِي أَيِّ
صُورَةٍ مَّا شَاء رَكَّبَكَ
“Hai manusia
apakah yang telah memperdaya kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha
Pemurah, yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan
menjadikan (susunan tubuhmu) seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia
kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (Q.S. Al-
Infithar, 82: 6-8)
Proses terjadinya manusia merupakan fenomena yang baru saja
diketahui setelah diketemukannya alat-alat modern yang serba canggih diperbagai
segi. Para pakar sains di bidang kedokteran terkejut tatkala mereka menemukan
teori-teori proses terjadinya manusia di dalam Al-quran yang sangat sesuai
dengan hasil yang mereka peroleh setelah melakukan penyelidikan berabad-abad
lamanya hingga saat ini.
Ilmu tentang proses kejadian manusia dalam Al-Qur’an yang sangat ilmiah:
Ilmu tentang proses kejadian manusia dalam Al-Qur’an yang sangat ilmiah:
Proses Kejadian dalam Kandungan (belum ada)
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ
وَكُنتُمْ أَمْوَاتاً فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ
ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Mengapa kamu kafir terhadap Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu.”(QS.2. Al-Baqarah: 28)
ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Mengapa kamu kafir terhadap Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu.”(QS.2. Al-Baqarah: 28)
Al-Qur’an bilang bahwa kita
tadinya “mati” alias belum ada.Lho,di manakah
kita?Maka ilmu modern telah memberi definisi, bahwa pada waktu itu kita masih
berupa unsur-unsur zat-zat anorganis dalam tanah,sedangkan unsur kehidupan
(roh-red) berada dalam sumber kekuatan semesta (Allah-red.).
Berikut penjelasan ilmiahnya :
Berikut penjelasan ilmiahnya :
(Unsur-unsur zat asli yang terdapat di dalam tanah akan diserap,
baik itu oleh hewan maupun tumbuhan, dan tak terkecuali akan sampai juga kepada
manusia, termasuk ayah dan ibu kita. Dalam tubuh ayah, zat-zat tersebut akan
terbentuk menjadi sperma, sedang pada ibu akan terwujud ovum (sel telur). Dari
kedua benda (sperma dan ovum) inilah nanti akan terwujud sosok manusia yang
menakjubkan di dalam rahim ibu).
خُلِقَ مِن مَّاء دَافِق
يَخْرُجُ مِن بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ
يَخْرُجُ مِن بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ
“Maka hendaklah
manusia memperhatikan dan apa ia diciptakan. Dia diciptakan dari air yang
terpancar, yang keluar dari antara bagian seksuil daripada lelaki dan perempuan.”(Q.S. Ath
Thariq, 86: 6-7)
أَلَمْ يَكُ
نُطْفَةً مِّن مَّنِيٍّ يُمْنَى
“Bukankah ia
dahulu berupa setetes mani yang ditumpahkan.”(Q.S. Al Qiyamah, 75: 37)
Mani atau sperma yang terbentuk di dalam tubuh setelah
terjadinya persenyawaan antara zat-zat yang terbawa dari makanan dengan
unsur-unsur lain di dalam tubuh inilah yang merupakan salah satu bahan
terpenting bagi terwujudnya sosok manusia.
Sebelum lebih jauh tentang reproduksi manusia di dalam
Alquran,maka perlu mengetahui dulu bagaimana proses reproduksi manusia menurut
ilmu embriologi modern yang telah diperoleh .
Para ahli Embriologi begitu takjub dengan susunan ayat Al-Qur’an yang begitu sistematik mengenai soal-soal reproduksi manusia,yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Para ahli Embriologi begitu takjub dengan susunan ayat Al-Qur’an yang begitu sistematik mengenai soal-soal reproduksi manusia,yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Setetes cairan yang menyebabkan pembuahan (facondation).
b. Watak dari zat cair yang membuahi.
c. Menetapnya telur yang sudah dibuahi dalam rahim.
d. Perkembangan embrio di dalam rahim.
Setetes cairan yang menyebabkan pembuahan.
Alquran mengetengahkan soal ini sebelas kali dalam berbagai surah,silahkan perhatikan ayat-ayat ini;
b. Watak dari zat cair yang membuahi.
c. Menetapnya telur yang sudah dibuahi dalam rahim.
d. Perkembangan embrio di dalam rahim.
Setetes cairan yang menyebabkan pembuahan.
Alquran mengetengahkan soal ini sebelas kali dalam berbagai surah,silahkan perhatikan ayat-ayat ini;
خَلَقَ الإِنسَانَ مِن نُّطْفَةٍ
فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُّبِينٌ
“Dia telah menciptakan manusia dari nutfah, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.”(Q.S. An Nahl, 16: 4)
“Dia telah menciptakan manusia dari nutfah, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.”(Q.S. An Nahl, 16: 4)
Kata nutfah dalam ayat ini berasal dari akar kata yang artinya
“mengalir”. Kata ini dipakai untuk menunjukkan air yang ingin tetap dalam
wadahnya, sehingga sesudah wadah itu dikosongkan. Jadi kata tersebut
menunjukkan setetes kecil yang dalam hal ini berarti setetes air sperma (mani),
karena dalam ayat lain diterangkan bahwa setetes itu adalah setetes sperma.
أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِيٍّ
يُمْنَى
“Bukankah ia
dahulu dari setetes mani (sperma) yang ditumpahkan.”(Q.S. Al Qiyamah, 75:37)
Dalam ayat lain setetes itu ditempatkan dalam tempat yang tetap
atau kokoh yang dinamai rahim.
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي
قَرَارٍ مَّكِينٍ
“Kemudian Kami
jadikan saripati itu air mani (sperma) (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim).” (Q.S. Al
Mu’minun, 23:13)
Inilah ayat-ayat Quran yang menunjukkan ide tentang setitik
cairan yang diperlukan untuk pembuahan, hal ini sesuai tepat dengan sains
modern yang telah diketahui sekarang.
Watak dari zat cair yang membuahi,
Alquran menunjukkan cairan yang memungkinkan terjadinya pembuahan dengan watak-watak atau sifat yang perlu dicermati,
Watak dari zat cair yang membuahi,
Alquran menunjukkan cairan yang memungkinkan terjadinya pembuahan dengan watak-watak atau sifat yang perlu dicermati,
- Sperma (seperti yang baru dibicarakan)
– Cairan yang terpancar (Q.S. Ath Thariq, 86:6)
– Cairan yang hina (Q.S. Al Mursalaat, 77: 20)
– Cairan yang bercampur/amsyaj (Q.S. Al Insan, 76:2)
Watak cairan yang terakhir perlu digaris bawahi, karena mengandung suatu hal yang menakjubkan yang perlu kita ketahui dan mengerti.
– Cairan yang terpancar (Q.S. Ath Thariq, 86:6)
– Cairan yang hina (Q.S. Al Mursalaat, 77: 20)
– Cairan yang bercampur/amsyaj (Q.S. Al Insan, 76:2)
Watak cairan yang terakhir perlu digaris bawahi, karena mengandung suatu hal yang menakjubkan yang perlu kita ketahui dan mengerti.
إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن
نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعاً بَصِيراً
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes nutfah yang bercampur.., (QS Al Insan, 76:2)
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes nutfah yang bercampur.., (QS Al Insan, 76:2)
Banyak ahli tafsir seperti Hamidullah dan juga ahli-ahli tafsir
kuno yang mereka itu belum memiliki ide sedikit pun tentang fisiologi
pembuahan, mereka mengira bahwa kata “campuran” itu hanya menunjukkan
bertemunya unsur lelaki dan wanita.
Tetapi ahli tafsir modern seperti penulis Muntakhab yang diterbitkan Majelis Tinggi soal-soal Islam di Kairo mengoreksi cara para ahli tafsir kuno dan menerangkan bahwa setetes sperma itu banyak mengandung unsur-unsur. Suatu keterangan yang sangat tepat, walaupun mereka tidak memberikan perinciannya. Apakah unsur-unsur sperma yang bermacam-macam itu? Cairan sperma mengandung unsur-unsur yang bermacam-macam yang berasal dari kelenjar-kelenjar sbb;
Tetapi ahli tafsir modern seperti penulis Muntakhab yang diterbitkan Majelis Tinggi soal-soal Islam di Kairo mengoreksi cara para ahli tafsir kuno dan menerangkan bahwa setetes sperma itu banyak mengandung unsur-unsur. Suatu keterangan yang sangat tepat, walaupun mereka tidak memberikan perinciannya. Apakah unsur-unsur sperma yang bermacam-macam itu? Cairan sperma mengandung unsur-unsur yang bermacam-macam yang berasal dari kelenjar-kelenjar sbb;
- Tetis, buah pelir yang mengeluarkan spermatozoa yaitu sel
panjang berekor dan berenang dalam cairan serolife.
– Kantong-kantong benih (besicules seminutes). Organ ini merupakan tempat menyimpan spermatozoa, juga mengeluarkan cairan, tapi tak bersifat membuahi.
– Prostat, mengeluarkan cairan yang memberikan sifat krem serta bau khusus kepada sperma.
– Kelenjar Cooper/mery, mengeluarkan cairan yang lekat.
– Kelenjar letre, yang mengeluarkan semacam lendir.
– Kantong-kantong benih (besicules seminutes). Organ ini merupakan tempat menyimpan spermatozoa, juga mengeluarkan cairan, tapi tak bersifat membuahi.
– Prostat, mengeluarkan cairan yang memberikan sifat krem serta bau khusus kepada sperma.
– Kelenjar Cooper/mery, mengeluarkan cairan yang lekat.
– Kelenjar letre, yang mengeluarkan semacam lendir.
Inilah unsur-unsur campuran yang
dimaksud dalam Alquran.
Betapa menakjubkan, Alquran memberikan hal-hal yang harus diketahui dengan alat-alat modern pada saat ini, yang tidak mungkin diketahui orang-orang pada waktu Alquran diturunkan 15 abad silam. Ini membuktikan bahwa Tuhan yang menguasai jagat inilah yang menurunkan kitabNya kepada manusia sebagai petunjuk dan bukti akan kebenaran yang Mutlak.
Satu lagi para sarjana yang mencoba mempelajari Alquran dibuat kagum dan dengan tulus mereka menyatakan beriman Islam, yaitu bunyi suatu ayat dalam QS.32. As-Sajadah: 8;
Betapa menakjubkan, Alquran memberikan hal-hal yang harus diketahui dengan alat-alat modern pada saat ini, yang tidak mungkin diketahui orang-orang pada waktu Alquran diturunkan 15 abad silam. Ini membuktikan bahwa Tuhan yang menguasai jagat inilah yang menurunkan kitabNya kepada manusia sebagai petunjuk dan bukti akan kebenaran yang Mutlak.
Satu lagi para sarjana yang mencoba mempelajari Alquran dibuat kagum dan dengan tulus mereka menyatakan beriman Islam, yaitu bunyi suatu ayat dalam QS.32. As-Sajadah: 8;
ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِن
سُلَالَةٍ مِّن مَّاء مَّهِينٍ
“Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang
hina.”
Yang dimaksud saripati di ayat
ini adalah suatu bahan yang dikeluarkan atau keluar dari bahan yang lain dan
merupakan bagian yang terbaik (terpilih) daripada bahan itu (sperma). lebih
jelasnya adalah; yang menyebabkan terjadinya pembuahan (sehingga tercipta
manusia) pada sel telur (ovum) pada pihak wanita, adalah satu bagian yang
berupa sebuah sel panjang yang besarnya kurang lebih 1/10.000 mm. Satu dari
beberapa juta sel yang serupa di dalam setetes sperma yang dihasilkan seorang
lelaki.
Sejumlah yang sangat besar tetap di jalan dan tidak sampai ke trayek yang menuntun dari kelamin wanita sampai ke sel telur di dalam rongga rahim (uterus dan trompe).
Bagaimana kita tidak terpukau oleh persesuaian antara teks Alquran dengan ilmu pengetahuan ilmiah yang kita miliki sekarang ini (abad modern)!
Menetapnya telur yang sudah dibuahi dalam rahim
Telur yang telah dibuahi dalam “trompe” turun bersarang di dalam rongga rahim (cavum uteri). Inilah yang dinamakan “bersarangnya telur”. Quran menamakan uterus tempat telur dibuahkan itu rahim (kata jamaknya arham).
Sejumlah yang sangat besar tetap di jalan dan tidak sampai ke trayek yang menuntun dari kelamin wanita sampai ke sel telur di dalam rongga rahim (uterus dan trompe).
Bagaimana kita tidak terpukau oleh persesuaian antara teks Alquran dengan ilmu pengetahuan ilmiah yang kita miliki sekarang ini (abad modern)!
Menetapnya telur yang sudah dibuahi dalam rahim
Telur yang telah dibuahi dalam “trompe” turun bersarang di dalam rongga rahim (cavum uteri). Inilah yang dinamakan “bersarangnya telur”. Quran menamakan uterus tempat telur dibuahkan itu rahim (kata jamaknya arham).
وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا
نَشَاء إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى
“Dan kami tetapkan dalam rahim apa yang kami hendaki sampai
waktu yang sudah ditentukan.”(Q.S. Al Hajj, 22: 5)
Menetapnya telur dalam rahim
terjadi karena tumbuhnya jonjot (villi), yakni perpanjangan telur yang akan
mengisap dari dinding rahim zat yang perlu bagi membesamya telur, seperti akar
tumbuh-tumbuhan yang masuk dalam tanah. Pertumbuhan semacam ini mengokohkan
telur di dalam rahim. Pengetahuan hal ini baru diperoleh manusia pada jaman
modem saat ini.
Pelekatan ini disebutkan dalam Alquran 5 kali, salah satunya ada dalam :
Pelekatan ini disebutkan dalam Alquran 5 kali, salah satunya ada dalam :
خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ
“Yang menciptakan manusia dari
sesuatu yang melekat.” Q.S. Al Alaq, 96: 2
“Sesuatu yang melekat” adalah
terjemahan kata bahasa arab ‘alaq. Ini adalah arti yang pokok. Arti lainnya
adalah gumpalan darah yang sering disebutkan dalam terjemahan Alquran. Ini
adalah suatu kekeliruan yang harus kita koreksi. Manusia tidak pernah melewati
tahap gumpalan darah. Ada lagi terjemahan ‘alaq yaitu lekatan (adherence) yang
juga merupakan kata yang tidak tepat. Arti pokok yaitu “suatu yang melekat”
sesuai sekali dengan temuan sains modern. Secara lebih jelasnya adalah sebagai
berikut;
Setelah pembuahan antara sperma
dengan ovum, kedua sel tersebut akan membelah dari 1,2,4,8,16 dan seterusnya
secara cepat sekali. Enam atau tujuh hari setelah pembuahan sel yang banyak
menyerupai gelembung kecambah ini menetap dan bersarang pada dinding dalam
uterus, yang rupanya seperti bunga karang atau selapis karet busa. Kejadian
yang sangat penting ini disebut “nidasi” atau implantasi, maksudnya penyarangan
atau penanaman. Selama proses nidasi ini, beberapa pembuluh yang sangat halus
dalam jaringan sel sang ibu dibuka. Sisa jaringan yang rusak dan tetes darah
kecil yang keluar merupakan makanan untuk sel-sel yang sedang berkembang.
Sel-sel ini mengisap makanan dengan cara sama seperti tumbuh-tumbuhan mengisap
makanan dari tanah lembab.
Memang, “alaq atau sesuatu yang
melekat ini akan dengan segera mengeluarkan semacam jaringan akar-akar yang
halus sekali, yang disebut “villi”. Guna akar-akar ini selain untuk menerima
zat makanan, juga supaya ‘alaq ini dapat mengikatkan diri dengan kokoh di dalam
rahim. Di dalam dinding-dinding inilah ‘alaq akan berkembang mengalami
metamorfbrse yang amat dasyat. Tak lama lagi ‘alaq ini makin lama makin
berkembang dan besar. Dan berubah setiap jam menjadi apa yang jelas-jelas
sebagai makhluk manusia yang mempunyai kepala, tubuh, tangan, kaki, jari-jari,
mata, telingan dan hidung.
Ide tentang sesuatu yang melekat (‘alaq), disebutkan di beberapa ayat yang lainnya. Misalnya sebagai berikut;
Ide tentang sesuatu yang melekat (‘alaq), disebutkan di beberapa ayat yang lainnya. Misalnya sebagai berikut;
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ
عَلَقَةً
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah (sesuatu yang
melekat).”(Q.S. Al Mu’minun 23:14)
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن
تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ
“Dialah yang menciptakan kamu
dari tanah, kemudian dari setetes air mani, sesudah itu dari ‘sesuatu yang
melekat’. “(Q.S. Al Mu’min 40:67)
أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِيٍّ
يُمْنَى
ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى
ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى
“Bukankah ia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam
rahim). Kemudian mani itu menjadi ‘sesuatu yang melekat, lalu Allah
menciptakannya dan menyempumakannya.”(Q.S. al Qiyaamah 75: 37-38)
Persesuaian ini sungguh
mempertebal iman Islam,kepada Allah dan kitab-Nya yang diturunkan kepada
Muhammad SAW.
Perkembangan embrio dalam rahim.
Semua hal yang telah disebutkan oleh Alquran di atas telah diketahui oleh manusia saat ini, dan tidak mengandung sedikitpun hal-hal yang dapat dikritik oleh sains. Sekarang kita mulai membicarakan mengenai tahap-tahap perkembangan embrio di dalam rahim.
Setelah kata “sesuatu yang melekat” (‘alaq) yang telah kita lihat kebenarannya, Alquran menyatakan bahwa embrio melalui tahap; secuil daging (seperti daging yang dikunyah), kemudian nampaklah tulang yang diselubungi oleh daging (diterangkan dengan kata lain berarti daging segar).
Perkembangan embrio dalam rahim.
Semua hal yang telah disebutkan oleh Alquran di atas telah diketahui oleh manusia saat ini, dan tidak mengandung sedikitpun hal-hal yang dapat dikritik oleh sains. Sekarang kita mulai membicarakan mengenai tahap-tahap perkembangan embrio di dalam rahim.
Setelah kata “sesuatu yang melekat” (‘alaq) yang telah kita lihat kebenarannya, Alquran menyatakan bahwa embrio melalui tahap; secuil daging (seperti daging yang dikunyah), kemudian nampaklah tulang yang diselubungi oleh daging (diterangkan dengan kata lain berarti daging segar).
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ
عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَاماً
فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْماً ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقاً آخَرَ فَتَبَارَكَ
اللَّهُ
أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
“Kemudian air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu
Kami jadikan sesuatu yang melekat itu secuil daging dan secuil daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging,
kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha Sucilah Allah,
Pencipta yang paling baik.”(Q.S. Al Mu’minun 23:14)
Daging (seperti
yang dikunyah) adalah terjemahan kata bahasa arab “mudlghah“, daging (seperti daging segar) adalah terjemahan
kata “lahm“. Perbedaannya
perlu digarisbawahi, embrio pada permulaannya merupakan benda yang nampak
kepada mata biasa, dalam tahap tertentu daripada perkembangan sebagai daging
yang dikunyah. Sistem tulang berkembang pada benda tersebut di dalamnya, yang
dinamakan “mesenbyme“. Tulang yang sudah terbentuk dibungkus dengan otot-otot,
inilah yang dimaksud kata “lahm“
Dalam perkembangan embrio, ada beberapa bagian yang muncul yang tidak seimbang proporsinya dengan yang akan menjadi manusia nanti, sedang bagian-bagian lain tetap seimbang. Bukankah arti bahasa arab “mukhallaq” adalah dibentuk dengan proporsi seimbang?, yang dipakai dalam ayat 5 surat Al Maaidah disebutkan untuk menunjukkan fenomena ini?
Alquran juga menyebutkan munculnya panca indera dan hati (perasaan, afidah)
Dalam perkembangan embrio, ada beberapa bagian yang muncul yang tidak seimbang proporsinya dengan yang akan menjadi manusia nanti, sedang bagian-bagian lain tetap seimbang. Bukankah arti bahasa arab “mukhallaq” adalah dibentuk dengan proporsi seimbang?, yang dipakai dalam ayat 5 surat Al Maaidah disebutkan untuk menunjukkan fenomena ini?
Alquran juga menyebutkan munculnya panca indera dan hati (perasaan, afidah)
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِن
رُّوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ
وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ
وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ
“Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan ke dalam tubuhnya
roh-Nya, dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, pengelihatan dan hati.” (Q.S.
As-Sajadah 32: 9)
Terbentuknya seks juga disebutkan
dalam Quran surah Faathir ayat 11 dan surah Al Qiyamah 39 juga surah An Najm
45-46 sebagai berikut;
وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ
الذَّكَرَ وَالْأُنثَى
مِن نُّطْفَةٍ إِذَا تُمْنَى
مِن نُّطْفَةٍ إِذَا تُمْنَى
“Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan
laki-laki dan perempuan, dari mani yang dipancarkan.”(Q.S. An Najm
53: 45-46)
Maka kesimpulannya :
-Bahwa manusia dapat digolongkan sebagai makhluk mulia,jika manusia tersebut mengenali asal usul dirinya darimana berasal dan menyadari hakekat untuk apa manusia itu dilahirkan/diciptakan.
-Bahwa manusia dapat digolongkan sebagai makhluk mulia,jika manusia tersebut mengenali asal usul dirinya darimana berasal dan menyadari hakekat untuk apa manusia itu dilahirkan/diciptakan.
a.Menyadari
bahwa manusia diciptakan hanya untuk mengabdi,menyembah kepada Tuhannya
b.Maka pertamakali haruslah beriman
c.Kemudian ber-Islam,dengan mengaplikasikan nilai-nilai Islam,manusia akan diberi petunjuk jalan pintas untuk menemukan dan mencapai derajat kesempurnaa/kemuliaan dirnya.
d.Mengaplikasikan nilai-nilai Muhammad sebagai utusan Tuhan yang terakhir yang laku perbuatannya merupakan cermin yang baik untuk pedoman hidup dan mengabdi padaTuhan.Nilai-nilai Muhammad SAW adalah rahmatan lil ‘alamin,yakni berbuat manfaat pada diri dan umat serta sekelilingnya.
b.Maka pertamakali haruslah beriman
c.Kemudian ber-Islam,dengan mengaplikasikan nilai-nilai Islam,manusia akan diberi petunjuk jalan pintas untuk menemukan dan mencapai derajat kesempurnaa/kemuliaan dirnya.
d.Mengaplikasikan nilai-nilai Muhammad sebagai utusan Tuhan yang terakhir yang laku perbuatannya merupakan cermin yang baik untuk pedoman hidup dan mengabdi padaTuhan.Nilai-nilai Muhammad SAW adalah rahmatan lil ‘alamin,yakni berbuat manfaat pada diri dan umat serta sekelilingnya.
e.Ketika manusia itu telah mampu
memahami hakekat keberadaan dirinya kemudian menenggelami seluruh aspek
keber-imanannya,keber-Islamannya dan berlaku perbuatan mensuri tauladani
nilai-nilai Muhammad dalam setiap nafas kehidupannya di dunia,maka manusia
tersebut akan mencapai posisi derajat / maqam yang tinggi hingga mencapai
derajat AL-MUQARRABIN (Yang didekatkan pada Allah Ta’ala),yang posisi ini dapat
melebihi derajat Malaikat.
JIKA KITA TELAH
MEMAHAMI HAKEKAT BAHWA MANUSIA ITU MAKHLUK YANG PALING MULIA,MAKA KITA AKAN
MEMAHAMI PULA MENGAPA TUHAN MENYEBUT MANUSIA ITU DENGAN BERBAGAI ISTILAH,SBB :
1. Al-INSAN : Di tinjau dari
habitat/group
-Disebut INSAN (QS.76.Al-Insan:1-2)
-Sebagai aspek dari sisi kecerdasan yakni makhluk terbaik selain hewan,Jin,Malaikat,yang diberi akal sehingga mampu menyerap pengetahuan :
-Disebut INSAN (QS.76.Al-Insan:1-2)
-Sebagai aspek dari sisi kecerdasan yakni makhluk terbaik selain hewan,Jin,Malaikat,yang diberi akal sehingga mampu menyerap pengetahuan :
“Dia
menciptakan manusia…..Mengajarnya pandai berbicara”. (QS.55.Ar-Rahmaan: 3-4).
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”, (QS.96.Al ‘Alaq:1-4)
-Ditinjau dari Existensi (QS.114.An-Nas:1-6)
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”, (QS.96.Al ‘Alaq:1-4)
-Ditinjau dari Existensi (QS.114.An-Nas:1-6)
2.Al-BASYAR : Ditinjau dari
Individu
-Disebut BASYAR (QS.15.Al-Hijr:28, Al-Isra':93, Maria:26)
-Sebagai aspek biologis manusia yang mencerminkan sifat-sifat fisik-kimia dan biologisnya (QS.23.Al-Mukminun: 33).
-Disebut BASYAR (QS.15.Al-Hijr:28, Al-Isra':93, Maria:26)
-Sebagai aspek biologis manusia yang mencerminkan sifat-sifat fisik-kimia dan biologisnya (QS.23.Al-Mukminun: 33).
3. BANI ADAM :
Ditinjau dari aspek historis manusia yang menunjukkan darimana asal usulnya :
-Disebut BANI ADAM (QS.17.Al-Isra': 70) , (QS.7.Al-A’raaf:31).
-Nenek Moyang Manusia,bukan dari kera (QS.7. Al- A’raaf:172) , (QS.39.Az-Zumar:06)
Ditinjau dari aspek historis manusia yang menunjukkan darimana asal usulnya :
-Disebut BANI ADAM (QS.17.Al-Isra': 70) , (QS.7.Al-A’raaf:31).
-Nenek Moyang Manusia,bukan dari kera (QS.7. Al- A’raaf:172) , (QS.39.Az-Zumar:06)
4.AN-NAAS :
– Ditinjau dari aspek sosiologisnya yang menunjukkan sifat manusia yang suka berkelompok sesama komunitasnya (QS.2.Al-Baqarah: 21).
– Ditinjau dari aspek sosiologisnya yang menunjukkan sifat manusia yang suka berkelompok sesama komunitasnya (QS.2.Al-Baqarah: 21).
5.AL-ABDUN :
-Sebagai aspek dari kedudukannya yang menunjukkan bahwa manusia sebagai hamba Tuhan yang harus tunduk dan patuh kepadanya-Nya (QS.34.Saba’:9).
-Sebagai aspek dari kedudukannya yang menunjukkan bahwa manusia sebagai hamba Tuhan yang harus tunduk dan patuh kepadanya-Nya (QS.34.Saba’:9).
KEFITRAHAN MANUSIA
Potensi Hanif , Akal, Qalb dan Nafsy
*Kata fithrah (fitrah) merupakan derivasi dari kata fatara,
artinya ciptaan, suci, dan seimbang. Louis Ma’ruf dalam kamus Al-Munjid
(1980:120) menyebutkan bahwa fitrah adalah sifat yang ada pada setiap yang ada
pada awal penciptaannya, sifat alami manusia,pada agama,pada sunnah-Nya.
Menurut imam Al-Maraghi (1974: 200) fitrah adalah kondisi di
mana Allah menciptakan manusia yang menghadapkan dirinya kepada kebenaran dan
kesiapan untuk menggunakan pikirannya.
Dengan demikian arti fitrah dari segi bahasa dapat diartikan sebagai kondisi awal suatu ciptaan atau kondisi awal manusia yang memiliki potensi untuk mengetahui dan cenderung kepada kebenaran (hanif). Fitrah dalam arti hanif ini sejalan dengan isyarat Alquran:
Dengan demikian arti fitrah dari segi bahasa dapat diartikan sebagai kondisi awal suatu ciptaan atau kondisi awal manusia yang memiliki potensi untuk mengetahui dan cenderung kepada kebenaran (hanif). Fitrah dalam arti hanif ini sejalan dengan isyarat Alquran:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ
حَنِيفاً فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ
لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا
يَعْلَمُونَ
“Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan
pada fitrah Allah (itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.” (Q.S. Ar-Ruum,
30: 30)
Fitrah dalam arti penciptaan tidak hanya dikaitkan dengan arti
penciptaan fisik, melainkan juga dalam arti rohaniah, yaitu sifat-sifat dasar
manusia yang baik. Karena itu fitrah disebutkan dalam konotasi nilai. Lahirnya
fitrah sebagai nilai dasar kebaikan manusia itu dapat dirujukkan kepada ayat:
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي
آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَلَسْتَ
بِرَبِّكُمْ قَالُواْ بَلَى شَهِدْنَا أَن تَقُولُواْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا
كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
“Dan (ingatlah)
ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku
ini Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.
(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan).” (Q.S.
Al-A’raaf, 7: 172)
Ayat di atas merupakan penjelasan
dari fitrah yang berarti hanif (kecenderungan kepada kebaikan) yang dimiliki
manusia karena terjadinya proses persaksian sebelum digelar ke muka bumi.
Persaksian ini merupakan proses fitrah manusia yang selalu memiliki kebutuhan
terhadap agama (institusi yang menjelaskan tentang Tuhan), karena itu dalam
pandangan ini manusia dianggap sebagai makhluk religius. Ayat di atas juga
menjadi dasar bahwa manusia memiliki potensi baik sejak awal kelahirannya. la
bukan makhluk amoral, tetapi memiliki potensi moral. Juga bukan makhluk yang
kosong seperti kertas putih sebagaimana yang dianut para pengikut teori tabula
rasa.
Fitrah dalam arti potensi, yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia tersebut dapat dikelompokkan kepada dua hal, yaitu potensi fisik dan potensi rohaniah.
Potensi fisik manusia telah dijelaskan pada bagian yang lalu, sedangkan potensi rohaniah adalah akal, qalb dan nafsu. Akal dalam pengertian bahasa Indonesia berarti pikiran, atau rasio. Harun Nasution (1986) menyebut akal dalam arti asalnya (bahasa Arab), yaitu menahan, dan orang ‘aqil di zaman jahiliah yang dikenal dengan darah panasnya adalah orang yang dapat menahan amarahnya dan oleh karenanya dapat mengambil sikap dan tindakan yang berisi kebijaksanaan dalam mengatasi masalah yang dihadapinya. Senada dengan itu akal dalam Alquran diartikan dengan kebijaksanaan (wisdom), intelegensia (intelligent) dan pengertian (understanding). Dengan demikian di dalam Alquran akal diletakkan bukan hanya pada ranah rasio tetapi juga rasa, bahkan lebih jauh dari itu jika akal diartikan dengan hilunah atau bijaksana.
Fitrah dalam arti potensi, yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia tersebut dapat dikelompokkan kepada dua hal, yaitu potensi fisik dan potensi rohaniah.
Potensi fisik manusia telah dijelaskan pada bagian yang lalu, sedangkan potensi rohaniah adalah akal, qalb dan nafsu. Akal dalam pengertian bahasa Indonesia berarti pikiran, atau rasio. Harun Nasution (1986) menyebut akal dalam arti asalnya (bahasa Arab), yaitu menahan, dan orang ‘aqil di zaman jahiliah yang dikenal dengan darah panasnya adalah orang yang dapat menahan amarahnya dan oleh karenanya dapat mengambil sikap dan tindakan yang berisi kebijaksanaan dalam mengatasi masalah yang dihadapinya. Senada dengan itu akal dalam Alquran diartikan dengan kebijaksanaan (wisdom), intelegensia (intelligent) dan pengertian (understanding). Dengan demikian di dalam Alquran akal diletakkan bukan hanya pada ranah rasio tetapi juga rasa, bahkan lebih jauh dari itu jika akal diartikan dengan hilunah atau bijaksana.
Al-qalb berasal dari kata qalaba
yang berarti berubah, berpindah atau berbalik dan menurut Ibn Sayyidah (Ibn
Manzur: 179) berarti hati. Musa Asyari (1992) menyebutkan arti al-qalb dengan
dua pengertian, yang pertama pengertian kasar atau fisik, yaitu segumpal daging
yang berbentuk bulat panjang, terletak di dada sebelah kiri, yang sering
disebut jantung. Sedangkan arti yang kedua adalah pengertian yang halus yang
bersifat ketuhanan dan rohaniah yaitu hakikat manusia yang dapat menangkap
segala pengertian, berpengetahuan dan arif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akal digunakan manusia dalam rangka memikirkan alam sedangkan mengingat Tuhan adalah kegiatan yang berpusat pada qalbu. Keduanya merupakan kesatuan daya rohani untuk dapat memahami kebenaran sehingga manusia dapat memasuki suatu kesadaran tertinggi yang bersatu dengan kebenaran Ilahi.
Adapun nafsu (bahasa Arab: al-hawa, dalam bahasa Indonesia sering disehat hawa nafsu) adalah suatu kekuatan yang mendorong manusia untuk mencapai keinginannya. Dorongan-dorongan ini sering disebut dengan dorongan primitif, karena sifatnya yang bebas tanpa mengenal baik dan buruk. Oleh karena itu nafsu sering disebut sebagai dorongan kehendak bebas. Dengan nafsu manusia dapat bergerak dinamis dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Kecenderungan nafsu yang bebas tersebut jika tidak terkendali dapat menyebabkan manusia memasuki kondisi yang membahayakan dirinya. Untuk mengendalikan nafsu manusia menggunakan akalnya sehingga dorongan-dorongan tersebut dapat menjadi kekuatan positif yang menggerakkan manusia ke arah tujuan yang jelas dan baik. Agar manusia dapat bergerak ke arah yang jelas, maka agama berperan untuk menunjukkan jalan yang akan harus ditempuhnya. Nafsu yang terkendali oleh akal dan berada padajalur yang ditunjukkan agama inilah yang disebut an-nafs al-mutmainnah yang diungkapkan Alquran :
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akal digunakan manusia dalam rangka memikirkan alam sedangkan mengingat Tuhan adalah kegiatan yang berpusat pada qalbu. Keduanya merupakan kesatuan daya rohani untuk dapat memahami kebenaran sehingga manusia dapat memasuki suatu kesadaran tertinggi yang bersatu dengan kebenaran Ilahi.
Adapun nafsu (bahasa Arab: al-hawa, dalam bahasa Indonesia sering disehat hawa nafsu) adalah suatu kekuatan yang mendorong manusia untuk mencapai keinginannya. Dorongan-dorongan ini sering disebut dengan dorongan primitif, karena sifatnya yang bebas tanpa mengenal baik dan buruk. Oleh karena itu nafsu sering disebut sebagai dorongan kehendak bebas. Dengan nafsu manusia dapat bergerak dinamis dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Kecenderungan nafsu yang bebas tersebut jika tidak terkendali dapat menyebabkan manusia memasuki kondisi yang membahayakan dirinya. Untuk mengendalikan nafsu manusia menggunakan akalnya sehingga dorongan-dorongan tersebut dapat menjadi kekuatan positif yang menggerakkan manusia ke arah tujuan yang jelas dan baik. Agar manusia dapat bergerak ke arah yang jelas, maka agama berperan untuk menunjukkan jalan yang akan harus ditempuhnya. Nafsu yang terkendali oleh akal dan berada padajalur yang ditunjukkan agama inilah yang disebut an-nafs al-mutmainnah yang diungkapkan Alquran :
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ
الْمُطْمَئِنَّةُ
ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
فَادْخُلِي فِي عِبَادِي
وَادْخُلِي جَنَّتِي
ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
فَادْخُلِي فِي عِبَادِي
وَادْخُلِي جَنَّتِي
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati
yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hambaKu dan
masuklah ke dalam surgaKu.” (Q.S. Al-Fajr, 89:27-30)
Dengan demikian manusia ideal
adalah manusia yang mampu menjaga fitrah (hanif)-nya dan mampu mengelola dan
memadukan potensi akal, qalbu, dan nafsunya secara harmonis.
HAK PREROGATIF MANUSIA
Mempunyai Hak Pilih dan Kebebasan
Pada setiap ciptaan-Nya, Allah telah menentukan qadamya. Qadar sendiri berarti “memberikan ukuran/keterhinggaan/ketetapan). Arti ini dapat diketahui dari ayat-ayat berikut ini:
Pada setiap ciptaan-Nya, Allah telah menentukan qadamya. Qadar sendiri berarti “memberikan ukuran/keterhinggaan/ketetapan). Arti ini dapat diketahui dari ayat-ayat berikut ini:
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَداً وَلَمْ يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ
وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيراً
“…yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak
mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia
telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan
serapi-rapinya.” (Q.S. al-Furqan, 25: 2)
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ
لَّهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah
ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Yasin, 36: 38)
وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ
مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَّيْتاً كَذَلِكَ تُخْرَجُونَ
“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang
diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati,…” [Q.S. az-Zukhruf, 43: 11)
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ
بِقَدَرٍ
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (Q.S. al-Qamar, 54: 49)
قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ
قَدْراً
“… Sesungguhnya Allah telah
mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (Q.S. ath-Thalaq, 65: 3)
وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم
مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ هُوَ خَيْراً وَأَعْظَمَ أَجْرا…
“… Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya
kamu, memperoleh (balasannya) di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik
dan yang paling besar pahalanya,…”[Q.S. al-Muzamil 73: 20].
وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلاَّ عِندَنَا
خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلاَّ بِقَدَرٍ مَّعْلُومٍ
“Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah
khazanahnya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang
tertentu.” (Q.S. al-Hijr
15: 21)
Ide yang terkandung dalam doktrin
qadar ini adalah bahwa Allah saja yang tak terhingga secara mutlak, sedang
segala sesuatu selain Allah sebagai ciptaanNya memiliki “ukuran/keterhinggaan”
atau memilih kapasitas yang terbatas. Menurut al-Qur’an, setiap Allah menciptakan
sesuatu hal (khalq), Allah memberikan sifat-sitat, potensi-potensi dan
hukum-hukum tingkah laku (amr, “perintah” atau hidayah “petunjuk”) tertentu
kepadanya, sehingga ia menuruti sebuah pola tertentu dan menjadi sebuah laktor
didalam “kosmos”.
Oleh karena itu segala sesuatu di
dalam alam semesta ini bertingkah laku sesuai dengan hukum-hukum yang telah
ditentukan padanya secara otomatis mentaati “perintah” Allah-maka keseluruhan
alam semesta ini adalah muslim atau tunduk kepada kehendak Allah.
Manusia adalah satu-satunya kekecualian didalam hukum universal ini karena diantara scmuanya, manusialah satu-satunya ciptaan Allah yang diberi kebebasan untuk mentaati atau mengingkari perintah Allah.
Sebagaimana ciptaan yang lain, pada manusia juga telah ditetapkan sifat-sifat, potensi-potensi dan hukum-hukum tingkah laku, yaitu bahwa manusia diciptakan telah dilengkapi dengan perbekalan-perbekalan yang berupa kodrat, pembawaan jiwa (watak) dan perlengkapan-perlengkapan lainnya. Semua ini dapat diarahkan pemakaiannya kearah yang baik maupun ke arah yang buruk. Jadi tidak semata-mata untuk kebaikan atau untuk keburukan saja. Walaupun sebagian orang lebih kuat iradah kebaikannya dan sebagian lain lebih kuat iradah kejahatannya. Semua itu hanya Allah yang tahu ukurannya secara pasti, sebagaimana firman Allah:
Manusia adalah satu-satunya kekecualian didalam hukum universal ini karena diantara scmuanya, manusialah satu-satunya ciptaan Allah yang diberi kebebasan untuk mentaati atau mengingkari perintah Allah.
Sebagaimana ciptaan yang lain, pada manusia juga telah ditetapkan sifat-sifat, potensi-potensi dan hukum-hukum tingkah laku, yaitu bahwa manusia diciptakan telah dilengkapi dengan perbekalan-perbekalan yang berupa kodrat, pembawaan jiwa (watak) dan perlengkapan-perlengkapan lainnya. Semua ini dapat diarahkan pemakaiannya kearah yang baik maupun ke arah yang buruk. Jadi tidak semata-mata untuk kebaikan atau untuk keburukan saja. Walaupun sebagian orang lebih kuat iradah kebaikannya dan sebagian lain lebih kuat iradah kejahatannya. Semua itu hanya Allah yang tahu ukurannya secara pasti, sebagaimana firman Allah:
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا#
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا# قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا# وَقَدْ
خَابَ مَن دَسَّاهَا#
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan. Sesungguh-nya
beruntunglah orang yang mensucikanjiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang
yang mengotorinya.” (Q.S.
asy-Syams, 91: 7-10)
Ayat di atas menunjukkan bahwa
Allah menjadikan manusia dengan sempurna lagi berimbangan dan mengisinya dengan
kodrat-kodrat (sarana) yang dapat menerima kebaikan atau kejahatan.
Di samping itu Allah juga telah membekali manusia dengan akal yang dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dan juga Allah memberikan kepada manusia tenaga dan kemampuan untuk membenarkan yang haq dan menyalahkan yang bathil, sanggup mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang buruk.
Tidak hanya itu saja, Allah masih mengutus para rasul untuk mewujudkan jalan-jalan kebenaran dan memberikan bimbingan. Allah juga telah merumuskan dalil-dalil (pokok-pokok pedoman) tentang kebenaran dengan diturunkan kitab suci (al-Qur’an) kepada manusia.
Di samping itu Allah juga telah membekali manusia dengan akal yang dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dan juga Allah memberikan kepada manusia tenaga dan kemampuan untuk membenarkan yang haq dan menyalahkan yang bathil, sanggup mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang buruk.
Tidak hanya itu saja, Allah masih mengutus para rasul untuk mewujudkan jalan-jalan kebenaran dan memberikan bimbingan. Allah juga telah merumuskan dalil-dalil (pokok-pokok pedoman) tentang kebenaran dengan diturunkan kitab suci (al-Qur’an) kepada manusia.
Dengan demikian manusia dipandang
mukhtar dalam segala perbuatannya, dengan ikhtiar yang hakiki, bukan majazi,
karena ia menyukai perbuatan itu dan mempunyai pengaruh dalam meninggalkan
perbuatan.
Melihat kelengkapan perbekalan yang diberikan Allah kepada manusia, maka manusia harus mengerahkan kodrat dan kemampuannya untuk memilih jalan kebenaran atau jalan sesat. Sebagaimana firman Allah:
Melihat kelengkapan perbekalan yang diberikan Allah kepada manusia, maka manusia harus mengerahkan kodrat dan kemampuannya untuk memilih jalan kebenaran atau jalan sesat. Sebagaimana firman Allah:
وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ
“Dan Kami telah menunjukkan
kepadanya dua jalan.” (Q.S. al-Balad, 90: 10)
إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ
إِمَّا شَاكِراً وَإِمَّا كَفُوراً
“Sesungguhnya Kami telah
menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.”
(Q.S. al-Insan, 76: 3)
Dengan demikian segala hasil dan
akibat dari perbuatan manusia adalah karena ulah manusia sendiri, sebagaimana
firman Allah:
كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ
رَهِينَةٌ
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab
atas apa yang telah diperbuatnya.” (Q.S. al-Muddatstsir, 74: 38)
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً فَلِنَفْسِهِ
وَمَنْ أَسَاء فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ
“Barang siapa mengerjakan amal
sholeh maka (pahalanya) untuk dirinva sendiri dan barang siapa yang berbuat jahat
maka (dosanya) atas dirinya sendiri dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya
hamba-hamba(Nya).” (Q.S. Fushshilat, 41: 46)
إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا
بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Q.S. ar-Ra’du, 13: 11)
Makna senada dapat dilihat pada
beberapa ayat berikut ini:
وَقُلِ الْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ
فَمَن شَاء فَلْيُؤْمِن وَمَن شَاء فَلْيَكْفُرْ..
“Dan katakanlah, Kebenaran itu
datangnya dan Tuhanmu, maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia
beriman, dan barangsiapa yang ingin, (kafir) biarlah ia kafir,…” (Q.S.
al-Kahfi, 18: 29)
لاَ يُكَلِّفُ اللّهُ نَفْساً
إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesangggupannya. la mendapat pahala (dari kebajikan) yang ia usahakannya dan ia
mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya…” (Q.S.
al-Baqarah, 2: 286)
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّا
أُخْفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاء بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk
mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai
balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.” (Q.S.
as-Sajadah, 32: 17)
وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ
فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan
oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu).” (Q.S.
asy-Syuura, 42: 30)
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ
وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي
عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat
dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merusakan
kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali
(kejalan yang benar).” (Q.S. ar-Rum, 30: 41)
وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا
مَا سَعَى
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya.” (Q.S. an-Najm,
53: 39)
Keterangan di atas menunjukkan
bahwa Allah memberikan kebebasnya kepada manusia untuk menggunakan
potensi-potensi yang telah diberikan Allah kepada manusia. Dengan demikian
perbuatan manusia adalah hasil dari kehendak dan kemampuan manusia sendiri,
yaitu kehendak dan kemampuan yang telah diberikan Allah kepada manusia. ,
Dengan potensi dan kemampuan diatas, manusia dibebani taklif, yaitu untuk berbuat baik dan meninggalkan yang buruk; menunaikan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan larangan-larangan.
Sebagai konsekwensinya, manusia diminta untuk memperianggungjawabkan atas segala penggunaan potensi-potensi dan kemampuan yang telah diberikan Allah padanya untuk melakukan kebaikan atau keburukan. Jika ia menggunakan potensi-potensi dan kemampuan itu untuk kebaikan, maka Allah akan membalas dengan kebaikan danjika ia menggunakannya untuk melakukan keburukan, maka Allah akan membalas dengan keburukan pula. Demikian itulah keadilan Allah kepada hamba Nya.
Akhimya dapat diketahui bahwa dengan dibekali potensi-potensi, kemampuan dan akal; diberi petunjuk tentang kebaikan dan kejahatan (dengan diutusnya rasul dan diturunkannya kitab suci); dibebani kewajiban dan dimintai tanggung-jawab, maka manusia diberi kebebasan berkehendak/ikhtiar untuk menentukan apa yang dikerjakan sebatas kemampuan yang telah diberikan oleh Allah. Dengan demi-ldan manusia bukanlah makhluk yang terpaksa.
Namun demikian kehendak dan kemampuan manusia bukanlah kehendak dan kemampuan yang bebas tanpa batas. Melainkan semua itu dibatasi oleh sunnatullah, yaitu ketetapan Allah yang telah diberikan Allah kepada makhluk Nya.
Dengan potensi dan kemampuan diatas, manusia dibebani taklif, yaitu untuk berbuat baik dan meninggalkan yang buruk; menunaikan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan larangan-larangan.
Sebagai konsekwensinya, manusia diminta untuk memperianggungjawabkan atas segala penggunaan potensi-potensi dan kemampuan yang telah diberikan Allah padanya untuk melakukan kebaikan atau keburukan. Jika ia menggunakan potensi-potensi dan kemampuan itu untuk kebaikan, maka Allah akan membalas dengan kebaikan danjika ia menggunakannya untuk melakukan keburukan, maka Allah akan membalas dengan keburukan pula. Demikian itulah keadilan Allah kepada hamba Nya.
Akhimya dapat diketahui bahwa dengan dibekali potensi-potensi, kemampuan dan akal; diberi petunjuk tentang kebaikan dan kejahatan (dengan diutusnya rasul dan diturunkannya kitab suci); dibebani kewajiban dan dimintai tanggung-jawab, maka manusia diberi kebebasan berkehendak/ikhtiar untuk menentukan apa yang dikerjakan sebatas kemampuan yang telah diberikan oleh Allah. Dengan demi-ldan manusia bukanlah makhluk yang terpaksa.
Namun demikian kehendak dan kemampuan manusia bukanlah kehendak dan kemampuan yang bebas tanpa batas. Melainkan semua itu dibatasi oleh sunnatullah, yaitu ketetapan Allah yang telah diberikan Allah kepada makhluk Nya.
Peran Ganda Manusia:
Sebagai Hamba dan Khalifah
Allah menciptakan manusia tidak
sekadar untuk permainan, tetapi untuk melaksanakan tugas yang berat (Q.S.
al-Mu’minun, 23: 115)
Menunaikan amanah yang manusia
memang telah bersedia untuk menerimanya (Q.S. al-Ahzab, 33: 72),
Yaitu melaksanakan fungsinya
sebagai khalifah dimuka bumi dan misinya untuk menciptakan kemakmuran di muka
bumi. Fungsi sebagi khalifah ditunjukkan oleh ayat:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ
لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُواْ أَتَجْعَلُ
فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاء وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ
وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ
إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Mereka
berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman,
‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. al-Baqarah, 2: 30)
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ
خَلاَئِفَ الأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ
فِي مَا آتَاكُمْ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa (khalifah) di
bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sehagian (yang lain) beberapa
derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan Nya kepadamu. Sesungguhnya
Tuhanmu amat cepat siksanya dan sesungguhnya Dia M aha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (Q.S. al-An’am,
6: 165)
Misi manusia adalah membuat
kemakmuran di muka bumi dengan jalan menegakkan sebuah tata sosial yang
bermoral untuk terwujudnya masyarakat yang beradab, adil dan makmur untuk
menjadi rahmat bagi seluruh alam. Hal ini bisa ditelusuri dalam firman Allah:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا
رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
“Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat
bagi semesta alam.” (Q.S.
al-Anbiya’, 21: 107)
Di samping kewajiban untuk
menunaikan amanah sebagai khalifah, maka kewajiban yang lain yang langsung
kepada Allah adalah “Ibadah”. Allah bahkan telah menegaskan bahwa manusia
diciptakan memang untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana firman Allah
sebagai berikut:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ
إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin
dan manusia melainkan supaya mereka menyembah KU.” (Q.S. adz-Dzariyat, 51: 56)
Oleh karena itu manusia hams
mengabdikan diri sepenuhnya untuk menghambakan diri semata-mata karena Allah.
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah: ‘Sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S. al-An’am, 6: 162)
Maka demikianlah yang disebut
bahwa seluruh aktivitas manusia sesungguhnya mempunyai nilai ibadah apabila
dilakukan dalam rangka penunaian amanah sebagai khalifah untuk menuju
tercapainya nilai-nilai Islam yang rahmatan lil’alamin dan mengorientasikan
segala laku perbuatannya dipersembahkan hanya kepada Allah Ta’ala saja.
Semoga bermanfaat,
Salam ilmu pengetahuan
Kelana Delapan Penjuru Angin,
Jakarta,26 Juli 2013
CopyRights@2013
CopyRights@2013
Sumber :
-Risalatu Insan karya K.H.M.Syamsuddin –Kranggan-Jateng.
*-https://wawankardiyanto.wordpress.com/2009/10/07/manusia-dan-alam-semesta-2/#comment-1702
– http://islamquest.net/id/archive/question/fa14340
– http://pridityo.blogspot.com/2010/08/roh-ruh-dan-al-ruh-dalam-al-quran.html
– http://id.wikipedia.org/wiki/Roh_%28Kristen%29
– http://kesehatan707.blogspot.com/2012/05/apa-itu-dna.html
-http://www.arrahmah.com/news/2013/02/17/subhanallah-ayat-suci-dalam-kromosom-manusia.html
-Abah Sang Pencerah –Kota Tegal
-Al-Qur’an terjemah DEPAG RI.
-Risalatu Insan karya K.H.M.Syamsuddin –Kranggan-Jateng.
*-https://wawankardiyanto.wordpress.com/2009/10/07/manusia-dan-alam-semesta-2/#comment-1702
– http://islamquest.net/id/archive/question/fa14340
– http://pridityo.blogspot.com/2010/08/roh-ruh-dan-al-ruh-dalam-al-quran.html
– http://id.wikipedia.org/wiki/Roh_%28Kristen%29
– http://kesehatan707.blogspot.com/2012/05/apa-itu-dna.html
-http://www.arrahmah.com/news/2013/02/17/subhanallah-ayat-suci-dalam-kromosom-manusia.html
-Abah Sang Pencerah –Kota Tegal
-Al-Qur’an terjemah DEPAG RI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar