Dalam geliat awal waktu
Kata kata mengalir serupa linangan hujan
Merendam dan melukai tubuh tubuh kota
Menyisakan deretan deretan kepala
Menjelma pada poster dan baliho
Dengan ragam wajah senyum penuh kepalsuan
Ketika langit tak pernah terasa siang
Banyak orang mencoba membingkai masa lalu
Merangkai waktu dengan tetes tetes hujan
Menyulamnya dengan segenap ingatan
Berharap menjadi sebuah peta menuju rumah tuhan
Ketika waktu terlepas dari tangkai musim yang berlalu
Aku melihat
Perempuan perempuan menggantungkan nasibnya
Pada embun di ujung daun
Di kesunyian dini hari
Dalam ranting hidup yang dingin dan rapuh
Februari ….. Februari
Kau lingkarkan bahumu pada kenangan yang beku
Jalanan lengang basah
Dan pohon pohon yang menyimpan kuncup bunga
Agar bermekaran di sepanjang nafas dunia
Madiun, 14 Februari 2013
Arif Gumantia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar