wawuwalik79

>

Senin, 09 Februari 2015

Surat Untuk Jum

Surat Untuk Jum.

Written By PEMBEBASAN JogjaJateng on Rabu, 19 Maret 2014 | 04.54









Sayang! Teman hidupku.
Hangat pagi ingatkanku dengan senyum simpulmu,
di balik jerami, sinar mentari menghiasi wajahmu,
ah! Sungguh indah dirimu,
aku jadi rindu kembali ke desa.




Jum apa yang sedang kau lakukan?
Saat sawah gagal panen suami mu ini tak digaji?
Sisa minyak goreng, kau gunakan berulang-ulang?
Nasi aking kau remah jadi santapan pagi?
Demi aku, kau bertahan dari kemiskinan.




Lima bulan aku tak mengirim uang dari kota.
Gajiku dirampas!
Kuharap kau tetap sabar di balik jerami,
berpuluh-puluh kali aku ke pengadilan,
menuntut! Di balas dengan wajah kerut!
Sabar Jum, aku rindu kau dan desa.




Jum kau masih ingat seorang laki-laki berbadan besar yang datang ke desa kita dahulu?
Perawakannya tegap, kata orang dia berani, yah! berani membunuh yang tak sepaham dengannya,
dia itu bos ku Jum!
Bos yang membiarkan kami mengemis meminta jeri payah sendiri!




Berbulan-bulan kami tak digaji Jum,
aku lihat dia dari TV tetangga, melampirkan senyum, menyembunyikan beringasnya dengan berkata lantang:
"Ayo bergabung bersama kami, kalau tak sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi"
Dia katakan sambil menyembunyikan tangannya yang belumuran darah dari leher burung Garuda lambang Partainya!




Itu lah bos ku Jum, yang membuatmu makan nasi aking!
Itu lah bos ku Jum yang membuatku, menghacurkan batu rindu untukmu.




Jum aku harap kau mengerti!
Ini tahun Pemilu, para beringas melapis wajahnya dengan Peci dan songkok.
Hati-hati! jangan kau tertipu Jum!
Jika Bos ku berkuasa Jum.
Kau tau apa yang terjadi?



Mungkin! Desa tempatmu menungguku, semakin jauh dari ratapanku.
Jika Bosku berkuasa. Menuntut Sama Saja Mati!.
Hati-hati Jum, jangan pilih siapapun di antara mereka,
Siapapun dari mereka menang! Tangannya terus belumuran DARAH!








Pena: Ziwenk (Petani Kebun Bunga dan Kader PEMBEBASAN Kolektif DIY)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar