wawuwalik79

>

Rabu, 18 Februari 2015

Kristologi, Jackz Michaael : Yesus Bukan Tuhan

[Kristologi] Jackz Michael: Yesus Bukan Tuhan

Seseorang bernama Jackz Michael menulis pada 13 November 2009.
Jackz mengaku sebagai seorang Nasrani, namun sama sekali tidak percaya jika Yesus adalah Tuhan. Jackz tetap pada keyakinannya bahwa Yesus hanyalah nabi/rasul, sama seperti nabi-nabi dan rasul-rasul lainnya. Jackz memposting tulisan ini, sekadar untuk membantah pemahaman keliru kawan-kawannya. Paling tidak ini pendapat dari sisi Jackz Michael.
Posting berikut dimuat sesuai sejatinya. Saya hanya memperbaiki letak “huruf” yang keliru, dan “spasi” yang berlebih atau hilang. Tidak ada makna dan maksud yang berganti karena perbaikan tersebut. Berikut.
Jackz Michael menulis pada 13 November 2009
Untuk semuanya. Walau saya berkeyakinan dan beriman Nasrani tapi buat saya Yesus adalah nabi/rosul Allah. Sudah banyak buku yang saya baca.
Kristen itu ada sekitar 20.000 sekte/golongan? (Michael Keene, Agama-agama Dunia). Yang mana dalam setiap golongan itu terdapat banyak sekali perbedaan-perbedaannya & pertentangan-pertentangannya yang sering membuat mereka bertikai bahkan saling menyerang?
Sekte terbesar (dalam segi jumlah pemeluk) dalam Kristen adalah : Katolik Roma, Protestan, dan Ortodoks, yang masing-masingnya juga masih dibagi lagi dalam banyak sekte. Misalnya dalam Protestan pemeluk terbesarnya adalah sekte gereja Anglikan. Perbedaan-perbedaan yang ada antara kami juga sangat banyak, dari yang menyangkut tata cara ibadah sehari-hari sampai masalah konsep yang fundamental seperti masalah ketuhanan & kitab suci.
Misalnya dalam penentuan tanggal hari Natalpun kami juga berbeda, misalnya gereja Ortodoks Rusia merayakan natal pada tanggal 6 Januari, ada juga sekte yang berhari natal tanggal 1 Januari. Sementara aliran Katolik Roma & Protestan yang ada di Indonesia umumnya Natalan tanggal 25 Desember. Contoh lain yang juga mudah dilihat misalnya jumlah kitab dalam Bible Katolik (Duoy version) berbeda dengan Bible Protestan (banyak memakai King James version).
Katolik menganggap kitab Tobit s/d Makabe adalah termasuk firman Tuhan dan karenanya disertakan dalam Alkitab. Sedangkan Protestan tidak menggunakan kitab-kitab itu karena dianggap bukan firman Tuhan, dan karenanya kitab-kitab tersebut dikeluarkan dari Alkitab sewaktu revolusi Protestan dulu, dan hingga sekarang tidak dipakai lagi (saya tahu pasti hal ini karena saya juga punya beberapa versi Alkitab dalam bahasa Indonesia & Inggris).
Tahukah bahwa ada sekte-sekte Kristen yang tidak menganggap Yesus sebagai Tuhan? Beberapa yang kami tahu ada sekte kristen Saksi Yehovah (The King of Pop, Michael Jackson menganut ini) yang sangat terkenal di Amerika, ada sekte Kristen Unitarian yang banyak di Timur Tengah & Eropa, dan bahkan di Indonesia ada Kristen Tauhid & Kristen Ibrahimik yang kami semua tidak menganggap Yesus sebagai Tuhan!
Bahkan dalam sekte Kristen yang menuhankan Yesus seperti Katolik Roma & banyak sekte Protestan, sebenarnya juga banyak pemeluknya yang sesungguhnya tidak benar-benar percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Hal ini terutama terlihat di negara-negara barat yang orang-orangnya lebih terbuka dalam mengemukakan pendapatnya. Ada banyak angket-angket tertutup yang membuktikan hal itu.
Kebanyakan dari kami umumnya memendam saja pertanyaan itu di hati karena takut dibilang kafir atau murtad kalau bertanya ke pendeta/pastur. Beberapa dari kami yang bertanya juga hanya dapat jawaban bahwa mereka cuma harus percaya karena iman, sebab dengan imanlah kami akan diselamatkan (inilah yang saya bilang beragama dengan doktrin, hanya harus percaya saja, tidak boleh berpikir, berpendapat, apalagi membantah!).
Banyak sekali buku-buku dari para ahli teologi yang mengulas tentang bagaimana kekristenan itu sebenarnya, termasuk menyatakan bahwa Yesus memang bukan Tuhan. Hal inilah yang kemudian memunculkan istilah “Yesus sejarah” dan “Yesus dalam iman” untuk dapat mengakomodir dua pendapat kami yang berlawanan itu. Di satu sisi, para ahli teologi, ahli sejarah kristen, dan kami yang mempelajari kekristenan, menyatakan kalau Yesus bukanlah Tuhan, dan kami berupaya menjelaskan sejarah kekristenan yang sebenarnya yang tidak pernah diberikan pada kami di gereja.
Mereka selain mempelajari Alkitab secara obyektif, mempelajari sejarah kristen, dan bagi tingkat-tingkat tertentu, mendapat akses membaca salinan naskah tertua kitab-kitab dalam Bible Kristen (yang tertua berasal dari abad ke 4, abad dimana berlangsung konsili Nicea yang penuh kontroversi itu).
Sedangkan di sisi lain, para pendeta, pastur, dan misionaris gereja mengajarkan kami di gereja bahwa Yesus itu adalah Tuhan, Yesus adalah putra Tuhan…, bahwa yang menulis Bible adalah para murid Yesus yang 12 itu…, bahwa tidak ada kitab-kitab lain selain yang tercantum dalam Bible…, bahwa kitab-kitab itu hanya ada satu versi yang sudah final dan tidak berubah sejak abad pertama…, bahwa tidak pernah ada pemaksaan keji oleh kerajaan & gereja terhadap orang untuk menganut agama kasih ini seperti yang terjadi saat peristiwa Inkuisisi di Eropa…, bahwa tidak pernah ada pembakaran hidup-hidup sekian banyak wanita dengan tuduhan tukang sihir oleh gereja tanpa diadili…, bahwa tidak pernah terjadi pembantaian besar-besaran terhadap orang Islam & Yahudi di Yerussalem saat perang salib pertama yang penyerangannya dicetuskan oleh seorang Paus…, dan lain-lain, dan lain-lain… yang semua itu disebutkan berbeda dalam buku-buku resmi sejarah kristen yang juga dijual di toko-toko buku.
Jadi dalam ajaran kami, Kristen, istilah Yesus sejarah & Yesus dalam iman itu adalah untuk menunjukkan kalau sisi sejarah Yesus & kekristenan memang diakui seperti itu, tapi hanya dalam sejarah. Sedangkan dalam iman kami, artinya yang harus diimani, adalah Yesus dalam iman, yaitu segala sesuatu tentang Yesus & kekristenan yang sesuai ajaran gereja yang ironisnya bertentangan dengan Yesus sejarah. Walaupun kedengarannya sangat aneh, tapi hal ini adalah benar terjadi, dan banyak diulas di buku-buku Kristen. Anda bisa buktikan sendiri.
Sebagai sebuah contoh, kalau besok anda berkunjung ke toko buku Gramedia yang cukup besar dideretan buku laris mungkin akan anda temui buku best seller dari Bart D. Ehrman (kepala fakultas kajian agama di University of Carolina di Chapel Hill – Amerika Serikat) yang berjudul Misquoting Jesus, kesalahan penyalinan dalam kitab suci Perjanjian Baru, kisah siapa yang mengubah Alkitab dan apa alasannya (judul buku aslinya : Misquoting Jesus, The Story Behind Who Changed the Bible and Why). Saya juga melengkapi “perpustakaan” saya dengan buku itu.
Buku itu dibuka dengan kisah menyentuh dari si penulis dalam pertarungan batinnya saat melanjutkan kuliah kependetaannya ke jenjang yang lebih tinggi dengan memasuki sebuah sekolah Evangelist terkenal di Amerika yaitu Wheaton College di Chicago yang adalah juga almamater dari Billy Graham, seorang penginjil terkenal dari Amerika. Konflik batin yang besar telah mengguncangnya saat menemui kenyataan yang sangat berbeda dengan apa yang selama ini ia terima di gereja & sekolah pendeta tentang kekristenan, dimana ia di sana mendapat akses untuk melihat naskah-naskah tertua (yang sebenarnya hanyalah salinan, sedang yang tulisan asli sudah tidak ada) yang sangat jauh berbeda dengan yang ia baca di Bible yang beredar sekarang ini, termasuk dalam topik ketuhanan Yesus. Di buku itu ia mengungkapkan semua yang ia ketahui yang kini telah mengubah semua persepsinya tentang kekristenan, khususnya berdasarkan sejarah penulisan kitab sucinya. Coba saja anda cari, sekitar 2 minggu yang lalu saya masih melihatnya di toko buku.
Jadi pada kami, umat Kristen ada banyak golongan yg mempunyai pandangan berbeda-beda tentang kekristenan, termasuk tentang ketuhanan Yesus. Saat Dan Brown diwawancarai & ditanya, sebagai orang kristen, kenapa anda menulis buku seperti itu yang banyak dikecam orang kristen lain? Ia menjawab bahwa ketika anda bertanya pada 3 orang kristen tentang apa arti kekristenan, maka anda akan mendapatkan 3 jawaban yang berbeda.
Sepertinya yang ia maksudkan adalah: sah-sah saja kalau ia punya pandangan demikian walaupun berbeda dari pandangan sekte-sekte besar, karena mungkin dalam sekte kristen yang ia anut (banyak yang mengira ia adalah seorang penganut sekte kristen Gnostik yang oleh sekte-sekte besar seperti Katolik Roma dianggap menyimpang) hal yang ia kemukakan dalam bukunya itu adalah bukan hal yang salah. Apalagi Brown menyatakan kalau sebelum menulis buku itu ia telah mengadakan serangkaian riset yang panjang dengan tim-nya & mengadakan perburuan data ke sumber-sumber yang otoritatif sehubungan dengan topik dalam bukunya itu.
Saya sepenuhnya bisa memahami Brown, sebab kami mengikuti ajaran yesus. Tidak merayakan natal, mayat dibungkus kain bersih.Yesus bukan tuhan, dll. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar