wawuwalik79

>

Senin, 16 Februari 2015

PERIHAL PUASA

Ketika aku bersujud di waktu pagi dan menjadi rumput. Lalu seorang anak kecil mencabutnya, dikaitkan Pada mata kail. Berlarilah ia ke sungai, tempatnya bercermin dan melayarkan wajahnya. Beberapa saat ia memancing, mendapatkan seekor ikan. Sesuai dengan doa ibunya kepada Tuhan, agar memberikan kegembiraan pada anaknya. Anak kecil itu bergegas pulang ke rumah. Ditunjukkaan ikan yang di dapat, dengan bangga pada bapaknya yang sedang melukis pada selembar kanvas langit. Memegang ujung pelangi, yang dicelupkannya pada gerimis dan ombak yang menggigil. Berharap ada yang mau memasang lukisannya pada ruang sembahyang.



Kemudian sang anak berlali ke halaman tempat ibunya menanam pohon dan bunga. “ibu..ibu ini ikannya, nanti aku ingin makan yang bagian kepalanya”. Sang ibu pun tersenyum, dan terus menanam, tak peduli esok pohonnya akan dimakan benalu, dan bunganya di hisap kupu-kupu. Dia terus menanam dan menanam, entah akan tumbuh menjadi bunga serupa matahari atau mata tuhan.



Aku ada di perut ikan, kakiku tersangkut duri ikan, dan mataku memandang tapal batas langit keabadian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar