wawuwalik79

>

Sabtu, 14 Februari 2015

PKI DAN KNI PUSAT- Djogjakarta 1947

PKI DAN KNI PUSAT - Djogjakarta 1947


PKI DAN PARLEMENTERISME

Ringkasan Pidato Saudara DN. Aidit Ketua Fraksi PKI
Saudara Ketua
Sidang jang terhormat
            KNIP sudah beberapa hari bersidang. Kami sebagai anggota baru, banjak dapat peladjaran dari sidang jang sudah lampau, banjak jang kami ketahui apa jang mesti kami kerdjakan dan apa jang mesti kami hindarkan dalam permusjawaratan. Misalnja pembitjaraan jang tidak menaikkan deradjat, Revolusi di bitjarakan didjaman Revolusi kami anggap adalah menjalahi tuntutan zaman. Kesalahan ini akan kami usahakan supaja tidak terulang lagi.
Agaknja sudah djelas, djika dipeladjari perdjoangan kaum Komunis jang ada dimana-mana, bahwa bukan hanja parlemen sadja alat perdjoangan kami jang satu-satunja. Bagi kami parlemen adalah salah satu alat perdjoangan jang mesti dipergunakan kalau waktu dan keadaan memestikan kami mempergunakannja sebagai alat perdjoangan, jaitu sebagai alat perdjoangan golongan tertindas, alat perdjoangan kasta Proletar. Djadi djelasnja kami  ikut dalam KNIP sekarang ini karena tindakan ini kami anggap sebagai satu tindakan jang Revolusioner, satu tindakan jang mesti kami lakukan, dalam zaman Revolusi sekarang ini.
Kami sekarang ikut bermusjawarat dengan berbagai golongan dalam KNIP. Ini kami lakukan karena menurut perhitungan kami, bahwa dengan sikap kami ini Revolusi akan mendapat kemadjuan. 
Ini selarah pula jika dihubungkan dengan usaha Partai Komunis Indonesia dalam menuju kebulatan tenaga nasional guna membendung intervensi imperialis di tanah-jajahan, selaras dengan usaha kami dalam menyatukan segenap tenaga kaum Progressif.
Kami ikut bermusyawarat dalam KNIP adalah semata-mata sebagai bukti usaha kami dalam kemauan bekerja dengan semua golongan yang juga ada wakilnya dalam KNIP sekarang. Peristiwa ini adalah suatu kejadian yang historis, karena selama ada Partai Komunis Indonesia barulah sekarang dengan resmi duduk wakil-wakilnya dalam badan-perwakilan, mewakili satu golongan dalam masyarakat yang belum pernah diwakili dalam badan-perwakilan di Indonesia.
SEBAGAI diketahui banyak waktu dan tenaga yang kami pergunakan untuk meladeni perjuangan parlementer sekarang ini, banyak organisasi-organisasi Partai yang untuk sementara kehilangan pimpinan karena pemimpinnya ikut bermusyawarat dalam badan-perwakilan.

Ini kami lakukan dengan mengingat, bahwa pada waktu sekarang ini perlu adanya satu kebulatan tenaga progressif dan Revolusioner dalam menentang agressie imperialisme yang sekarang sangat menghambat Kemerdekaan Negara kita.
Ini kami lakukan dengan tujuan untuk bekerja bersama-sama dengan semua golongan, dengan semua Partai, dengan golongan agama, dengan wakil-wakil daerah, dengan wakil-wakil Pemuda, dengan organisasi wanita dan sebagainya, yang sekarang berusaha memperkuat kedudukan Republik yang dengan segala keperwiraan sudah diproklamirkan oleh Pemuda dan pemimpin serta diikuti oleh segenap Rakyat 18 bulan yang lalu.
Satu lagi yang kami kira perlu dikemukakan disini, yaitu berhubung dengan ikutnya wakil-wakil Buruh dan Tani dalam KNIP, ini bagi kami adalah suatu kenyataan, bahwa dalam segala-galanya Republik kita dalam keadaan tumbuh, dalam keadaan menjadi, menuju kesempurnaannya. Dengan ikut sertanya wakil-wakil Buruh dan Tani dalam sidang sekarang ini, ternyatalah bahwa ada progress, ada kemajuan, dalam beleid Pemerintah.
KAWAN-KAWAN, wakil Buruh dan Tani!
Saudara tahu apa artinya parlemen dalam perjuangan kita dan apa artinya Buruh dan Tani dalam tiap-tiap pergolakan yang akan merubah struktur masyarakat. Maka itu marilah kita pergunakan kesempatan didalam KNIP ini untuk kepentingan perjuangan Buruh dan Tani, tegasnya untuk kepentingan kaum Kerja seluruhnya, untuk mengemukakan dan membela kepentingan Buruh dan Tani yang menjadi matchsfactor dalam Revolusi kita sekarang dan kemudian. Kawan-kawan kaum Kerja yang ada diluar gedung ini menunggu hasil perjuangan saudara-saudara dengan kami disini.
Satu kenyataan yang mesti kita ingat saudara-saudara bahwa dapat ikut-sertanya wakil-wakil Buruh dan Tani dalam permusyawaratan ini bukanlah karena kepintaran kita menjalankan perjuangan Parlementer. Kita belum mempunyai pengalaman dalam perjuangan Parlementer. Sedangkan golongan lain yang juga diwakili dalam KNIP ini sudah berlatih sejak zaman jajahan Belanda, mereka sudah dilatih dalam perjuangan Volksraad, dalam gemeenteraden dan dalam dewan-dewan colonial yang lain-lain.
Jadi, kawan-kawan wakil Buruh dan Tani, dapat ikut sertanya kita dalam badan-perwakilan sekarang ini bukan karena kepintaran atau kepandaian kita dalam menjalankan perjuangan Parlementer, tetapi semata-mata karena dituntut oleh azas-azas demokrasi kita dan oleh keperluan membulatkan tenaga nasional yang menuntut lenyapnya pertikaian partai-partai dan golongan.
Sudah beberapa hari kita mengikuti pembicaraan sidang KNIP. Jelas kepada kita bahwa suara yang diperdengarkan dalam ruangan ini adalah dua suara yang bertentangan satu dengan yang lain, dua suara daripada dua golongan, suaranya kaum Kerja, yang berarti suara kita, yang diwakili oleh berbagai Partai, berbagai golongan dan di fihak lain suara daripada golongan lain yang juga ada wakilnya disini. Ini adalah satu kenyataan yang kita hadapi, dan kita tidak boleh lari dari kenyataan ini.
Memang pada dasarnya parlemen bagi kaum borjuis dipakai sebagai alat untuk menutupi perjuangan-kasta dinegeri-negeri kapitalis, tetapi bagi kita saudara-saudara adanya perjuangan-kasta justru mesti kita beberkan dalam parlemen, dengan satu konsekwensi bahwa kita mesti membawa perjuangan-kasta kesatu kesimpulan yang benar. Parlemen terutama KNIP kita ini, adalah salah satu alat pendidikan politik bagi Rakyat, maka itu marilah kita pakai alat ini sebaik-baiknya.
Bukankah kaum Kerja selamanya terus-terus mengemukakan pendiriannya, terus-terang dalam mengemukakan cita-citanya? Dengan terus-terang kita serukan kesegenap plosok dunia bahwa kita menuju masyarakat yang adil dan makmur, dengan siasat yang tertentu. Untuk inilah saya menegaskan dimuka sidang, pendirian Partai terhadap perjuangan kami dalam badan-perwakilan.
Dalam sidang yang lampau banyak uraian yang sudah dikemukakan, malahan tidak hanya itu saja, juga causerie-causerie tentang ilmu hukum dan ilmu Negara borjuis sudah diberikan pada kami oleh ahli-ahli yang berpengalaman. Buku yang tebal-tebal sudah banyak dibaca dan disiteer untuk memberikan uraian dan causerieitu.
Tetapi, disini mesti saya katakana, bahwa cara yang demikian bukan yang primitive dikehendaki oleh kaum Kerja. Kaum Kerja tidak akan puas hanya dengan citaten dan uraian yang diambil dari buku yang tebal-tebal. Uraian yang panjang-lebar tentang ilmu hukum dan ilmu Negara borjuis lebih baik kalau dibawa kemuka pelajar-pelajar sekolah-tinggi untuk menambah pengetahuan umumnya, di tempat yang tidak mempersoalkan nasib Rakyat yang dalam penderitaan. Rakyat yang kurus karena kurang makan, Rakyat yang kedinginan karena tidak berpakaian yang cukup pembalut tubuh. Ini dideritanya karena hendak meneruskan Revolusi yang sering tuan-tuan ucapkan itu. Mengertikah tuan-tuan?
Kesinilah perhatian kita mesti kita tujukan, yaitu bagaimana cara mengentengkan penderitaan Rakyat dalam Revolusi, bagaimana mengentengkan penderitaan prajurit dan anggota laskar serta Buruh dan Tani yang menjadi matchsfactor dalam Revolusi kita. Kalau tidak demikian saya kuatir kalau-kalau penderitaan yang sudah berlebih-lebihan dapat memalingkan Buruh dan Tani serta lain-lain golongan Pekerja kepada fihak lawan dan mereka menjadi kontra-Revolusioner.
Saudara-Ketua!
KAMI sering mendengar pembicaraan wakil-wakil golongan lain tentang Rakyat. Pembicaraan ini mengingatkan kita akan pembicaraan seorang kusir tentang kudanya. Memang ada perhatian si kusir pada kudanya, memang cinta si kusir pada kudanya, tetapi semuanya berputar disekitar kepentingannya si kusir, kepentingan rumah tangga dan penghidupan si kusir. Demikian pula keadaannya jika kaum borjuis dimana-mana berbicara tentang Rakyat.
Rakyat dicintainya karena Rakyat adalah kita tunggangannya. Rakyat seakan-akan dibelanya dalam perjuangan parlemen karena Buruh dan Tani adalah sapi-perahannya. Mereka menyatakan rasa cinta pada Rakyat dimuka sidang, mereka berbicara atas nama Rakyat, tetapi semuanya tidak mengingat tuntutan Rakyat yang bekerja, dengan tidak mengingat kebutuhan perutnya Rakyat yang utama guna meneruskan Revolusi, satu kebutuhan yang tak dapat ditembel-tembel dengan citaten dan dengan causerie-causerie dimuka sidang parlemen.
Sidang yang terhormat!
Marilah kita dalam sidang sekarang dan sidang yang akan datang benar-benar memperhatikan suara-suara golongan, anggota-masyarakat yang benar-benar bekerja untuk Revolusi. Marilah kita meneliti tiap-tiap suara dari wakil Buruh dan Tani yang sekarang sudah ada wakilnya. Marilah kita usahakan supaya dalam KNIP yang akan datang diperbanyak wakil-wakil dari Buruh dan Tani.
Ketahuilah bahwa dengan tidak ada bantuan yang aktif dari golongan Buruh dan Tani biarpun tuan-tuan mempunyai laskar yang bisa tuan gaji, janganlah diharap perjuangan mendapat kemenangan yang gilang-gemilang.
Marilah kita seluruhnya Buruh, Tani dan Tentara serta semua golongan progressif dan Revolusioner – atas dasar Kemerdekaan Nasional dan atas dasar anti-imperialisme, bersatu menghadapi intervensi imperialisme Belanda chususnya yang sekarang sedang bertindak-aktif di Indonesia.
Demikianlah garis-besar pendirian kami dalam menghadapi pekerjaan kami dalam KNIP sekarang ini.
Saudara, ketua!
Atas dasar inilah kami akan berbicara dan bermusyawarat dan atas dasar inilah kami akan mencari persatuan dengan semua golongan yang ada dalam badan-perwakilan ini. Atas dasar ini pulalah kawan-kawan dari fraksi PKI – saudara Maruto dan Alimin akan menentukan sikap kami terhadap beleid Pemerintah.
******************************************************* 

SAMBUTAN TERHADAP BELEID PEMERINTAH

Pidato saudara MARUTO DARUSMAN.
Saudara Ketua.
Saudara-saudara Jth:
Keterangan Pemerintah tentang beleidnya perlu kami sambut secara pincipieel, terutama bila mana ada kekurangan-kekurangan dalam keterangan itu yang perlu ditambah.
Kami minta perhatian sepenuhnya untuk bagian yang terakhir dari keterangan Pemerintah yang berbunyi sebagai berikut:
“kedudukan kita, tiap hari dapat bertambah kuat, jika dapat dipenuhi dua syarat, yitu: organisasi dan disiplin. Organisasi didalam segala lapangan, dalam lapangan pemerintahan, maupun dalam lapangan partai-partai politik, disiplin baik dalam tentara, maupun dalam pemerintahan sipil, maupun dalam bertindaknya partai-partai politik”.
Perkataan Pemerintah itu penting sekali dan perlu kita perhatikan . justru dalam hal organisasi, yaitu dalam hal menyelenggarakan dan menjalankan peraturan-peraturan disegala lapangan menyarakat, justru dalam hal itulah Negara kita menunjukkan kekurangan-kekurangan yang belum dapat kita atasi, karena kurang pengalaman dan kurang tenaga. Tetapi soalnya bukan soal organisasi saja, bukan soal mengatur pekerjaan pemerintah dan kementrian-kementriannya. Dan bagi partai-partai politik pun soalnya buka pertama menyelenggarakan organisasi yang menurut keterangan Pemerintah sendiri menjadi syarat untuk menyelamatkan Revolusi kita, ialah pertama soal politik, soal siasat Negara dan Pemerintah kedalam dan keluar negeri. Siasat Negara ialah ditentukan oleh corak perjuangan kita semenjak 17 Agustus 1945 serta oleh tenaga yang ada pada kita dan pada lawan. Perjuangan kita merupakan Revolusi-Nasional-Demokratis. Dengan sendirinya organisasi Negara kita disegala lapangan harus mencukupi syarat-syarat Revolusi Nasional-Demokratis. Nasional-Demokratis itu tidak berarti Sosialistis, pun tidak berarti demokratis secara negeri Belanda, Inggris atau Amerika-Serikat. Mendirikan masyarakat Sosialis pada saat ini jug adi Indonesia tidak mungkin, karena syarat-syaratnya belum ada. Sebaliknya janganlah pedagang-pedagang kita, kaum importer dan exporter mengira bahwa Negara kita dapat berlomba-lomba dengan Negara-negara kapitalis asing, sebagai Negara borjuis yang Merdeka. Itupun tidak mungkin, karena syarat-syaratnya tidak ada.
Kita harus memilih corak yang ditengah-tengah dan menyusun Negara secara Nasional-Demokratis yang progressif, sebagaimana terdapat corak-coraknya di Jugoslavia, Cheko-Slovakia atau di Vietnam. Karena itu saudara Ketua organisasi kita pun harus berdasar atas corak yang tersebut tadi. Organisasi dan politik dari sesuatu Negara tak dapat dipisahkan satu sama lain.
Satu umpama, Saudara Ketua!
Bagaimana dapat kita menyelenggarakan organisasi dilapangan kemakmuran pertahanan atau kepamong-prajaan, jika soal kader tidak diperhatikan? Kader artinya orang yang pandai memegang pimpinan di beberapa lapangan. Kita kekurangan kader dan kader yang kerap-kali tidak mencukupi syarat-syaratnya. Bagaimana caranya pemerintah memelihara kader tua dengan tidak mengabaikan kader muda? Tidak bisa kita selesaikan soal-soal yang kita hadapi itu dengan mengadakan partiele oplosing saja, sedangkan soalnya mengenai seluruh lapangan masyarakat sebagai satu complex. Buat suatu Negara yang muda, soal kader itu adalah soal pokok, sebagaimana dapat kita saksikan di negeri-negeri Soviet, di Yenan, di Jugoslavia, Cheko-Slovakia dan sebagainya. Kalau misalnya mahasiswa-mahasiswa kita dididik secara di jaman Belanda atau menurut ukuran-ukuran Belanda atau Amerika, itu berarti perguruan tinggi kita sesat jalannya.
Negara yang sedang dalam pertumbuhan serta menghadapi serangan-serangan militer terus-menerus, harus menjalankan kader-politik yang tepat dan sesuai dengan zaman peralihan ni. Jangan selalu dikatakan kita kekurangan alat atau senjata. Soal mempertahankan dan membangun Negara yang Merdeka dan demokratis seperti Negara kita ini, bukan pertama soal alat, akan tetapi soal caranya Pemerintah member pimpinan dan mengorganisir tenaga-tenaga yang ada, pimpinan yang memenuhi perasaan keadilan dari Rakyat sehingga Rakyat berkata: benar, inilah Pemerintah kita yang akan kita bela mati-matian, sebab mana, Pemerintah menjamin keselamatan Rakyat dan mendapat kepercayaan sepenuhnya.
Jangan kita lupakan saudara Ketua, bahwa Negara kita mempunyai cadangan atau reserve yang jauh lebih luas dibandingkan dengan reservenya kaum reaksioner Belanda. 70 juga jiwa, tanah air kita kaya-raya, kecakapan minimum pun ada, apalagi yang kita butuhkan? Tetapi untuk mengerahka segala tenaga Rakyat yang begitu banyak itu, untuk mempersatukan dan membulatkan tenaga itu, perlu adanya suatu organisasi yang tepat, kader-politik yang Revolusioner serta tidak hanya melihat ijazah dan lamanya bekerja. Pernahkah Pemerintah memikirkan soal kader-politik dengan sematang-matangnya, supaya selekas mungkin ditambah kader, technis dan pamong-praja umpamanya? Kami harap sudah tetapi kuatir belum.
Saudara, Ketua.
Satu contoh pula. Lebih dari satu tahun lamanya dianjur-anjurkan supaya kita menjalankan pembangunan. Dalam hal ini perlu kami peringatkan bahwa usaha pembangunan itu menghadapi soal:
1. Negara kita berdiri diatas keruntuhan masyarakat jajahan Belanda dan Jepang yang serba kacau disegala lapangan; Negara kita berada dalam peralihan, dari susunan jajahan kesusunan yang Merdeka.
2. Negara kita tak dapat dipisahkan dari lingkungan dunia sekelilingnya yang juga berada dalam waktu peralihan, dari keadaan peperangan beralih keperdamaian antar bangsa.
Kedua hal itu mau tidak mau membatasi usaha Negara kita dalam pembangunan, kita harus memimpin perobahan-perobahan dalam masyarakat dengan tidak melupakan adanya hukum-hukum masyarakat yang tertentu serta tidak bisa dilanggar. Dengan lain perkataan; kita harus sabar dan bijaksana, tetapi sebaliknya tidak boleh mempertahankan keadaan-keadaan yang buruk dan basi dan lagi kita tidak boleh menutup mata kita terhadap keadaan-keadaan yang nyata.
Pendek kata, Saudara Ketua, pembangunan Negara harus kita lakukan, tetapi tidak secara Negara Amerika-Serikat misalnya yang sibuk memikirkan soal memberantas kaum Buruh dengan undang-undang anti-pemogokan. Tidak dapat kita mendirikan polisi Ekonomi umpamanya secara di negeri Belanda, dimana kaum catut besar dibiarkan saja merajalela sedangkan polisi Ekonomi menangkap kaum catut kecil. Tidak kita harus membangun untuk mempertahankan Negara kita terhadap serangan imperialisme asing. Kita membangun untuk pahlawan-pahlawan dan pemuda-pemuda kita di daerah-daerah pertempuran, untuk kaum Buruh dan kaum Tani, untuk hidup selayaknya, untuk memberantas parasite-parasiet Negara yang menyembunyikan dirinya dibelakang semboyan-semboyang yang muluk.
Saudara, Ketua.
Organisasi yang rapih, disiplin yang Teguh. Partai Komunis Indonesia pun belum cukup memenuhi syarat-syarat yang semestinya dipenuhi menurut paham dan ideology kami. Kami tak segan mengadakan zelfcritiek, sebab hanya zelfcritiek lah yang dapat memajukan Partai kita dan menyempurnakan kekurangan-kekurangan kami. Kami akan berdaya-upaya supaya kekurangan-kekurangan tadi dapat kami atasi selekas mungkin dan kami harap lain-lain Partai pun akan memperhatikan kritiknya Pemerintah dalam hal ini.
Satu syarat, saudara Ketua yang harus dipenuhi supaya partai-partai politik turut menyelenggarakan organisasi Negara ialah syarat yang mengenai Pemerintah kita sendiri. Tadi sudah kami jelaskan bahwa organisasi terutama dilapangan dalam negeri, kemakmuran dan pertahanan itu tidak dapat diselenggarakan bilamana tak ada politik Pemerintah yang tertentu. Sudah 18 bulan lamanya perjuangan kita berjalan Saudara Ketua, tetapi hingga kini belum nampak suatu rencana dari Pemerintah yang tegas. Satu rencana, Saudara Ketua, Keterangan Pemerintah menyinggung soal organisasi dan disiplin tetapi organisasi zonder rencana adalah bukan organisasi. Yang kami maksudkan bukanlah rencana bagi tiap-tiap kementrian satu persatu, pun pula bukan hanya buat kementrian kemakmuran saja yang belum terang itu, tetapi rencana yang meliputi segenap lapangan masyarakat kita. Satu Program Pemerintah yang mengenai pokok dan rantingnya untuk waktu peralihan ini, yang dapat memberi pimpinan, pedoman dan dorongan bagi seluruh Rakyat kita. Program bukan beras atau pakaian, adanya satu program bukan lalu berarti adanya beras dan pakaian yang cukup, tetapi program yang tepat, yang dipegang Teguh dan dijalankan oleh Pemerintah dengan bantuan segala Partai dan golongan yang sanggup menjalankan. Program  semacam itu dapat memberi beras dan pakaian kepada Rakyat. Kami dari PKI dan pada umumnya dari pergerakan Sosialis di Indonesia yang kini tergabung dalam Sayap-Kiri, berwajib memberi sumbangan untuk menyusun rencana perjuangan dan pembangunan Negara yang sekiranya dapat menjadi bahan bagi Pemerintah. Saudara Alimin nanti akan memberi sekedar penjelasan tentang Program kami.
Saudara Ketua,
Kami telah mengemukakan sekedar kritik terhadap Pemerintah karena berwajib berbuat demikian selaku koreksi terhadap Pemerintah, jika Naskah Linggardjati diterima kelak, bila mana dapat persetujuan dengan pihak Belanda, ataupun bagaimana juga nasib kita dihari yang akan datang, hendaknya Pemerintah jangan melalaikan syarat-syarat yang kami majukan disini dan yang telah diumumkan pula garis-garis besarnya oleh Sayap-Kiri. Phase yang akan datang ini sungguh-sungguh akan meruncingkan pertentangan-pertentangan dengan pihak imperialisme Belanda; hendaklah kita berpayung sebelum hujan.
Saudara Ketua,
Kami mengeritik tetapi kami menolak sekeras-kerasnya kritik atau serangan terhadap Pemerintah yang bersifat membongkar saja, bersifat destruktief dan merobohkan belaka. Kita menolak sekeras-kerasnya kritik dan serangan yang hanya terdorong oleh nafsu hendak bertahta atau berkuasa saja, serangan-serangan yang sengaja atau tidak sengaja bermain mata dengan kaum Reaksioner luar-negeri yang ingin menghancurkan Republik kita. Kami tolak serangan-serangan yang berbau komplotan, berbau putcshisme dan berkong-kolikong.
Politik kami Saudara Ketua, terang dan semata-mata ditujukan untuk keselamatan Negara, keselamatan nasional! Demikianlah kesanggupan kami sebagai kaum Komunis Indonesia, yang berilmu Marxisme, Marxisme yang hidup ditengah-tengah pergolakan politik sehari-hari, ditengah penghidupan Rakyat, belajar dari Rakyat, berjuang bersama-sama dengan Rakyat dan untuk Rakyat.
Sekian saudara Ketua.
 ******************************************************

PARTAI KOMUNIS PROMOTOR PERSATUAN NASIONAL

Pidato Saudara ALIMIN di KNIP
Saudara Ketua,
Tadi kawan saya Maruto Darusman telah menerangkan didalam pidatonya, bahwa untuk memperbaiki organisasi Negara kita atas segala lapangan, perlulah kita mempunyai suatu program nasional yang terang. Juga beliau memberitahukan kepada sidang KNI, bahwa Partai kami, Partai Komunis Indonesia sudah merancang suatu program yang serupa itu, yang kami namakan “PROGRAM PEMBELAAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL” untuk menyokong dan memperkuatkan Pemerintah dan Negara kita, Partai kami memberi kewajiban kepada saya untuk memberi penjelasan dari program-program kami tersebut. Program itu ialah kami persembahkan kepada Pemerintah, Komite Nasional Indonesia, partai-partai dan organisasi-organisasi nasional lain untuk menjadi bahan dan kalau mungkin menjadi dasar perundingan antara organisasi-organisasi tersebut yang sanggup menetapkan dan bersama-sama mengerjakan program nasional yang terang.
Saudara Ketua.
Pengalaman dari keadaan di Soviet-Unie, Yenan dan Jugoslavia misalnya telah membuktikan bahwa suatu program yang terang adalah salah suatu syarat yang terutama buat pembelaan dan pembelaan Negara. Tidak bisalah Rakyat dari Yenan mempertahankan penghidupannya ditengah-tengah serangan-serangan yang sengit, yang bertahun-tahun dan yang datang dari luar maupun dari dalam, kalau susunan masyarakat Yenan tidak berdasar atas program tertentu. Kalau seandainya Ketua, Rakyat Indonesia merencanakan program nasional itu dan bisa mengerjakan meskipun hanya sebagian saja itu sudah akan bisa membawa kita ke tingkat yang lebih tinggi dalam Revolusi kita.
Saudara Ketua. Menyambut amanat-amanat dan pidato-pidato yang telah dikeluarkan disidang KNI ini oleh Presiden, Wakil Presiden dan Perdana-Menteri kita, kami dengan ini menjelaskan program kami yang bernama PROGRAM PEMBELAAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL.
Saudara Ketua.
Dengan sengaja kami namakan program kami ini suatu program nasional, karena bukan maksud kamilah disini memajukan program Sosialistis atau Komunistis. Perjuangan kita ialah suatu Perjuangan Nasional. Revolusi kita ialah suatu Revolusi Nasional. Dan satu-satunya hukum, satu-satunya syarat yang terpenting untuk mendapat Kemenangan dalam Revolusi Nasional ini, ialah Persatuan Nasional, persatuan dari segala tenaga Nasional dan Patriotis, walaupun terdiri dari berbagai aliran yang ada di negeri kita.
Tiap-tiap badan, tiap-tiap Partai, tiap-tiap orang yang ikut serta memperjuangkan Revolusi Nasional itu, harus yakin akan sifat Revolusi kita ini. Selanjutnya harus diketahui pula betapa besarnya kemungkinan-kemungkinanm akan tetapi juga harus diketahui dimana letaknya batas-batasnya perjuangan kita supaya bisa memenuhi syarat yang terpenting dan dapat memperjuangkan Revolusi itu yang sebaik-baiknya, yaitu atas dasar Persatuan Nasional yang kokoh.
Saudara Ketua.
Kami dari PKI sanggup memajukan dan juga bersama-sama dengan golongan-golongan lain mengerjakan program nasional itu. Kami tidak akan memajukan program Sosialistis atau program lain yang menyimpang dari sifat kenasionalan kita. Sejarah pergerakan Kebangsaan Indonesia telah cukup terang memperlihatkan, bahwa Partai kami ialah suatu Partai yang memperjuangkan kepentingan Nasional. Sejarah kita telah cukup-terang memperlihatkan bahwa segala tenaga yang ada pada Partai kami, segala usaha yang kami kerjakan, segala korban yang kami ikhlaskan, bahwa segala sesuatu yang datang dari kami, kami serahkan untuk mencapai cita-cita nasional itu.
Bahkan saudara Ketua, tidak hanya di negeri kita sendiri, akan tetapi di negeri-negeri lainpun orang bisa melihat juga, bahwa Partai Komunis adalah salah satu kekuatan nasional. Di tanah-tanah jajahan, yang sedang memperjuangkan Kemerdekaannya, bahkan juga buat bagian besar sedang memperjuangkan Revolusi Nasional, kelihatanlah bahwa Partai-Partai Komunis menjadi avant-garde-nya. Siapakah di India yang terus-menerus menganjur-nganjurkan Persatuan antara kaum Hindu dan kaum Muslimin? Siapakah di India yang memajukan penyelesaian yang nyata dan yang mungkin dapat memuaskan kedua-belah pihak, yaitu pihak Hindu dan pihak Muslimin tentang soal Pakistan? Hanyalah Partai Komunis India yang dipimpin oleh saudara Joshy. Siapakah di Birma yang memulai dan mengorganisir seterusnya memimpin pergerakan anti-fasis dibawah-tanah menentang Jepang, sehingga sesudah perperangan, pergerakan kebangsaan Birma mempunyai kedudukan yang sangat kuat menghadapi Imperialis-Inggris? Ialah Partai Komunis Birma dibawah pimpinan saudara Than Tun. Siapakah di Vietnam yang memulai dan yang mengorganisir, seterusnya, memimpin pergerakan anti-fasis melawan Jepang dan sesudah perang mempersatukan Front Nasional yang kokoh melawan Imperialisme-Perancis? Ialah Partai Komunis Vietnam yang dipimpin oleh saudara Ho Chi Minh. Siapakah di Tiongkok yang menganjurkan dan mengerjakan program nasional yang termuat dalam program almarhum Dr. Sun Yat Sen, yang dinamakan Sa Min Chi I? ialah Partai Komunis Tiongkok yang dipimpin oleh saudara Mao Tse Tung.
Akan tetapi saudara Ketua tidak hanya di tanah jajahan saja atau tanah setengah jajahan saja, kaum Komunis itu menjadi kekuatan Nasional yang terbaik. Juga di negeri-negeri Merdeka, mereka menjadi motornya cita-cita Nasional. Makin lama makin besarlah kepercayaan Rakyat kepada Partai-Partai Komunis . dibeberapa negeri di Eropah-Barat pengaruh mereka makin lama makin besar, malahan di Perancis sekarang merekalah Partai yang terbesar. Diseluruh benua Eropah, kecuali negeri-negeri seperti Belanda, Swiss dan negeri-negeri Fasis seperti Spanyol dan Yunani, kaum Komunis ikut mengemudi pemerintahan Negara. Bahkan di negeri Eropah-Timur seperti Jugoslavia, Cheko-Slovakia, Bulgaria, Polandia, merekalah yang terkemuka memimpin politik pemerintah. Semua negeri-negeri tersebut bukan negeri-negeri yang Sosialistis atau yang Komunistis. Meskipun di negeri-negeri Balkan sekalipun belum boleh dinamakan Sosialistis, kelihatanlah bahwa Rakyat percaya. Bahwa Partai Komunis juga di negeri-negeri kapitalis atau yang belum Sosialistis, Partai Komunis ialah Partai yang memperjuangkan kepentingan Nasional.

Saudara Ketua,   
Apakah sebabnya kaum Komunis sekarang bediri terkemuka dan mempunyai pengaruh begitu besar didalam perjuangan Rakyat di seluruh dunia, mempertahankan cita-cita nasional? Sebabnya tak lain karena Partai Komunis adalah Partai kasta Buruh. Dan di zaman ini, dimana system kapitalis sudah merosot dan meningkat stadium yang terachir, malahan sudah mendapat pukulan yang sangat hebat karena kekalahan Fasisme, yang sebetulnya menjadi salah satu pilarnya Imperialisme, dank arena kemenangannya Soviet-Unie, bentengnya Sosialisme yang telah masuk golongan yang terbesar dan berkuasa di dunia, di zaman ini kaum Imperialis yang lapangannya sudah menjadi sempit, tidak ragu-ragu lagi menjual dan membeli Kemerdekaan dan kebangsaan Rakyat seluruh dunia, termasuk juga Rakyat negerinya sendiri. Dan kaum Buruhlah yang insyaf, bahwa merekalah yang sudah mendekati Kemenangannya. Dengan kekuatan dan kekuasaan mereka pada waktu ini, mereka insyaf bahwa nasib penghidupan Rakyat, hak-hak Rakyat, juga hak Rakyat untuk hidup dalam Kemerdekaan, adalah ditangan mereka sendiri. Oleh karena itu kaum Buruh ialah kekuatan nasional, pergerakan kaum Buruh pergerakan Sayap Kiri diseluruh dunia, adalah pergerakan nasional, dan Partai Buruh, Partai-Partai Sayap Kiri, Partai-Partai Komunis adalah Partai-Partai yang memperjuangakan kepentingan nasional, malahan menjadi Partai-Partai yang terkemuka didalam perjuangan dan Revolusi Nasional.
Saudara Ketua,
Hak Kemerdekaan dari suatu bangsa. Hak-hak tiap bangsa untuk mendirikan negaranya yang Merdeka dan yang berdaulat, ialah suatu hak demokratis yang mutlak. Oleh karena itu pergerakan nasional, Revolusi nasional yang menentang Imperialisme dalam hakekatnya ialah suatu pergerakan atau Revolusi yang demokratis. Ini berarti bahwa pergerakan nasional, Revolusi nasional akan tidak berhasil, kalau pergerakan atau Revolusi itu menyimpang dari dasar demokrasi. Revolusi kita bercorak nasional nasional itu, jadi harus berdasar atas demokrasi dan bersifat demokratis. Dan yang dipentingkan harus kepentingannya bagian terbesar dari Rakyat yang memperjuangkan Revolusi itu. Demokrasi tidak berarti hanya “formeel demokratie” dan “parlementaire-dmokratie” saja, akan tetapi demokrasi didalam Revolusi kita harus di cocokkan dengan keadaan dan kenyataan Revolusi, demokrasi-nasional yang kami ajukan harus sesuai dengan demokrasi yang bersifat progressif itu.
Saudara Ketua,
Mengapakah kami anjurkan demokrasi yang bersifat progressif itu? Karena banyaklah aliran-aliran didalam negeri-negeri dan antara Rakyat yang sedang memperjuangkan pergerakan akana tauerjuangkan Revolusi nasional, yang menamakan dirinya kekuatan nasional dan demokratis, akan tetapi pada hakikatnya menyimpang dari sifat nasional dan sifat demokrasi itu. Imperialisme yang mulai merosot itu dalam usahanya untuk membendung kekuatan-kekuatan yang menentangnya, menggunakan berupa-rupa alat. Kadang-kadang kelihatanlah, bahwa mereka memakai alat-alat yang menunjukkan dengan terang-terangan sifatnya yang anti-demokratis seperti terlihat di Vietnam, dimana tentara colonial Perancis engan terang-terangan hendak memaksa dengan kekerasan kepada Rakyat Vietnam supaya menyerah, seperti juga terlihat di Jepang, dimana suatu hak-demokratis, yaitu hak untuk mogok, ialah dicabut dan dilarang; seperti terlihat juga di negeri-negeri Imperialis yang makin lama makin menjadi militeristik dan bertindak sewenang-wenang. Akan tetapi kelihatanlah bahwa pada umumnya kekuatan imperialisme itu memakai cara yang seakan-akan demokratis atau yang berkedok demokratis.
Saudara Ketua,
Didalam masa ini kekuatan pergerakan kaum Buruh dan kekuatan pergerakan kebangsaan ditanah jajahan sudah menjadi sangat kuat. Terpaksalah imperialisme memberi konsesi, karena dengan jalan lain tidak bisa menghalang-halangi pergerakan itu. Akan tetapi konsesinya itu tidak diberikan sepenuh-penuhnya. Imperialis selalu mencoba membagi-bagi kekuatan-kekuatan nasional, memberi konsesi kepada satu pihak dan menindas pihak yang lain bersama-sama dengan pihak yang diberi konsesi itu. Imperialisme memberi sekedar Kemerdekaan, akan tetapi dalam hakekatnya pemerintah yang katanya Merdeka itu hanya pemerintah boneka saja. Imperialisme mengadu-domba extremeesten dengan moderaten, atau tuan-tanah besar Muslimin dengan kaum kapitalis besar Hindu, atau borjuis nasional dengan kaum Buruhnya, atau Aung San dengan Than Tu, atau bangsa Arab dengan bangsa Yahudi, atau memberi Kemerdekaan Politik dengan menindas hak perekonomian. Dan Imperialisme akan berhasil dalam usahanya membagi-bagi ini, selama ada kekuatan yang sanggup membantunya, selama ada bagian dari pergerakan nasional yang hanya melihat kepentingannya sendiri, yang hanya mencari kursi atau jabatan tinggi sebagai menteri, yang hanya mementingkan keuntungan sendiri, pendeknya yang bersifat egoistis dan reaksioner. Begitulah keadaan Negara-negara tetangga kita. Oleh karena itu program nasional yang betul-betul bersifat nasional tidak akan memisahkan golongan-golongan yang tak progressif itu.
Saudara Ketua,
Ada sifat yang melekat kepada Revolusi-Nasional kita. Selainnya bersifat demokratis-progressif, Revolusi kita berdasar atas perdamaian dan persahabatan dunia. Imperialisme ialah sekarang kekuatan yang mengancam perdamaian didunia, Imperialisme ialah yang sekarang mempersiapkan dirinya untuk mengadakan perang dunia yang ke III, supaya bisa melenyapkan saingannya Imperialis dan musuhnya yang terutama, ialah kekuatan Sosialis, pergerakan kaum Buruh dan pergerakan kebangsaan diseluruh dunia. Revolusi kita yang menetang Imperialisme itu pada hakikatnya adalah pergerakan yang mempertahankan perdamaian-dunia. Dan didalam hal ini kita harus insyaf, bahwa kita ada sebagian dari pergerakan yang universeel yang mempertahankan perdamaian didunia. Dan didalam hal ini kita harus insyaf bahwa kita ada sebagian dari pergerakan yang universeel yang mempertahankan perdamaian itu. Kita harus insyaf, bahwa kita mempunyai sahabat seluruh dunia, dan bahwa Kemenangan kita adalah Kemenangan mereka juga, dan Kemenangan mereka adalah Kemenangan kita juga.
Itu juga berarti bahwa kita harus selalu mencoba melalui jalan damai, dengan mempersiapkan pertahanan kita supaya bisa membela Kemerdekaan kalau diserang oleh Imperialisme. Itu juga berarti bahwa kita harus berhati-hati dengan segala Kemenangan kita yang tercapai “step by step”; bahwa kita mengetahui bentuk kekuatan kita sendiri akan tetapi juga mengetahui kekuatan kawan dan lawan kita sedunia; bahwa kita harus menggunakan segala pertentangan yang timbul dalam kalangan Imperialis sendiri, akan tetapi juga bahwa pada hakekatnya mereka itu toh bukan kawan kita; bahwa kita jangan putus-asa dan menghadapi jalan buntu dengan hanya melihat kekuatan Imperialisme saja, akan tetapi bahwa Kemenangan kita itu terutama terhitung dari kekuatan kita sendiri dan kedua dari kekuatan kawan-kawan kita diseluruh dunia. Kekuatan kita sedunia bersama-sama itu bisa dan mungkin dapat mencegah dan melembekkan Imperialisme dan menghindari perang dunia yang ke III.
Saudara Ketua,
PROGRAM PEMBELAAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL yang akan kami usulkan ini, kami bentuk dengan mempergunakan keadaan dan kenyataan didalam dan diluar negeri kita sebagai factor yang mempengaruhi perjalanan Revolusi kita. Apakah yang perlu bagi Revolusi kita? Bagaimanakah kita bisa mempergunakan keadaan dan segala kemungkinan itu untuk memperkuatkan pembelaan dan pembangunan Republik kita, yaitu untuk menyelesaikan Revolusi Nasional-Demokrasi yang pada waktu ini.
Saudara Ketua,
Terutama yang perlu untuk memperkuatkan dan menyelesaikan Revolusi sekarang ini ialah kekuatan nasional kita sendiri.
Bagaimanakah kita harus menyusun tenaga-tenaga nasional, dan terutama tenaga-tenaga Buruh dan Tani, yang merupakan kekuatan yang terutama di negeri kita? Bagaimanakah kita harus memperbaiki susunan dan organisasi Negara kita disegala lapangan? Saudara Maruto Darusman sudah mengeluarkan pemandangannya tentang kekurangan dalam organisasi kita dan nanti didalam program kami saudara bisa melihat bagaimana menurut pemandangan kami kita bisa menyusun kekuatan-kekuatan nasional itu.
Saudara Ketua,
Sekarang factor yang kedua yang mempengaruhi Revolusi kita dan bagaimana cara kita mempergunakan dan mengemudikan factor kedua ini, ialah factor internasional yang sebahagian menetapkan kedudukan internasional dari Negara Republik Indonesia.
Tentang hal ini harus kita kemukakan bahwa sesudah perang dunia yang ke II muncullah hanya tiga Negara besar, yang perhubungannya satu sama lain nenetapkan sifat di seluruh dunia ini. Buruk dan baiknya perhubungan mereka adalah menjadi ukuran dari perdamaian di dunia. Negara-negara besar itu ialah Inggris, Amerika dan Soviet-Unie.
Saudara Ketua,
Percekcokan antara Belanda dan kita buat bahagian besar tergantung dari sikap Amerika dan Inggris, akan tetapi sikap Amerika dan Inggris terhadap Belanda dan terhadap kita tergantung pula dari perhubungan dan perimbangan kekuatan antara Amerika, Inggris dan Soviet-Unie.
Amerika telah menjadi Negara Kapitalis yang terbesar di dunia. Negara Amerika tidak menderita sama sekali daripada peperangan, malahan kelihatanlah bahwa kaum kapitalis Amerika mendapat keuntungan yang besar selama peperangan, terutama nasib dari beberapa negeri yang berperangan melawan Fasisme, tergantung atas sokongan Amerika. Produksi Amerika bisa menjadi sangat tinggi, terutama produksi alat-alat perang, kelihatanlah bahwa produksi ini makin lama makin di konsentrir dalam satu pusat, sehingga ribuan perusahaan kecil-kecil bisa dibinasakan dan kaum finans capital mendapat kekuasaan yang sangat besar.
Akibat produksi secara besar-besaran itu, dan akibat kekuasaan kaum finans capital dalam alat Negara, sesudah peperangan kelihatanlah spanning yang sangat besar.
Pertama:
Didalam negeri antara kaum Imperialis dan kaum Buruh; karena Pemerintah Amerika tunduk pada tuntutan-tuntutan kaum finans-kapital dan monopolis untuk menindas kaum Buruh dengan lebih hebat, misalnya: aturan-aturan Pemerintah untuk mencegah pemogokan, aturan-aturan Pemerintah melenyapkan prijscontrole dan lain-lain aturan yang anti-demokratis dan terang-terangan Reaksioner.
Kedua:
Diluar-negeri, karena Amerika mencoba supaya memakai muka bumi diseluruh dunia sebagai daerah asset buat capital dan barang-barangnya, mereka mengetok-pintu disegala negeri didunia supaya terbuka buat kapitalnya yang berkuasa itu dan minta konsesi-konsesi. Didalam hal ini tentu Amerika mendapat tentangan dan rintangan dari negeri-negeri Soviet-Unie, New-Democraties, dan lain-lain negeri yang mempunyai perekonomian yang teratur menurut rencananya, sebagai akibat dari besarnya pengaruh kaum Buruh di negeri-negeri itu. Keduanya Amerika mendapat tentangan dari negeri-negeri Imperialis saingannya yang tidak mau melepaskan kedudukan istimewa didalam tanah-jajahannya. Buat menyelesaikan kedua perselisihan ini, Amerika terus-menerus mengadakan pangkalan disemua tempat-tempat didunia dan membesarkan armada-laut dan lebih-lebih angkatan-udara dengan atom bom sebagai senjata-istimewa. Amerika menyokong pergerakan Reaksioner dibeberapa negeri untuk mebendung timbulnya pergerakan Progressif dan Revolusioner. Dilapangan politik Kolonial Amerika memajukan bahwa dia setuju dengan Kemerdekaan politik dari Rakyat tanah-jajahan, asal saja jangan dipimpin oleh yang dinamakan “extremes-Revolusioner”, supaya dia mempunyai jalin-masuk yang leluasa. Di Indonesia misalnya, Amerika setuju dengan habisnya perselisihan Indonesia-Belanda secepat mungkin agar supaya selekas-lekasnya dia bisa masuk menjalankan politik-ekonominya.
Saudara Ketua,
Inggris sesudah perang dunia ke II menjadi sangat lebih lemah daripada dahulu. Didalam negeri kekuatan menentang Reaksi-Konservatief tidak bisa dicegah lagi, sehingga Labor Party mendapat Kemenangan yang sepenuh-penuhnya.
Hutangnya makin lama makin banyak, dan karena itu makin lama makin tergantung dari Amerika. hutang yang dipinjamkan dari Amerika menjadi beban yang sangat berat, karena terpaksalah dia memberi konsesi kepada Amerika maupun dilapangan politik, maupun dilapangan ekonomi. Salah suatu senjata yang dipakai Amerika ialah memaksa Inggris menuruti dia didalam politik Amerika yang Anti-Soviet.
Pada saat ini Inggris hanya menjadi Negara yang kekuatannya nomor tiga saja didunia. Karena Inggris mengembalikan kerugian ini dari tanah-jajahannya dari tanah orang lain, dengan itu Inggris mengalami.
  1. Perselisihan dengan negeri Imperialis lain seperti Perancis (kelihatan di Libanon) dan Amerika (di Lautan-Tengah, dimana Amerika hendak memonopolis Jepang dan pulau-pulau di Pasific, dan hendak memasuki negeri Tiongkok, India, Australia, dan di Lautan-Atlantik, karena pengaruh Amerika di Kanada) dan kaum Reaksioner terkanan dari Belanda oleh karena sikap Inggris terhadap Indonesia.
  2. Perselisihan dengan Soviet-Unie, karena tidak bisa memasuki lagi daerah-daerah yang dulu dibawah pengaruhnya, seperti di Balkan, dan karena pangkalan politik dan militer Inggris yang mengancam Soviet-Unie dari Yunani dan Turki.
  3. Perselisihan dengan tanah-jajahannya sendiri yang sekarang sedang bergerak secara Revolusioner oleh karena kekuatan pergerakan Tanah-Jajahan. Inggris mengadakan konsesi, akan tetapi seperti tersebut diatas mencoba mempertahankan kekuasaannya dengan berkompromi dengan satu-pihak dan menindas lain-pihak. Politik Kolonial baru dari Inggris ini terlihat di India, Birma, Malaya, tetapi juga di Mesir, Palestina dan Indonesia. Di Indonesia tidak hanya dicobanya mengadakan spanning antara kita dengan kita, akan tetapi juga antara kita dengan Belanda, sedang Inggris sendiri memakai rol “arbiter”.
Akibat politik Kolonial Inggris sekarang berarti bahwa Inggris menyetujui adanya Republik Indonesia yang tidak tergenggam oleh Belanda sendiri, akan tetapi jangan sampai dipimpin oleh gerakan Progressif-Revolusioner. Dalam usaha Inggris dan Amerika di Indonesia kelihatanlah perselisihan mereka, karena kedua-duanya hendak memakai suatu Republik Indonesia buat keuntungan mereka sendiri dan kelihatan bahwa kadang-kadang Inggris, kadang-kadang Amerika yang mendesak atau menyokong Belanda atau kita.
Selainnya Inggris dan Amerika, kelihatanlah bahwa juga Klas borjuis dari India, Filiphina dan Tiongkok, Australia, selainnya tentu saja Klas Buruh dan golongan Progressif-Demokrat di negeri-negeri itu kelihatanlah bahwa mereka mempunyai kepentingan dan keuntungan juga dengan adanya Republik Indonesia yang tidak dimonopolisir Belanda lagi. Karena keadaan internasional ini, Saudara Ketua, kedudukan Republik ada kuat, dan Naskah-Linggardjati dapat dan harus kita terima, karena Naskah kita memang cocok dengan keadaan diluar negeri juga, selainnya cocok dengan keadaan kesulitan didalam negeri. Kalau Naskah diterima, kedudukan kita akan tertentu dan kita bisa terus menyusun kekuatan kita.
Saudara Ketua,
 Dengan Penerimaan Naskah-Linggardjati itu sekarang, timbullah dua soal yang harus kita hadapi:
                    I.         Sampai kemana Belanda yang kekuatannya sendiri sudah menjadi lembek begitu bisa dapat bantuan dari Inggris dan Amerika didalam sikapnya mengisi Naskah itu dengan Pidato Jonkman dan Mosi Romme, sehingga tak bisa kita terima lagi?
                 II.         Naskah Linggardjati hanya bisa menguntungkan kita kalau Revolusi kita dipimpin golongan Nasional yang konsekwen Progressif dan Revolusioner, sehingga si Imperialis tidak ada kesempatan memakai Naskah itu buat menghindari kemajuan perjalanan kita. Akan tetapi sebaliknya, karena sebab-sebab tersebut diatas, kaum Imperialis tentu tidak bisa menyetujui adanya Pimpinan Progressif-Revolusioner itu.
Saudara Ketua,
 Memang kalau kita pandang kedudukan internasional dari Negara Republik Indonesia hanya dari sudut lingkungan Imperialisme di Pasific saja, sangat sukarlah menjawab kedua soal ini. Akan tetapi seperti saya terangkan tadi, sikap Inggris dan Amerika terhadap kita dan kekuatan mereka di Pasific tergantung dari perhubungan baik dan buruknya dari ketiga Negara yang terbesar. Kita harus memikirkan bahwa didunia dan juga didunia kapitalis kelihatanlah bahwa kekuatan Front Demokratis dan Anti-Kapitalis makin lama makin besar. Dan ini tentu melemahkan kedudukan kaum Imperialis dan juga sikap mereka terhadap kita. Kita harus pikirkan bahwa kekuatan Soviet-Unie dan Negara-negara demokratis baru adalah sangat besar pada waktu ini. Ini juga melemahkan kedudukan kaum Imperialis. Kita harus pikirkan bahwa di tanah-jajahan semuanya ada pergerakan Revolusioner dan boleh dikatakan sewaktu-waktu bisa melebarkan lapangan Revolusi. Oleh sebab-sebab ini kedudukan Imperialisme akan dipengaruhi sangat banyak dan memandang segala factor ini tetaplah pendirian kita walaupun raksasa-raksasa Imperialis tidak menyetujui bahwa Revolusi kita harus dipimpin secara Progressif-Revolusioner.
Saudara Ketua,
Program yang kami ajukan kami pandang menyukupi syarat Progressif, Demokratis dan Nasional dari Revolusi kita itu. Program ini untuk menyusun susunan dan organisasi masyarakat kita, memperkuat tenaga kita, sehingga tujuan Revolusi Nasional bisa tercapai. Sebab dalam hakikatnya, tercapainya tujuan kita tergantunglah dari kekuatan kita sendiri.
Saudara Ketua,
Kami ajukan program PEMBELAAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL ini kepada saudara. Kalau ada tempo kami minta izin supaya program itu dibacakannya, walaupun hanya didalam garis-garis besarnya. Dan selekas-lekasnya kami minta kepada segala golongan-golongan Nasional yang ikut serta dalam Revolusi kita supaya mempertimbangkan program kami sebagai bahan dan mungkin sebagai dasar perundingan supaya bersama-sama kita dapat mempercepat, membetulkan dan menyelesaikan perjalanan Revolusi kita. Inilah sumbangan Partai kami.
Merdeka!!!

******************************************************* 

PROGRAM PEMBELAAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL

    1.   Pemerintahan.
a.      Susunan dan Corak Pemerintahan (Kabinet)                      

1) Menyempurnakan susunan Pemerintahan terdiri dari wakil-wakil Partai dan golongan yang menerima dan sanggup menjalankan Program Pembelaan dan Pembangunan Nasional ini.
2)  Pemerintah tidak boleh terdiri dari orang-orang yang telah mengambil bagian dalam usaha merobohkan Negara Republik Indonesia.
3) Pemerintah bercorak Persatuan Nasional yang menuju akan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia diseluruh kepulauan Indonesia.
4) Pemerintah melanjutkan Revolusi Nasional yang Demokratis ke arah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Merdeka, Berdaulat, Bersatu, Adil dan Makmur seperti termaktub dalam Undang-Undang Dasar serta dijelaskan pula dalam Politiek Manifest tertanggal 1 November 1945.
5)   Pemerintah bertanggung-jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

b.   Dewan Perwakilan Rakyat.

1) Dewan Perwakilan Rakyat dipilih menurut rancangan yang sesuai dengan waktu peralihan sekarang.
2) Pemerintah menentukan waktu yang tertentu untuk mempersiapkan pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat.
3) Dewan Perwakilan Rakyat yang dipilih, secara itu berwajib, menyusun perubahan-perubahan O.O.D sebagaimana perlu mengingat keadaan.

c.   Negara Kesatuan.

1) Pemerintah berpegang-teguh kepada Azas-Azas Negara Kesatuan sebagaimana tercantum dalam O.O.D.
2) Pemerintah mengusahakan adanya hak-hak democratie bagi Rakyat Indonesia didaerah-daerah diluar de facto Republik, yaitu Kemerdekaan bersidang, berkumpul mengeluarkan fikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya.
3) Pemerintah sanggup untuk membantu Rakyat-Rakyat diluar de-facto Republik untuk mendirikan pemerintah daerahnya sendiri yang diakui syah oleh Rakyat itu masing-masing.
4) Pemerintah tidak mengakui peraturan-peraturan yang diambil oleh Pemerintah Belanda yang merobah kedudukan salah-satu daerah kepulauan Indonesia, jika peraturan-peraturan itu tidak disetujui oleh Pemerintah Republik Indonesia.

II. POLITIK LUAR-NEGERI.
        
I. Umum.
Pemerintah menjalankan:
a) Politik Luar Negeri yang bebas dari pengaruh Negara Asing mana-juapun serta berdasar atas azas-azas Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNO) yang mempertahankan perdamaian dunia dan cita-cita democratie.
b) Atas dasar tadi mengadakan perhubungan diplomatiek dan ekonomi atau lain-lain lapangan dengan Negara-negara yang menguntungkan perjuangan kita dan dengan Negara-negara Besar.
c) Diplomatie yang aktief serta menjauhkan segala sifat-sifat “geheime-diplomatie”.
d) Perhubungan yang chusus dengan negeri-negeri yang memperjuangkan Kemerdekaannya.
e)  Untuk duduknya N.R.I di UNO.
f) Usaha ikut dalam segala perundingan internasional yang langsung mengenai kedudukan N.R.I didunia dan terutama dilingkungan Lautan Pasific.

        II. Yang Mengenai Naskah Linggardjati.
a) Memperkuat mosi Dr. A. Halim yang telah diterima baik oleh sidang KNI Pusat pada tanggal 3 Maret 1947 terutama mengenai syarat-syarat termaktub sub. 2 no. 1, 2 dan 3.
b) Menyelenggarakan Naskah tersebut dengan berpegang-teguh pada azas-azas demokratie yang termaktub dalam kata Pendahuluan (Preambule).
c) Terutama menegakkan terselenggaranya Pasal 1, 15 dan 17 yang mengandung kedaulatan N.R.I keluar.
d) Memperbaharui wakil-wakil Indonesia dalam Panitya-Panitya Penyelenggara Naskah sesuai dengan program ini.
e) Mendesak supaya Tentara Belanda meninggalkan seluruh daerah kepulauan Indonesia mulai sekarang juga.
         
    III. PERTAHANAN.
a) Memperkuat Tentara kearah “Volksleger” (Tentara Rakyat) dengan:
            i.   Mendidik tentara menurut azas-azas demokratie supaya tentara dicintai oleh Rakyat dan menjauhkan diri dari sifat - sifat membenci bangsa-bangsa lain.
        ii. Menghilangkan sifat dan tingkah-laku koloniaal dan fasis dikalangan tentara.
             iii.   Memperbaiki dan memperbanyak pendidikan pengetahuan umum dan pemberantasan Buta-Huruf di kalangan tentara.
       iv. Memudahkan promosi dari pangkat-pangkat rendahan dengan tidak terutama mementingkan ijazah dan lamanya bekerja.
b) Tentara tidak boleh bertindak sendiri-sendiri, melainkan menjalankan politiek Pemerintah.
c) Mempererat perhubungan antara laskar dan Rakyat dengan mewajibkan tentara laskar bekerja untuk Rakyat diwaktu yang lapang (membantu panen, membantu pabrik, memperbaiki jalan, dan sebagainya).
d) Menjamin tentara dan laskar secukupnya dalam hal persenjataan dan lain-lain perlengkapan.
e)  Menghargai jasa pahlawan-pahlawan digaris depan dengan sepenuhnya sebagai berikut:
i. Mereka harus dicukupi dalam hal makan dan pakaian.
ii. Keluarga mereka harus dicukupi dalam hal jaminan dan keluarga pahlawan yang gugur mendapat jaminan-jaminan luar biasa.
iii. Merubah cara kerja BPKKP supaya langsung memberi manfaat bagi prajurit-prajurit.
f) Memberi hukuman yang patut kepada prajurit atau opsir yang terbukti:
i. Tidak memenuhi kewajibannya dalam pertahanan garis-depan.
ii. Melakukan korupsi.
iii. Dengan sengaja menganjurkan cara-cara fasis dan colonial dalam tentara.
g) Memperhebat latihan keprajuritan digaris-belakang sesuai dengan pengalaman digaris-depan dan di lain-lain negeri.
h) Menyelenggarakan pendidikan-pendidikan yang perlu digaris-depan dan didaerah-daerah pertempuran buat tentara, laskar dan pengungsi.
i) Menghilangkan anasir-anasir yang menyukarkan terlaksananya program ini.
        
       IV. PEMBERSIHAN.
a) Memperhebat tindakan-tindakan yang tegas terhadap orang-orang yang tersangkut dalam peristiwa Coup d’etat 3 Juli 1946.
b) Memberi hukuman yang tepat kepada orang-orang yang menjadi alat-spionase musuh dan orang-orang yang melakukan korupsi dan catutan.
c) Mengadakan hukuman mati untuk kesalahan yang paling berat.
d) Membentuk Pengadilan-Istimewa yang juga harus terdiri dari wakil-wakil Rakyat; pengadilan itu harus mengurus soal-soal pembersihan tadi dan memberi hukuman yang tepat; Pengadilan itu harus lepas dari Jaksa-Agung dan bertanggung-jawab langsung kepada Kehakiman dan Badan-Pekerja KNIP.
       
        V. SUSUNAN PAMONG-PRAJA, POLISI, KEMENTRIAN DAN JAWATAN.
a) Pamong-Praja yang terbukti tidak disukai Rakyat segera diganti dan system Pamong-Praja dibawa kearah system perwakilan (Collegiaal-bestuur).
b) Pemerintah merancangkan Peraturan-Pemerintah-Daerah yang memberi kesempatan luas bagi wakil-wakil Rakyat untuk mengambil bagian dalam pemerintahan itu.
c) Pembagian gaji dan promosi pegawai negeri jangan didasarkan kepada ijazah atau lamanya bekerja tetapi terutama kepada kecakapan dan inisiatief pegawai-pegawai.
d) Menghilangkan sifat-sifat birokrasi dan colonial dengan memajukan inisiatief dan memberi anugraha istimewa bagi pegawai yang ternyata bekerja giat dan berjasa bagi usaha jawatan atau kementrian.
        
        VI. KEMAKMURAN.
    A. Keluar.
a) Menjalankan perdagangan luar-negeri yang dikuasai dan dipimpin oleh Pemerintah.
b) Supaya perdagangan luar-negeri yang memajukan usaha industrialisasi dan produksi oleh Rakyat.
c) Supaya terutama mendatangkan barang-barang yang dibutuhkan.
B. Kedalam:
Menyelenggarakan peraturan-peraturan yang berdasar atas Pasal 33 Undang-Undang Dasar dengan mengingat bahwa segala pembangunan dilapangan ekonomie harus didasarkan kepada Cooperative-Productie dan pertahanan-Negara, dimana:
a) Memajukan pembentukan koperasi-koperasi dilapangan distribusi, produksi dan kredit, mulai dari keluarga-keluarga sampai keatas, dengan bantuan Pemerintah.
b) Memperbesar produksi dilapangan industrie dan pertanian dengan jalan:
i. Menganjurkan supaya Angkatan-Angkatan Muda dalam tiap-tiap jawatan dan perusahaan menjadi pelopor produksi, begitu pula barisan-barisan Pemuda Tani dilapangan pertanian.
ii. Mengatur kembali produksi di tiap-tiap lapangan dengan mengadakan rancangan yang tertentu bersama-sama dengan gerakan Buruh, Tani dan Pemuda.
iii. Memperbaiki tehnik-produksi pertanian menurut usul-usul BTI.
iv. Pemerintah memberi anugrah, premis dan lain-lain kepada Pekerja yang giat bekerja.
v. Selekas mungkin menjalankan peraturan Sosial yang meringankan nasib Buruh dan Tani.

c) Perusahaan pengangkutan listrik, gas, air, persenjataan, tambang-tambang, kehutanan, karet dan gula menjadi milik Negara dengan memberi kerugian secara biasa kepada yang mempunyai.

d) Perusahaan produksi dan distribusi bahan mentah, beras, pakaian harus dikuasai Negara.

e) Distribusi dari barang-barang makanan, pakaian dan lain-lain barang buat penghidupan sehari-hari harus ditangan Negara dengan mengingati:

  1.   Supaya jawatan distribusi yang sekarang dipimpin oleh Menteri Negara harus ada yang duduk wakil-wakil Rakyat dan badan-badang perjuangan.
  2.    Polisi Ekonomie dibentuk dari DPP supaya polisi itu dapat bergerak dengan cepat dan benar-benar dapat mengontrol distribusi serta harga barang dan mengambil tindakan yang cepat terhadap kaum catut-besar.
  3. f) Dalam menghadapi modal asing Pemerintah:
  1.  Membuat undang-undang yang mengatur perdagangan dan perusahaan dari warga-negara RI supaya tidak menjadi tunggangan modal asing.
  2.     Menguatkan gerakan Sekerja.
  3. VII. BAGI KAUM BURUH.
  4. A. Menuntut adanya undang-undang yang menjami hak Buruh untuk:
a) Berorganisasi.
b) Berkumpul dan bersidang.
c) Mengeluarkan fikiran secara lisan dan tulisan.
d) Berdemonstrasi.
e) Mogok.

B. Menjamin:

a) Mempercepat terlaksananya jam bekerja 40 jam seminggu, sedangkan yang dimaksudkan seminggu adalah 6 hari bekerja.
b) Minimum loon sesuai dengan harga barang, dengan tidak memperbedakan tenaga Buruh lelaki maupun perempuan.
c) Perbedaan gaji pegawai rendahan dan tinggi di Jawatan-Jawatan paling jauh adalah 1: 5 dan menetapkan tulage-tulage yang perlu untuk mengimbangi harga barang didaerah masing-masing.
d) Jaminan diwaktu Buruh menderita kecelakaan, sakit, invalid dan berusia-tua (ongavallen, ziekte, invaliditiet dan ouderdomsverzekering).
e) Kewajiban bekerja (arbeidsdicipline) yang termaktub dalam DPN harus segera dilaksanakan.
f) Membatasi Perburuhan kanak-kanak.
  1.    Menyokong program Sobsi yang mengenai hal-hal tersebut.
VIII. BAGI KAUM TANI.
Menyokong program BTI yang mengenai:
a) Agrarian.
b) Pajak.

IX. SOSIAL.
a) Merancangkan perumahan untuk mencukupi rumah, terutama dikampung-kampung, teristimewa bagi pengungsi.
b) Memperluas adanya pekerjaan dengan mengingat:
  1.   Keperluan-keperluan daerah yang kekurangan-kekurangan tenaga (Sumatera).
  2.     Program pembangunan pertahanan.
c) Membuka tanah-tanah yang hingga sekarang tidak ada atau kurang dikerjakan.
d) Memberi lapang pekerjaan bagi para pengungsi dan tunjangan bagi yang sudah jompo (tidak bisa bekerja lagi karena sudah tua).
      
X. KEUANGAN DAN POLITIK PAJAK.
a) Pajak negeri diherzien dan didasarkan kepada azas progressif.
b) Pajak-pajak bagi kaum Tani diringankan sebanyak mungkin.
c) Pajak atas modal harus diperheibat.
d) Indirecte-belastingen atas garam, dan lain-lain kebutuhan sehari-hari dihapuskan, pajak atas barang-barang kemewahan diperheibat.
e) Control yang keras atas pemasukan pajak negeri yang mengenai license dan bea-cukai.
f) Menghukum dengan keras badan yang tidak resmi yang menarik pajak dari penduduk.
g) Memperheibat usaha productie perusahaan pemerintah sebagai sumber penghasilan Negara.
       
XI. PENGAJARAN DAN KESEHATAN.
a) Memberantas terutama penyakit-penyakit umum seperti: pes, dysentrie, dan lain-lainnya dengan permufakatan dan bantuan organisasi-organisasi Rakyat.
b) Sebanyak mungkin mengembalikan dokter dari lain-lain lapangan kelapangan kesehatan.
c) Mengawasi import obat-obat yang harus didalam tangan Pemerintah dan menjual kepada umum dengan semurah-murahnya.
d) Memperheibat perhubungan dengan Palang Merah Internasional dan badan-badan social diluar-negeri yang sanggup membantu kita dengan obat-obat.
e) Mengutamakan pemberantasan buta-huruf.
f) Sebanyak mungkin mengembalikan guru-guru dari lain-lain lapangan kepengajaran dengan memberi gaji yang sepatutnya, terutama kepada guru-guru SR.
g) Kementrian Penerangan mengambil tindakan supaya memberantas anasir-anasir colonial dan anti-demokratis yang dimasukkan dari luar-negeri.
h) Kementrian Pengajaran dengan segera menyusun leerplan yang sesuai dengan jiwannya Undang-Undang Dasar.
i) Politiek pengajaran harus dipusatkan dan ditetapkan oleh Kementrian Pengajaran.
j) Mengadakan pendidikan dan pengajaran sementara untuk memenuhi kebutuhan pembangunan sekarang.
   
*********************************************************
               
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar