Sajak Tentang Luka (1)
Mencakar-cakar kepedihan
Aku menatap
Begitu banyak duka derita orang miskin
Mencegat di delapan penjuru pintu para politisi
Yang sibuk memasang lencana di kemaluannya
Hingga lupa berkaca pada nuraninya
Aku putar lagu “Estranged” dari Guns and Roses
Keterasingan begitu menyergap
Meski aku pandang Monas dari stasiun Gambir
Dengan nyala emas
Angkuh tak kunjung padam
Dan akupun bertanya
Nyala itu untuk siapa?
Nyala itu untuk apa?
Ketika di bawah puncaknya
Tubuh-tubuh lusuh mengepung
Tubuh-tubuh kehilangan pesona kesejatian manusia
Ketika di sekitar tugunya
jakarta dipenuhi dengan padamnya api-api keadilan
laguku melaju pada steve vai “For the love God”
begitu dalam cinta Tuhan
tapi begitu banyak manusia
berkali-kali mencoba membunuh Tuhan
karena merasa dia adalah Tuhan
yang bisa menimbang siapa saja berhak masuk surga
begitu indah rahasia Tuhan
tapi begitu banyak manusia lupa menyembahNYA
karena terlalu sibuk memuja agamanya
aku masih saja duduk termenung
aku begitu ingin memutar Catch the rainbow
merindukan sayatan gitar blackmore
di udara yang begitu penuh luka
akan kuberikan kau keindahan biru langit
dan kau bisa lenyapkan mendung tebal
lewat angin mimpimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar