wawuwalik79

>

Selasa, 17 Februari 2015

Sedulur Papat Limo Pancer

JUMAT, 04 MEI 2012

Sedulur papat lima pancer ( saudara empat dan lima pusat)

Dalam kehidupan manusia, di manapun berada kita akan selalu dikelilingi oleh empat hal pemberian Tuhan yang mendasar dan filosofis. Terus mengikuti kemanapun berada selama kita masih hidup. Juga tidak memandang kategori-kategori dan status sosial manusia tersebut, entah kiai, pendeta, pejabat, petani, pedagang, wanita karir, ibu rumah tangga , dan lain-lain. semua manusia akan mempunyai empat hal yang selalu mengikutinya, dan ada satu diluar empat hal tersebut yang menjadi pusatnya.


Dalam terminologi jawa hal ini di istilahkan sebagai “ sedulur papat limo pancer”. Merupakan warisan budaya yang tak ternilai harganya, karena langsung pada filosofi dasar kita Hidup. Yang Pertama adalah Kesadaran. Kita diberi anugerah kesadaran dalam mengarungi hidup ini. Sadar tentang hidup ini harus berusaha untuk hidup dengan bekerja, untuk selalu beribadah, untuk selalu menebarkan kebaikan dan berbagi kebahagiaan pada sesama manusia.


Kedua adalah Perasaan. Kita di diberi rasa Gejolak hasrat , belas kasihan, cinta, benci, iri hati, semangat, senang, duka, malas, galau, dendam dan lain-lain. Perasaan ini yang sering sekali membuat terompang ambing antara menegakkan sebuah kebenaran yang hakiki dengan rasa belas kasihan. Antara cinta dan rasionalitas, antara sadar untuk berbuat baik dan terpuruk oleh sifat iri hati.


Ketiga adalah Pikiran, pikiran inilah yang selalu menyaring apa-apa yang ditangkap oleh panca indra, menganalisa peristiwa, menyimpulkan hal-2 setelah kita melakukan iqro’. Pikiran ini sering bertempur dengan perasaan, sebelum kita melakukan sebuah perbuatan. Pikiran juga membuat kita selalu menimbang dengan logika, baik logika moral maupun ilmiah.


Keempat adalah Nafsu. Naluri dasar yang mendorong manusia membutuhkan makan, tidur, pemenuhan birahi, pengakuan eksistensi, dan lain-lain. Nafsu inilah yang sering diumbar hingga mengalahkan pikiran, kesadaran, dan kesadaran. Perlu untuk memanajemen-i nafsu dengan baik dan tepat. Dengan selalu belajar nilai-nilai religiusitas yang termasuk moral, etika, dan estetika maka akan ada sesuatu yang akan menjadi “reminder” agar nafsu tidak bergerak liar.


Dan Pusat dari keempat hal tersebut adalah Hati nurani. Disinilah ada diri sejati, dalam kalimat Chairil anwar : temuilah gedong besar dan gelap dalam jiwamu. Tempat diri sejatimu bersembunyi. Setiap tindakan dan perbuatan kita sebenarnya ada “bisikan” dari hati nurani. Benar atau tidaknya tindakan kita. Tapi seringnya kita turuti pikiran, perasaan, nafsu, dan mengabaikan bisikan hati nurani, padahal itulah sebenarnya diri sejati kita. Sesuai tafsir sebuah ayat suci “Tuhan lebih dekat dari urat leher kita”.


Itulah sekilas pemahaman saya tentang sedulur papat limo pancer, semoga bermanfaat. Mari Asah selalu belati nurani untuk menikam bentuk-bentuk kemunafikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar