Ciptakan Urgensi
Kenalkah anda dengan Irene handoko, Felix Y Siauw dan Syafii Antonio?
Kenapa mereka ini yg keislamannya baru beberapa tahun namun sudah memiliki posisi yg strategis dalam dakwah Islam?
Kenapa kita yg sudah sejak dari lahir ber Islam, namun posisi kita tidak lebih baik dari mereka. Bahkan bisa dibilang tidak ada apa apanya.
Lalu kenapa mereka bisa demikian? Nampaknya yg menjadi penyebab terbesarnya adalah kurangnya kita dalam memiliki rasa " urgensi", rasa kegentingan atau rasa darurat.
Kenapa mereka ini yg keislamannya baru beberapa tahun namun sudah memiliki posisi yg strategis dalam dakwah Islam?
Kenapa kita yg sudah sejak dari lahir ber Islam, namun posisi kita tidak lebih baik dari mereka. Bahkan bisa dibilang tidak ada apa apanya.
Lalu kenapa mereka bisa demikian? Nampaknya yg menjadi penyebab terbesarnya adalah kurangnya kita dalam memiliki rasa " urgensi", rasa kegentingan atau rasa darurat.
Kenapa demikian karena kita sudah mampu menyesuaikan diri dengan keadaan. Ibarat orang yang berada dilingkungan pembuangan sampah TPA, awalnya hidung kita menolak namun lambat laun hidung dan tubuh kita kebal. Sehingga bau sampah sudah tidak mengganggu lagi.
Akankah nasib kita akan seperti katak yang mati direbus karena dia tidak menyadari kenaikan suhu yang pelan pelan?. Apalagi dengan digunakannya media, yang merupakan sumber informasi bagi orang orang pinter dan mereka yg sok pinter. Mereka akan makin merasa semuanya tidak ada masalah dan berjalan baik baik. Mereka hanya berpikir jangka pendek dan berdasarkan keumuman. Artinya kalau masyarakat banyak, kalau orang orang pinter mereferensikan maka itulah yang benar. Mereka tidak mau mendengarkan orang yg diluar keumuman.
Lalu kenapa Irene Handoko, Felix Y Siauw dan Safii Antonio meninggalkan kita jauh menuju kedepan? Jawabnya karna mereka memiliki rasa urgensi. Mereka pendatang baru yang berada dilingkungan TPA.Hidung dan tubuh mereka masih peka dan normal. sehingga bau sampah terasa menyengat dan membuat sakit kepala. Karena merasa terganggu dengan bau sampah mereka berteriak, mereka bekerja siang malam untuk memikirkan atau menyingkirkan sampah tersebut.
Sementara kita yg sudah lama tinggal disitu, merasa tidak ada yang aneh. Mereka diam seribu bahasa. Malah kadang kita bikin komentar yang aneh aneh yang isinya menyepelekan usaha mereka dan bahkan ada yg menghalanginya. Namun diucapkan dan dibungkus dengan bahasa yg lebih alim dan nasionalis. sehingga kita nampak lebih baik.
Apakah jaman ini sudah jaman edan kalau tidak ikut edan tidak kebagian? Ingatlah seenak enaknya orang edan masih enak orang yg eling. Orang yg sadar tentang kehidupan ini. Sebaik dan seindah apapun ucapan kita masih lebih baik dibanding dengan tindakan.
Semoga kita semua bisa menjadi orang yang tidak hanya pandai ngomong, komentar namun tidak berbuat apa apa. Karena orang seperti ini biasanya penonton. Dan penonton selalu membayar dan menanggung resiko. Sementara orang yg ditonton akan mendapat bayaran dan kebahagiaan.
So jika hidup anda ingin lebih bermanfaat, berdayaguna dan lebih sukses, ciptakan rasa urgensi atau darurat dalam hidup anda. Jika hidup dalam kondisi darurat berarti anda akan hati hati dalam bertindak dan menjalani hidup ini. Anda akan mengarahkan setiap potensi untuk mencapai apa yang anda tuju. Sehingga pencapaian anda akan jauh lebih maksimal
Semoga bermanfaat
see you at the top
Akankah nasib kita akan seperti katak yang mati direbus karena dia tidak menyadari kenaikan suhu yang pelan pelan?. Apalagi dengan digunakannya media, yang merupakan sumber informasi bagi orang orang pinter dan mereka yg sok pinter. Mereka akan makin merasa semuanya tidak ada masalah dan berjalan baik baik. Mereka hanya berpikir jangka pendek dan berdasarkan keumuman. Artinya kalau masyarakat banyak, kalau orang orang pinter mereferensikan maka itulah yang benar. Mereka tidak mau mendengarkan orang yg diluar keumuman.
Lalu kenapa Irene Handoko, Felix Y Siauw dan Safii Antonio meninggalkan kita jauh menuju kedepan? Jawabnya karna mereka memiliki rasa urgensi. Mereka pendatang baru yang berada dilingkungan TPA.Hidung dan tubuh mereka masih peka dan normal. sehingga bau sampah terasa menyengat dan membuat sakit kepala. Karena merasa terganggu dengan bau sampah mereka berteriak, mereka bekerja siang malam untuk memikirkan atau menyingkirkan sampah tersebut.
Sementara kita yg sudah lama tinggal disitu, merasa tidak ada yang aneh. Mereka diam seribu bahasa. Malah kadang kita bikin komentar yang aneh aneh yang isinya menyepelekan usaha mereka dan bahkan ada yg menghalanginya. Namun diucapkan dan dibungkus dengan bahasa yg lebih alim dan nasionalis. sehingga kita nampak lebih baik.
Apakah jaman ini sudah jaman edan kalau tidak ikut edan tidak kebagian? Ingatlah seenak enaknya orang edan masih enak orang yg eling. Orang yg sadar tentang kehidupan ini. Sebaik dan seindah apapun ucapan kita masih lebih baik dibanding dengan tindakan.
Semoga kita semua bisa menjadi orang yang tidak hanya pandai ngomong, komentar namun tidak berbuat apa apa. Karena orang seperti ini biasanya penonton. Dan penonton selalu membayar dan menanggung resiko. Sementara orang yg ditonton akan mendapat bayaran dan kebahagiaan.
So jika hidup anda ingin lebih bermanfaat, berdayaguna dan lebih sukses, ciptakan rasa urgensi atau darurat dalam hidup anda. Jika hidup dalam kondisi darurat berarti anda akan hati hati dalam bertindak dan menjalani hidup ini. Anda akan mengarahkan setiap potensi untuk mencapai apa yang anda tuju. Sehingga pencapaian anda akan jauh lebih maksimal
Semoga bermanfaat
see you at the top
Tidak ada komentar:
Posting Komentar