Selasa, 25 Januari 2015
Manuscript, Serat Suluk, tulis tangan,1881.
'Suluk' diartikan sebagai jalan spiritual menuju Allah,
juga mencakup keinginan untuk mengenal diri, memahami arti kehidupan,
mencari kebenaran sejati. Menjalankan dengan melakukan syariat lahiriah
sekaligus syariat batiniah.
Dibawah ini diunggah buku langka, sebuah manuskrip berjudul 'Serat Suluk',
seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini, dalam dua halaman
tertera judul buku ini (kanan) serta riwayat kepemilikannya dari th.
1881 sampai 1934, Sudah 20 tahunan buku langka ini dirawat 'rare book'. Sayang nama penulis dan kapan ditulis tidak ditemukan.
Diatas adalah gambar hardcover dari kulit lembu, dibawah gambar halaman 46 dan 47.
Diatas gambar dari hal. 38, tembang yang ke 11, pupuh 'Sinom', bunyinya :
"Sang Maha Pandhita ngandika, ana pawestri utami, tuwekal ngibadahira,
sinambi curaki ngelmi, ingkang den kaweruhi, niyat sunat lawan perlu
wajibe ing ngagesang, miwah sipate Hyang Widi, lawan Islam Tokit lan
Makripat".
Gambar atas dari hal. 105, tembang 31, pupuh 'Smaradana', bunyinya :
"Salat Luhur kang winarni, marmane patang rekangat, duk sira dinadeake,
tangan suku karo pisan, den ta salat Ngasar, papat rekangate iku
kadadening serira nira".
Gambar atas dari hal. 109, tembang 32, pupuh 'Gambuh', "Yen wus paningalmu, jroning cipta ing ngalam laut, pesthi ana wangsit ting hyang prayogi . . . dst"
Diatas gambar terawang kertas yang digunakan.
Dibawah ini gambar 4 halaman akhir yang ditempel dengan potongan majalah atau surat kabar, berisi 'Suluk Manikmaya'
Sebuah manuskrip langka, buku langka 167 halaman, hardcover dari kulit di embos corak hias Jawa, ditulis tangan menggunakan aksara Jawa, dalam bentuk tembang Jawa jenis 'macapat'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar