wawuwalik79

>

Senin, 16 Februari 2015

Politisasi Gus Dur

Selasa, 08 April 2014

Politisasi Gus Dur

Gus Dur adalah sebuah buku yang terbuka. Yang senantiasa siap kita baca, kita tafsirkan, kita diskusikan, dan barangkali juga siap untuk dicaci maki oleh lawannya, meskipun Gus Dur tidak pernah memposisikan bahwa, mereka yang berbeda ide dan pemikiran adalah sebagai seorang “lawan” tapi lebih sebagai sahabat berdiskusi dan beradu argumentasi. Sebagai sebuah Buku sangat lah menantang untuk dibaca Karena Gus Dur tidak mengikuti arus, juga tidak melawan arus, tapi Gus Dur menciptakan arus pemikiran-pemikiran, yang tidak hanya berhenti pada sebuah ucapan yang bombastis, tapi secara konsisten juga diwujudkan dalam perilaku, tindakan, dan amaliyah beliau.

Ketika begitu banyak orang meributkan masalah Pornografi, Gus Dur melontarkan kalimat : kalau mau mengajari orang baris berbaris ya harus tahu baris berbaris yang benar dulu. Juga sebuah kalimat yang kontemplatif : “Porno atau tidak, itu ada dalam kontruksi pemikiran Kita”. Kalau pikiran sudah “ngeres” melihat seseorang yg tertutup rapat auratnya pun akan bangkit nafsu syahwatnya.

Saat menjadi Presiden, Orang-orang mengecam kegemarannya berkeliling dunia, padahal kalau kita cermati negara yang beliau kunjungi itu identik dengan daftar undangan Konferensi Asia-Afrika. Brasil mengekspor sekian ratus ribu ton kedelai ke Amerika setiap tahunnya, sedangkan kita mengimpor lebih separuh jumlah itu, dari Amerika pula. Maka Gus Dur ke Brasil agar kita dapat membeli langsung kedelai dari sumbernya tanpa makelar Amerika. Venezuela mengimpor seratus persen belanja rempah-rempahnya dari Rotterdam, sedangkan kita mengekspor seratus –persen rempah-rempah kita kesana. Maka Gus Dur mencoba menawari Hugo Chavez membeli rempah-rempah langsung dari kita. Gus Dur mengusulkan kepada Sultan Hasanal Bolkiah untuk membangun Islamic Financial Center di Brunaei Darussalam, lalu melobi negara-negara Timur Tengah untuk mengalihkan duit mereka dari bank-bank di Singapura kesana.

Tapi media dan orang-orang menyebut Gus Dur suka pelesir, bukan memberi sebuah apresiasi sebagai sebuah langkah taktis untuk melawan ketidak adilan dalam tata perdagangan internasional. Padahal itu adalah sebuah langkah kuda dalam catur atau langkah cerdik agar tidak menyerang kekuatan-2 dunia secara frontal. Dan agar negeri ini tidak menjadi “pekathik”-nya negara lain dan hanya bisa “sendiko dawuh”.

Langkah-2 tersebut dilakukan bukan dalam rangka tebar pesona dan pencitraan . Untuk hal-hal yang Prinsip, seperti perjuangan kedaulatan hukum, Pancasila, UUD 45, membela yang diperlakukan tidak adil, Gus Dur tidak pernah berhitung secara politis. Apakah ucapan dan tindakan-tindakannya populer, semua dikesampingkan. Suatu misal ada penyerangan warga ahmadiyah, kita pasti langsung mendapati Gus Dur berbicara di Media, menuntut tanggung jawab pemerintah. Tak peduli hal demikian akan menurunkan popularitasnya.

Gus Dur seperti sebuah buku yang spektrumnya begitu luas, karena begitu luas wawasan intelektualitasnya juga bidang yang diperjuangkannya, dari artikel-artikel dan kolom-kolomnya dulu yang tersebar di media masa dapat kita baca. Ada artikel tentang sepakbola, artikel tentang Budaya, politik. Juga kegemarannya dalam mendengarkan musik, mulai musik timur tengah, musik tradisional, sampai lady rocker Janis Joplin. Dan juga ketertarikannya pada dunia sastra. Gus Dur pernah mengatakan 2 novel indonesia yang paling beliau sukai adalah Bumi Manusia-nya Pramoedya ananta toer dan jalan tiada ujung-nya mochtar loebis.

Begitu banyaknya peran dan ketokohan seorang Gus Dur, tentunya membawa konsekuensi  politis juga, terlebih ini adalah tahun politik, dimana ada Pemilu legislatif dan pemilu presiden. Banyak para politisi yang memasang foto Gus Dur atau menulis  pada stiker, poster, spanduk, dan baliho sebagai penerus perjuangan Gus Dur, tentunya ini akan menjadi sah-sah saja jika yang memasang foto dan menulis Penerus perjuangan Gus Dur  tersebut memang selalu berjuang untuk mewujudkan pemikiran pemikiran Gus Dur seperti memperjuangkan toleransi, kesetaraan dan keadilan. Memperjuangkan kelompok minoritas seperti Syiah, ahmadiyah, etnis tionghoa, dan juga para TKI di luar negeri.
Sebagaimana spektrum yang demikian luas di atas maka kalau  kita tarik benang merah menjadi 9 nilai dasar GUS DUR.

1. KETAUHIDAN, Ketauhidan bersumber pada Allah, satu-2nya Dzat yg hakiki yg maha cinta kasih, yg disebut dg berbagai nama. Ketauhidan yg bersifat ilahi, diwujudkan dlm perilaku dan perjuangan sospol, ekonomi, budaya dalam menegakkan nilai-nilai kemanusiaan.

2. Kemanusiaan.memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya.dan Gus Dur selalu membela kemanusiaan tanpa syarat

3. Keadilan, karena keadilan tidak sendirinya hadir di dalam realitas kemanusiaan maka harus diperjuangkan.martabat manusia hny bs dipenuhi dg adanya keseimbangan, kelayakan, dan kepantasan dalam masyarakat maka GusDur selalu melindungi dan membela pd kelompok masyarakat yg diperlakukan tidak adil, karena ini merupakan tanggung jawab moral kemanusiaan.

4. kesetaraan, bersumber dari pandangan bahwa setiap manusia memiliki martabat yg sama di hadapan Tuhan.Kesetaraan meniscayakan perlakuan yg adil GUSDUR sepanjang hidupnya membela yg tertindas dan dilemahkan, termasuk kaum minoritas dan marjinal

5. Pembebasan. semangat pembebasan hanya dimiliki oleh jiwa-jiwa yg merdeka, bebas dari rasa takut. maka sepanjang kehidupannya GUSDUR selalu mendorong dan memfasilitasi tumbuhnya jiwa-jiwa merdeka.

6. kesederhanaan, sebuah sikap dan perilaku yang wajar dan patut. Menjadi konsep kehidupan yg menjadi jati diri. Dalam hal ini kesederhanaan akan menjadi budaya perlawanan thd budaya elit saat ini yg berlebihan, materialistis, dan koruptif.

7. Persaudaraan yg bersumber pd penghargaan atas kemanusiaan, keadilan, kesetaraan utk menggerakkan kebaikan Gus Dur dalam hidupnya memberi teladan dan menjunjung tinggi persaudaraan dalam masyarakat, bahkan terhadap yg berbeda keyakinan dan pemikiran.

8. Keksatriaan, bersumber dari keberanian untuk memperjuangkan dan menegakkan nilai-nilai yang diyakini. Keksatriaan Gus Dur menunjukkan integritas pribadinya yaitu penuh rasa tanggung jawab, siap dengan konsekuensi yang dihadapi, serta istiqomah. Juga mengedepankan kesabaran dan ikhlas dlm menjalani proses yg seberat apapun dan menyikapi hasil yang dicapai.

9. kearifan lokal, bersumber pada nilai-nilai sosial budaya yg berpijak pd tradisi dan praktik terbaik masyarkat. Menurut Gus Dur kearifan lokal indonesia di antaranya berwujud pada Pancasila, UUD 45, prinsip Bhinneka Tunggal ika, juga yang berisi seluruh tata nilai kebudayaan nusantara yg beradab. Gus Dur menggerakkan kearifan lokal mjd sumber pijakan, gagasan dan pijakan sosbudpol dlm membumikan keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan.tanpa kehilangan sikap terbuka dan progresif thdp perkembangan peradaban.

tentunya menjadi tidak etis jika memasang foto, gambar, atau mengklaim sebagai penerus perjuangan Gus Dur jika hanya untuk mendapatkan suara dalam pemilu. Karena Gus Dur bisa di klaim milik siapa saja, tetapi klaim klaim tersebut akan selalu diuji dan dinilai oleh masyarakat. Apakah hanya sekedar klaim saja ataukah diterapkan dalam perilaku sehari-hari. Mari kita tanya pada kedalaman hati nurani masing-masing.
Arif Gumantia
Ketua Majelis Sastra Madiun
Koordinator Forum Malem jumat Legi
Jaringan Gusdurian kultural Saradan Madiun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar